5. WMHS 158 dan 266

3.4K 586 93
                                    

Nana lengket di depan televisi dengan drama Koreanya. Enggan memandangku karena pantang baginya ketahuan menangis. Aku naik ke kamarku di lantai dua setelah mencomot sepotong bakwan udang dari meja makan. Skip dinner.

Kubawa dua buku harian dari Wynn ke kasur, alih-alih novel atau komik. Nomor 158 dan 266. Periode kelas 4 dan kelas 7. Memegang catatan pribadi mereka rasanya seperti berdiri di depan pintu gerbang, yang sekalinya masuk, kamu enggak bisa keluar lagi. Pintu gerbang menuju kehidupan orang lain. Yang katanya akan berpengaruh pada kehidupanku sendiri.

Baiklah. Pada tahap ini, aku enggak rugi apa pun. Aku skimming saja dulu.

Tulisan tangan mereka rapi. Dalam artian masih terbaca meski banyak coretan dan pita koreksi menutupi salah tulis. Catatan juga enggak semuanya berupa tulisan. Ada sketsa, ilustrasi, potongan koran, foto, tiket, dan aneka momento lainnya. Mereka menulis tidak hanya di tengah halaman dari kiri ke kanan. Kadang di tepian, dari kanan ke kiri, atas ke bawah, bawah ke atas, diagonal, melingkar, atau membentuk gambar. Word arts.

Tulisan tangan Wynn hurufnya tegak langsing enggak bersambung. Huruf Hya kecil-kecil miring ke kanan dengan buntut saling berkait. Jadi ingat tulisan tanganku sendiri yang hurufnya besar-besar, bentuknya enggak konsisten, dan berjarak lebar. Untunglah enggak ada cewek yang mengajakku menulis buku harian bareng. Kalau ya, aku bakal menghabiskan lebih banyak jatah halaman. Tapi bagus juga sih, mengingat cewek paling-paling cuma menuliskan hal-hal membosankan seperti aktor favorit, husbando, lagu yang bikin baper, cewek lain yang sombong hanya karena berprestasi, dan dua klasifikasi utama teman cowok; ganteng atau nyebelin ... ah, yang terakhir itu pasti aku.

Mari kita lihat kayak apa Hya. Kata Wynn, jangan berprasangka dulu. Hmm ....

Lima tahun lalu, saat mereka kelas 4 SD.

.

.

Senin, 27 September

Wynn,

Bukunya bagus banget. Aku paling suka waktu Venus mengalah enggak ikut audisi demi Jupiter. So sweet. Tapi sayang, akhirnya Jupiter kalah juga. Ih, aku sebel deh, Jupiter masih marah-marah ke Venus. Baru sadar setelah jari-jarinya cedera dan enggak bisa main piano lagi. Aku mau cari buku ketiganya. Aku sudah baca-baca review di Internet. Sepertinya Venus bakal ketemu saingan baru. Makasih sudah ngebolehin aku baca duluan. Oh ya, kamu sendiri audisi akhir pekan ini, kan? Aku boleh nonton? (Hya)

.

.

Buntut monyet! Spoiler girl. Nilai negatif dariku. Sahabat paling asyik memang yang suka baca buku yang sama denganmu. Tapi kalau membocorkan isi buku tanpa diminta ... menyebalkan. Masuk kardus saja cewek bocor begini. Unbelievable.

.

.

Selasa, 28 September

Hya, kamu spoiling lagi. Aku belum baca! Tapi bagus juga sih, aku jadi enggak penasaran sekarang. Tadi latihan salah melulu karena pengin cepat beres dan baca buku. Sampai Master Chen kasih aku tambahan waktu latihan besok. Ya, audisi Minggu pukul 10.00. Kamu harus nonton. Sekalian minta izin pulang telat saja. Mama kemarin tanya kenapa kamu jarang main ke rumah sekarang. (Wynn)

.

.

Keningku berkerut. Wynn ini terlalu positif atau jelmaan malaikat? Tapi gara-gara itu aku terus membaca. Penasaran. Menjelang akhir buku, aku bisa mengambil kesimpulan sementara.

Hyacintha Sheridani: spoiler akut, dekat dengan Mama Wynn, suka makanan pedas, takut jarum suntik dan dokter gigi, sebangku dengan anak yang berisik dan suka mencontek, tapi terus berusaha mencari sisi positifnya (pasti kebawa Wynn), suka membaca, menggambar, musik, dan warna biru.

Write Me His Story (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang