"sebenarnya... kakak yang telah mendaftarkanmu ke sekolah sihir." ucap Dean.
"sudah kuduga, kalau bukan dia siapa lagi?" fikir Stella.
"sihir mu harus dilatih lebih dalam lagi. Kau harus bisa menguasai kedua elemen milikmu, jika tidak ma-"
"maka sihir itu akan menguasai diriku. Aku sudah lelah mendengarnya berulang kali." ucap Stella memotong penjelasan Dean.
Dean hanya tersenyum simpul "karena itu kakak ingin kau bersekolah disana, juga..."
"juga?" tanya Stella penuh selidik.
"bukan apa apa. Ngomong ngomong kenapa tadi kau dikamar kakak hmm?" tanya Dean mengalihkan pembicaraan.
"mencari petunjuk. sekolah sihir itu dimana kak?" tanya Stella.
"tentu saja di dunia sihir. Tidak mungkin di dunia manusia." gerutu Dean, setengah bercanda.
"caranya kesana?" tanya Stella lagi.
Dean yang capek dengan banyak pertanyaan menjitak kening Stella.
"kau ini banyak tanya, dikereta sihir nanti kau akan tahu. Sekarang lebih baik kau berlatih, jangan buang buang waktu dengan pertanyaanmu itu. Itu semua nanti akan terjawab saat sudah sampai disana." ucap Dean panjang lebar. Tidak biasanya adiknya terus bertanya seperti ini. Biasanya Stella hanya akan cuek dan tidak peduli.
Stella meringis memegang keningnya. Ia mendengus kesal lalu berjalan keluar kamar. Dan pergi berlatih lagi.
.
.
.
.Stella merebahkan tubuhnya di atas kasur Queen size miliknya. Dia terus memikirkan tentang sekolah sihir yang akan ia masuki.
"sekolah sihir ya." gumam Stella sambil menutup matanya dengan lengan tangannya.
"semoga mereka tidak takut dengan kekuatanku juga.."
"mungkin aku akan mendapatkan teman"fikir Stella tersenyum membayangkan teman teman yang akan selalu berada disisinya saat ia sedih ataupun bahagia.
Ia kemudian menampar pipinya sendiri. "kau bodoh Stella!! Siapa yang mau berteman denganmu saat mereka tahu siapa dirimu yang sebenarnya." gumamnya lagi
Daripada stress memikirkan hal itu ia putuskan untuk membuka handphonenya dan mengetik sesuatu lagi disana sebelum akhirnya tertidur karena lelah.
.
.
.
.Sudah satu minggu berlalu sejak Stella mendapat surat dari sekolah sihir dan melatih sihinya juga dibantu oleh Dean.
Saat ini Stella sedang mengemasi barang barangnya. Ia menaruh pakaian dan lainnya di dalam kardus. Sedangkan makanan dan handphonenya ia simpan di tas ransel kecil miliknya.
selesai mengemas. Stella mengucapkan mantra pengecil barang. Semua kardus dan barang bawaannya mengecil lalu ia memasukkannya kedalam tas ransel. Dean mengatakan bahwa perjalanan dari dunia manusia ke dunia sihir membutuhkan waktu yang lama.
mantra pengecil barang hampir mirip dengan ramuan penyusut hanya saja mantra pengecil mengecilkan barang barang yang memiliki ukuran tertentu, mantra ini tidak bisa digunakan pada benda yang terlalu besar ataupun makhluk hidup berbeda dengan ramuan penyusut semua benda bahkan makhluk hidup pun bisa berubah menjadi kecil.
Selesai berkemas Stella pun bergegas mandi, ia memakai seragam dan jubah sekolah yang sudah disediakan.
Lalu Stella turun kebawah ia melihat Dean sudah berada di meja makan menunggu Stella untuk sarapan bersama.Stella pun berjalan ke meja makan lalu mereka makan bersama. Mereka berdua makan ditemani dengan sedikit candaan dari keduanya juga suara dentingan alat makan yang saling beradu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic Of Ice Princess
FantasiaKehidupan seorang gadis yang menderita karena kekuatan yang ia miliki. Gadis yang dingin dan cuek. Dia diberi julukan 'gadis es si pembawa bencana' Hati gadis itu sudah beku. Siapapun yang mendekatinya kulitnya akan menjadi sedingin es. Sampai suat...