page 5

312 21 0
                                    


"Ijinkan aku mencoba untuk mencintaimu, karna bagiku mencintaimu itu sangat sempurna"

☀☀☀

Siangnya Nadinta dan dua temannya tengah duduk di kantin. Bel istirahat baru saja berbunyi tapi tiga gadis ini sudah berada di kantin. Mereka sedang memakan bakso masing-masing dan minumnya es teh tawar.

"Lea kok bisa sih lo hampir ketabrak tuh cowok" tanya Nadinta sambil memasukan satu suap bakso ke dalam mulutnya. Allea yang sedang mengunyah otomatis menoleh kedepannya. Wajahnya langsung berubah masam mengingat kejadian konyol itu.

"Tau,  tuh cowok kayak setan tau. Tiba-tiba nongol" jawab Allea sebal sendiri. Casy tampak mendengarkan sambil menyerot es tehnya.

"Hahaha mungkin dia emang hantu beneran kali" ujar Casy tertawa receh. Nadinta ikut tertawa sedangkan Allea hanya mengedikan bahunya acuh.

"Iya kali" ujar Allea. Nadinta kembali tertawa. "Pokoknya awas aja kalo sampe ketemu dia lagi" ketus Allea kesal sendiri. Nadinta dan Casy hanya tersenyum simpul mendengar ocehan Allea.

"Eh kapan nih kita nonton drakornya?" tanya Nadinta. Allea dan Casy tampak berpikir sebelum akhirnya tersenyum.

"Gimana kalo hari ini aja, pasti seru tuh" usul Casy menatap teman-temannya penuh binar. Nadinta dan Allea mengangguk dengan serempak.

"Oke deh, nanti gue batalin janji dulu" ujar Nadinta. Allea dan Casy tampak mengernyit kebingungan. Sedangkan Nadinta bersikap acuh tak acuh.

"Janji?" heran Allea menaikan sebelah alisnya, meskipun ikut tertarik keatas semua karna gadis itu tidak ahli.  Nadinta mengangguk dengan santainya sambil menyedot es tehnya.

"Lo ada janji sama siapa?" timpal Casy yang juga ikut penasaran. Nadinta  tidak langsung menjawab dikarenakan segumpal bakso masih ada di dalam mulutnya. Dia menelan terlebih dahulu baksonya setelah itu baru menjawabnya.

"Dinar" ucap Nadinta. Mereka langsung ber-oh dengan ria. Tidak jeran sih jikq itu dengan Dinar. Mereka semua tahu Dinar memang menyukai Nadinta sejak mereka menhikuti emos sekolah. Setelah itu mereka kembali melahap bakso yang tinggal tersisa di mangkuk mereka masing-masing. Lalu Kembali bercerita tentang hal-hal tak penting lainnya.

"Pada akhirnya akulah yang harus mengalah, meskipun itu tak pernah ternilai oleh mu"

☀☀☀

Dinar dengan santainya duduk  bersila diatas rooftof bersama dengan temannya, Regar. Mereka tengah bersantai disana sambil menikmati angin siang hari. Memang itu yang selalu mereka lakukan jika tidak memiliki pekerjaan. Meskipun Kadang mereka sering memalaki kelas X. Namun tidak dengan hari ini mereka lebih memilih berdiam di atas roftoof.

Regar tengah sibuk memainkan game di ponselnya, apalagi kalo bukan mobile legend. Sedangkan Dinar sendiri tengah nikmat nyebat satu batang rokok yang dia beli di warung luar.

"Gar, pernah gak sih lo jatuh cinta sama orang sampai sedalam ini?" tanya Dinar. Regar mempause game terlebih dahulu lalu menatap Dinar yang duduk di sampingnya.

"Gak pernah" jawab Regar kalem. "Emang gimana rasanya?" tanyanya. Dinar tersenyum tipis lalu membuat lingkaran dengan asap rokoknya.

"Gak enak, kemana-kemana selalu ngerasa rindu terus" jawab Dinar. Regar mengangguk mengerti. Dinar melirik Regar sekilas. "Emang lo gak mau gitu ngerasain apa itu cinta?" tanya Dinar.

Depresi BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang