page 4

327 24 0
                                    


"Kamu tahu rasanya di butuhkan saat dia sedang kesepian saja?"

☀☀☀

Berbeda dengan Allea yang sedang ketiban sial di jalanan. Sudah kesiangan, ketinggalan bus, sekarang apa. Dia harus berurusan dengan mahluk tak kasat mata di depannya.

"Heh kenapa lo diem?" sentak si laki-laki tadi. Allea mengerjap-ngerjapkan matanya terkejut. Lalu dia menatap laki-laki yang memakai helm antik itu dengan mata takut.

"Sorry tadi gue beneran gak liat lo lewat" ucap Allea menunduk lagi. Laki-laki itu melipat kedua tangannya di dada.

"Kalo ngomong itu tatap orangnya bukan malah nunduk!" ketusnya. Allea mendongak lagi menatap raut kesal laki-laki itu.

"Pokoknya lo harus ganti rugi sama kerusakan motor antik gue!" ujarnya sembari menunjuk motornya yang sudah tidak sehat lagi itu. Allea menautkan kedua alisnya tak percaya.

"Lho gue kan gak salah apa-apa, kenapa lo minta tanggung jawab sama gue?" tukas Allea mendelik tidak suka kearah laki-laki di depannya.

"Gak salah lo bilang?" laki-laki itu tersenyum sinis. "Terus ini salah siapa lagi, gue gitu? Jelas-jelas ini semua salah lo yang tiba-tiba muncul di tengah jalan kayak gembel, terus ngerusak motor gue segala lagi" jelas laki-laki itu panjang lebar. Allea mendengus sebal mendengar semua penuturan sekarep laki-laki itu.

"gak mau! gue gak mau tanggung jawab, orang ini salah lo sendiri gak bisa bawa motor yang bener" keukeuh Allea. "Lagian lo juga kenapa tiba-tiba muncul si hah? Perasaan waktu gue mau nyebrang gue gakbliat ada lo sama motor butut lo ini" sambung Allea dengan watadosnya. Laki-laki itu mempertajam tatapannya. Allea semakin salting sendiri.

"Tanggung jawab atau gue-"

"Apa?" potong Allea cepat. "Dasar mahkluk tak kasat mata, sendirinya yang tiba-tiba nongol" lanjut Allea dengan santainya.

"Gue kasihin lo sama ikan hiu peliaran gue" lanjut laki-laki itu. Allea tertawa meremehkan  Membuat laki-laki itu menatapnya heran.

"Anceman kayak apaan tuh, gak ngaruh sama gue" ujar Allea sembari menggibaskan rambut coklatnya.

"Oh mau yang lebih dari itu yah?" tanya Laki-laki tersebut. Allea menyunggingkan senyum sinisnya.

"Gue tunggu apaan?" tantang Allea. Laki-laki itu tersenyum miring, tangannya yang di saku mulai diangkat dan dia masukan ke saku seragamnya. Allea terus menunggu apa yang akan di lakukan laki-laki tak kasat mata itu.

"Nih" tunjuk laki-laki itu. Mata Allea melebar sempurna melihat sebuah benda kenyal berwarna hijau yang menggeliat-liat di tangan laki-laki itu. "Gimana hah?" tanyanya saat melihat wajah kaget Allea.

"Ap-apan si lo, buang sana jijik tau" titah Allea berusaha bersikap tenang namun menjaga jarak dari laki-laki itu. Laki-laki itu tersenyum sumringah melihat wajah ketakutan gadis di depannya.

"Kenapa ini enak, kenyel" ujarnya sambik tangannya memencet ulat hijau itu. Allea merasakan buku kuduknya meremang. Ia dia akui dia memang merasa takut terhadap heawan bertubuh lunak seperti ulat, cicak, dan seterusnya yang bertubuh lunak.

"Ih cowok aneh" ucap Allea sambil menggoreskan telunjuk di jidatnya. Laki-laki itu tertawa jahat.

"Takut bilang aja" ucapnya sambil mendekatkan ulat itu kearah Allea. Jelas Allea langsung menjerit dan menepis tangan besar itu.

Depresi BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang