page 7

265 18 0
                                    


"Kamu membuat aku sakit hanya dengan melihat air mata kamu menetes"

☀☀☀

Casy terus berlari dia harus mencari bantuan sekarang, tapi pada siapa dia meminta bantuan sekarang. dia baru saja menyadari jika Nadinta tidak ada di belakangnya saat ini. kemungkinan orang gila itu lah yang membawa Nadinta. Saat sedang cemas-cemasnya dia melihat Dinar dan Regar yang sedang nogkrong dengan beberapa laki-laki lainnya. kebetulan yang membawa berkah. pikirnya.

Sebenarnya dia  sedikit malu untuk  menghampiri gerombolan para lelaki.itu. Tapi disisi. lain Nadinta sedang tidak aman sekarang, jadi dia hindari gengsinya dan segera menghampiri Mereka.

sedangkan Dinar dan Regar  nampak terkejut saat melihat Casy berlari kearah mereka dengan wajah cemasnya. Yang lainnya juga langsung bersiul melihat gadis bule di depannya. Casy menggigit bibir bawahnya menahan malu.

"Kenapa Cas?" tanya Regar saat melihat Casy hanya diam. Casy menatap Regar sekilas lalu menatap Dinar yang sedang merokok sambil menatapnya heran juga. Tanpa pikir panjang lagi Casy segera menghampiri Dinar dan menarik lengan Dinar membuat orang disana kebingungan.

"Kenapa?" tanya Dinar yang merasa bingung dengan sikap Casy hari ini. Casy menatapnya takut.

"Din, Nadinta" Casy menatap Dinar dengan wajah cemasnya.

"Kenapa dengan dia?" tanya Dinar  langsung saat nama gadis kesukaanya di sebut.

"Dia di culik orang gila, lo tau kan dia phobia orang gila" ujar Casy bergetar. Dinar langsung berdiri dan membuang puntung rokoknya sembarangan. Dinar menyentuh pundak Casy membuat gadis itu tersentak.

"Di culik orang gila?" kaget Dinar. Casy mengangguk. "Kok bisa sih?"

"Tadi tuh di jalan ada orang yang nabrak kita, pas kita liat ternyata itu orang gila terus Dinta ngajak lari pas kita lari Nadinta udah gak ada di belakang gue. pas gue kembali lagi ketempat tadi Dinta udah gak ada" jelas Casy sambil menitikan air matanya. Dinar mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Kayak gimana ciri-ciri orang gila itu?" tanya Dinar dengan suara penih emosinya.

"Dia masih muda kira-kira seumuran sama kita, terus rambutnya coklat, tingginya sama kayak lo lah" jawab Casy. Dinar mengangguk lalu segera menghidupkan motor ninjanya dan berlalu begitu saja. Casy menundukan wajahnya sambil menangis.

Tiba-tiba ada tangan yang menepuk bahunya pelan Casy mendongak dan mandapati Regar tengah tersenyum kearahnya. 

"Ayo pulang gue anterin, biar Dinta di cari sama Dinar aja" ucap Regar. Casy mengangguk dengan lemah. Setelah itu dua remaja itu pergi dari tempat itu. Semua laki-laki yang disana saling pandang heran.

"Gue mencium bau-bau cinta tak terbalas nih" ucap salah satu dari mereka.

"Sotoy lo jing"

☀☀☀

Nadinta semakin ketakutan saat dirinya di bawa kedalam sebuah gudang kosong. Dia mencoba jaga jarak dari orang gila tadi. Sedanglan orang gila tadi sudah tidak terlalu menatapnya tajam.

Sebenarnya dari tadi juga dia hanya menatap Nadinta biasa saja. Hanya saja mata dia yang terlihat tajam mungkin.

Nadinta menangus terisak sambil memeluk tubuhnya sendiri. Beginilah kalo phobianya kumat. Dia hanya akan menangis sesegukan sambil memeluk tubuhnya sendiri.

Depresi BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang