27. Please, Stay ....(a)

4K 881 168
                                    

Di rumah sakit, Wynn yang nyaris tidak sadarkan diri segera ditangani. Seorang dokter meminta aku menjelaskan apa yang terjadi. Setelah itu, aku dimintanya keluar. Aku menolak. Wynn ingin aku menemaninya. Bang Enver menggaet lenganku. Ia harus mengeluarkan tenaga karena aku berkeras tetap di ruangan. Baru saat kulihat Bunda Sarah memanggilku sambil menangis, aku rela keluar.

Keluarga Wynn hadir lengkap, ditambah Dad dan Nana, serta Bang Tagor yang berdiri di belakang, dengan wajah berat digelayuti penyesalan. Bunda Sarah menghambur untuk memelukku, menumpahkan air mata di dadaku. Perasaanku campur aduk. Ingat Mum, yang rasa pelukannya sudah memudar sengotot apa pun aku mencoba mengenangnya. Mama Olive, yang tidak pernah menyentuhku sama sekali. Dan Nana, yang baru akhir-akhir ini dekat lagi.

Aku merengkuh tubuh Bunda Sarah erat. "Wynn kuat, Bunda. Wynn akan pulih lagi, aku tahu, karena dia tidak punya pilihan kecuali sembuh dan memenuhi janjinya padaku."

Bunda Sarah memegang kedua pipiku dan menghapus air mata yang mengalir tanpa kurasakan. Lalu ia bersama suaminya mengajak Nana dan Dad ke ruang duduk. Bang Ryan dan Bang Tagor mengikuti. Aku sendiri ingin tetap di dekat Wynn. Menunggu kabarnya dari Bang Enver atau dokter lainnya. Lagipula aku harus menelpon Hya. Tapi dua kali panggilanku tidak diangkat. Pukul 01.55. Hya pasti sudah tidur. Kutinggalkan pesan singkat saja akhirnya.

Mendadak kakiku terasa goyah. Baru kusadari, emosi telah menguras juga tenagaku. Aku merosot duduk di lantai. Dingin dan keras. Tapi itu hal sepele dibandingkan sahabatku bergulat dengan demon di dalam sana. Kupejamkan mata untuk berdoa. Mencoba semua doa yang pernah kupelajari dari berbagai agama. Lalu tertegun sendiri. Rasanya seperti mengetuk semua pintu, dan sebelum dibukakan, aku sudah beranjak pergi, beralih ke pintu lain. Rasanya seperti mempermainkan yang punya rumah. Mungkin sudah saatnya aku memilih salah satu pintu saja. Masuk lebih jauh agar betah di dalamnya. Tapi jangan ikut-ikutan, harus yakin, kata Wynn. Aku menarik napas dalam-dalam.

"Eh, Wynter, kenapa duduk di situ?" suara Bang Enver membuatku terlompat. "Maafkan Wynn, sudah mengganggu kalian malam-malam. Ini kelalaian kami. Sama sekali enggak menduga Wynn bakal kabur di saat kambuh."

"Wynn seperti bukan dirinya ...."

Bang Enver mengangguk. Matanya yang sembap jadi bukti, ia telah berperan lebih sebagai kakak ketimbang dokter jaga. Wajahnya adalah wajah Wynn kelak di usia 26 tahun. Dan dadaku seperti ditusuk membayangkan itu. Aku buru-buru menunduk.

"Itu akibat tekanan tumor pada cerebrum, bagian terluar otak. Suasana hati, perilaku, dan kepribadiannya jadi berubah-ubah. Tapi Wynn merespons pengobatan dengan baik. Sekarang sudah tidur tenang. Sebentar lagi dia akan dipindahkan ke kamar perawatan. Kamu boleh menungguinya di sana. Tapi sebaiknya kamu pulang. Besok sekolah, kan?"

Sekolah? Apa itu? Rasanya asing dan berjarak ribuan tahun cahaya. Oke, lebay. Tapi siapa yang bernafsu sekolah dalam situasi seperti ini? Bang Enver mengangguk maklum, lalu pergi menemui orangtuanya.

Pukul 2.15, Wynn dipindahkan ke ruang rawat inap VIP. Bang Enver berhasil meyakinkan semua orang, kecuali aku, untuk pulang saja. Aku sudah berjanji menemani Wynn. Itulah yang kulakukan, meski kondisi Wynn stabil dan ada Bang Enver yang jaga sambil bertugas di UGD.

Sebelum pulang, Nana memandangku, aku mengembangkan tangan, dan ia memelukku lama dan erat. Setelah Nana melepaskanku, Dad maju. Untuk beberapa saat, kami hanya bertatapan tidak nyaman. Aku siap membangkang kalau Dad menyuruhku pulang. Mungkin karena itu Dad tampak kesal. Lalu secara tak terduga, ia mengeluarkan dompet. Memberiku sesuatu yang jauh lebih berharga daripada uang. Kartu nama Collin J. Brennan. Aku terbelalak. Apa yang mengubah pendirian Dad? Amukan Wynn?

"Kalau kamu memutuskan untuk menghubungi Collin, patuhi kata-katanya. Itu untuk kebaikan ibumu dan kamu sendiri," kata Dad tajam. Kemudian berlalu menyusul Nana.

Write Me His Story (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang