page 9

264 18 0
                                    


"Kamu dan dia itu sama-sama gak sadar udah sakitin aku lebih dari dua kali"

☀☀☀

tiga hari kemudian....

Bel istirahat pertama baru saja berbunyi nyaring. Namun tidak ada tanda-tanda yang akan keluar dari murid kelas XI IPA 3. termasuk Dinar dan Regar yang tampak asik di kursinya sendiri. Tumben bukan.

Begitupun Nadinta dengan dua sahabatnya yanh tampak bermalas-malasan di atas mejanya. Casy membenamkan wajahnya di atas lipatan tangannya di meja. Allea sendiri meluriskan kakinya kebangku sebelahnya yang kosong. Sedangkan Nadinta menumpu wajahnya dengan dua tangannya. Pandanganya lurus kedepan.

"Cape gue kalo kayak gini terus" oceh Allea dari belakang. Nadinta mengangguk setuju, lalu membalik tubuhnya kearah Allea di belakangnya. Sedangkan Casy sudah tidak bergerak lagi hanya ada hembusan nafas yang teratur.

"Padahal baru tadi kita ulangan, eh setelah istirahat juga harus ulangan lagi" balas Nadinta. Allea menghembuskan nafasnya dengan kasar.

Dinar yang memang sedang merasa bosan dan malas untuk melakukan apapun bangkit dari kursinya dan berjalan kearah  Nadinta berada. Dia menepis kaki Allea sampai kaki itu terjatuh, setelah itu dia duduk di samping Allea tapi menghadap kearah Nadinta.

Regar yang melihat Dinar menghilang dari sampingnya pun ikut bergabung dengan Dinar. Dia duduk di kursi di samping Dinar yang di batasi oleh jarak satu meter.

"Kenapa kalian gak belajar Kan setelah ini ulangan kimia" tanya Dinar menatap Nadinta. Nadinta meringis sambil menggaruk rambutnya.

"Malas gue" jawab Nadinta. Dinar terkekeh pelan lalu menjulurkan tangannya untuk mengacak rambut Nadinta namun malah di tepis oleh Allea.

"Modus ae lo dugong" cibir Allea. Dinar mendelik kearahnya tapi Allea bodo-bodo amat.

"Gue bunuh loh jeon jungkook lo" ancam Dinar. Allea melotot lalu menjambak rambut Dinar keras. "Aduuhhh...sakit bego" ringis Dinar sambil berusaha melepaskan tangan Allea di rambutnya.

"Berani lo ngomong gitu lagi gue cekik lo sekarang juga!" ancam Allea. Nadinta hanya bisa tertawa melihat itu. Sudah tidak aneh lagi jika Allea dan Dinar sering cekcok. Allea yang egois dan Dinar yang keras kepala akan membuat mereka susah untuk di baikan. Sedangkan Casy sendiri dia lebih akrab dengan Regar ketimbang Dinar. Ntahlah intinya gadis bule itu akan selalu malu-malu jika di dekat Dinar. Berbeda dengan Allea yang tak segan-segan menjambak, cekik, bahkan menendang.

Mereka kenal sejak kelas sepuluh jadi tidak aneh jika Dinar dan teman-teman Nadinta akrab. Bahkan Regar pun ikut akrab dengan tiga gadis itu.

Drt drt drt

Tiba-tiba ponsel Dinar bergetar. Laki-laki yang masih memegangi rambutnya itu meraih ponselnya di saku seragamnya dan segera menempelkan ponselnya ke telinga.

"Halo kenapa ky?" tanya Dinar. Dinar manggut-manggut. Allea dan Nadinta yang kepo tak hentinya menatap Dinar yang tampak serius dengan ponselnya. "Lo kesini aja, lo tau kan kelas gue. Ntar gue kenalin deh sama seseorang" lanjut Dinar melirik Nadinta. Setelah itu panggilan pun terputus. Dinar kembali memasukan ponselnya kedalam saku.

"Siapa Din?" tanya Nadinta. Regar juga nampaknya penasaran dia sampai-sampai mematikan ponselnya dan ikut menatap Dinar penasaran.

"Sepupu gue mau kesini" Mereka Manggut-manggut mengerti. Tak lama datang seorang laki-laki jangkung yang berdiri di depan pintu. Dinar yang melihat itu segera menyuruh laki-laki itu masuk.

Depresi BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang