page 6

282 19 0
                                    


"Dia lagi, kenapa dia selalu muncul dimana-mana"

☀☀☀

Sesuai janji Nadinta dan Casy yang akan menonton drakor bersama di rumah Nadinta pun terjadi. Namun sayang mereka hanya bisa menonton drama berdua karna ratu penuh khayalan itu alias Allea sedang les seni musik.

Kini mereka tengah duduk di kursi penumpang di salah satu taksi. Nadinta tengah sibuk memainkan ponselnya, begitupun Casy yang tampak memejamkan matanya. Tiba-tiba saat di pertengahan jalan taksi mereka berhenti melaju dan itu membuat Nadinta semakin kebingungan.

"Kenapa pak?"

"Neng kayaknya bannya bocor deh, biar saya cek dulu" ujar si sopir lalu turun dan memeriksa semua banya. Emang tadi Nadinta sendiri mendengar suara ledakan kecil. Marna penasaran, gadis itu ikut turun dari mobil. Meninggalkan Casy yang masih tertidur pulas.

"Gimana pak?"

"Beneran bocor neng" jawab Sopkr tersebut sambil mengusap keringatnya di dahinya. Nadinta hanya mengangguk paham.

"Kalo gitu saya berhenti disini aja yah pak, berapa semuanya?"

"60. 000 aja neng, enengkan belum jauh naiknya" ujar Sopir tersebut. Nadinya tersenyum dan mengambil uang di saku bajunya. "Nih pak, makasih yah" ucap Nadinta. Sopir itu mengangguk sambil tersenyum.

Kemudian Nadinta berjalan kearah Casy dan membangunkan gadis pelor itu. "Cas bangun ayo kita cari taksi lain" ajak Nadinta. Casy tampak menggeliat kecil sebelum akhirnya terbangun.

"Paan si ngantuk nih gue" oceh Casy karna tidurnya di ganggu. Nadinta memutar bola matanya malas.

"Pulang ayo"

"Emang udah sampai, perasaan baru tadi" timpal Casy seraya bangun dan keluar dari mobil.

"Kita cari taksi lain, taksi ini bannya bocor" ujar Nadinta. Casy hanya mengangguk dengan muka mengantuknya. Kemudian mereka berjalan beriringan di trotoar sambil mencari taksi lewat.

"Duh pegel nih gue" ujar Casy. Nadinta juga mengangguk setuju. Dia memang kelelahan sekarang.

Namun tiba-tiba saja ada seseorang yang menabrak mereka dari belakang. Nadinta dan Casy refleks terpekik kaget saat orang itu menerobos di tengah-tengah mereka.

"Woy sante donk!" ketus Nadinta menatap orang di depannya. Namun seketika mata Nadinta melebar saat melihat orang itu berbalik dan segera melayangkan tatapan tajamnya. Casy sendiri sedang masih menggerutu pelan tidak tahu saja bagaiman ekspresi Nadinta saat ini.

Dia lagi ?

"Cas ayo kita lari!" ajak Nadinta bergetar. Casy menatapnya bingung.

"Kenapa lari si?" tanya Casy. Mata Nadinta tetap lurus kedepan beradu dengan mata elang itu. Casy ikut menoleh kedepan dan tersentak saat melihat orang gila yang tengah menatap mereka tajam.

"Oh my god" guman Casy pelan sambil tangannya meremas tangan Nadinta. Casy lupa jika sahabatnya ini memiliki phobia terhadap orang gila. Apalai orang gila maceman kayak gini.

"Din lo gak papahkan?" tanya Casy pelan. Jujur Casy juga sempat merinding melihat tatapan orang gila itu. Bagaiman tidak merinding tatapan itu begitu tajam dan seolah berkata milikku.

"Cas ayo lari" ujar Nadinta lagi. Casy mengangguk.

"Oke hitungan ketiga kita lari yah" Nadinta mengangguk. "Satu...dua..." orang gila itu masih menatapnya. "Tiga lari!!!" pekik Casy lalu berlari. Nadinta melakukan hal yang sama namun sial tangannya nalah di cekal orang gila itu membuat dirinya tertinggal oleh Casy.

Depresi BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang