"Aku lelah berjuang, tapi aku suka jika kamu lah alasan aku tetap berjuang" - Onky
HAPPY REANDING
Kini ketiga gadis itu tengah berdiri di depan ketiga pria berbeda tinggi itu. Wajah ketiga gadis itu kecut, sedangkan ketiga pria tadi tersenyum geli. Senang karna telah berhasil mengalahkan ketiga gadis sombong di depannya ini.
"Jadi siapa yang tadi teriak duluan?" tanya Dinar memulai. Jelas sekali wajahnya menunjukan kesenangan tersendiri.
"Dia!" jawab ketiganya serempak sembari saling tunjuk. Allea yang menunjuk Casy dan Casy yang menunjuk Nadinta, lalu Nadinta yang menunjuk Allea.
Kening Dinar bertaut bingung, Regar sudah tertawa saja di sampingnya. "Ngaku aja siapa yang duluan!" ucap Regar setelah tawanya reda.
"Nadinta!" cetus Allea membuat Nadinta melotot. Dia mencubit lengan Allea sebal. "Ish....sakit Din!" ringisnya terdengar sembari mengusap-ngusap kulit lengannya yang memerah.
"Bodo"
"Masih gak ada yang mau jujur juga nih, malah kalo kayak gini kalian jadi keliatan semakin lemah" ejek Dinar sembari bersidekap. Onky yang berdiri di sampingnya hanya memandang malas ketiganya sembari memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.
"Ish kita gak tau siapa yang teriak duluan!" kesal Allea sembari mempoutkan bibirnya kesal. Berharap ketiga laki-laki di depannya ini mengerti.
"Tau ih, maksa banget sih" sambung Nadinta tak jauh beda dengan Allea. Dinar terkekeh melihat wajah lucu gadisnya itu.
"Udahlah batalin aja rencananya!" itu Casy sembari mengibaskan tangannya tanda semuanya sudah berakhir.
"Eitz.. Gak semudah itu" ucap Regar. Ketiganya mengernyit bingung, pasti ada yang sedang mereka rencanakan. Pikir ketiganya.
"Ada hukumannya" lanjut Dinar dengan senyum iblisnya. Ketiganya mendengus dengan kasar. Tuh kan.
"Loh tapikan tadi kalian gak bilang kalo yang kalah harus dapat hukuman!" Protes Casy yang di angguki keduanya.
"Betul tuch, dasar curang!" sahut Allea. Dinar tersenyum ke arah Casy membuat gadis itu langsung terdiam beku.
"Sekarang ada Cas, gue lupa bilang aja tadi" ujar Dinar dengan senyumannya yang tak pernah luntur itu. "Dan kita gak curang, Allea marghareta" ucap Dinar selanjutnya. Allea hanya mencebikan bibirnya kesal.
"Enaknya di apain yah, Ky?" tanya Regar mencoba menakut-nakuti ketiganya. Onky mencoba berpikir sebentar sebelum akhirnya senyum khasnya keluar. Pirasat ketiganya memburuk.
"Hukuman yah, gimana kalo kalian harus ngikutin kemauan kita semua" usul Onky.
"Gue setuju"
"Gue juga"
Ketiganya melengguh pasrah. Percuma mau debat juga, pasti ujung-ujungnya kalah juga.
"Ya ya udah apaan cepet!" ucap Allea dengan wajah super duper masam.
"Jangan yang aneh-aneh yah!" ucap Nadinta yang merasa was-was sendiri. Apalagi saat melihat seringaian di wajah ketiganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Depresi Boy
Roman pour AdolescentsStory and cover by tantyTKR_ *** "dia yang memiliki senyumanmanis, yang mampumembuatku merasa candu akan dirinya. dia mampu membuatku merasa bahagia walaupun aku tau dia tak bisa aku miliki. apalah aku yang hanya seorang laki-laki gila yang bermimpi...