Tempat itu sudah semakin berantakan, genangan air dan lumpur tercipta dimana mana. Dan sekarang Dean, Arka dan Rafael tengah mengelilingi orang yang pingsan akibat tersengat listrik yang dihantarkan oleh air.
"jadi kita apakan dia?" tanya Rafael.
Dean menatap Stough dari atas sampai bawah. Orang biasa pasti sudah mati jika terkena serangan listrik seperti itu.
"kita bawa dan masukan ke penjara bawah tanah sekolah, lalu melapor kepada kepala sekolah untuk mengatakan bahwa seluruh siswa di sekolah harus berhati hati saat berada diluar zona. Beritahu Chaya untuk menginterograsinya juga, mungkin kita bisa mendapat beberapa petunjuk tentang sesuatu." Dean menjelaskan
Rafael berdiri tegak sambil berkata "siap laksanakan" dengan posisi hormat seperti pemimpin upacara.
Deg
"kalian, pegang tanganku." ucap Dean.
Rafael tidak menolak sama sekali dia menggengam tangan Dean dengan santainya sambil membawa Stough dibelakang punggungnya.
Arka sedikit ragu tapi dia tetap mengikuti apa yang seniornya itu perintah.
Dengan tiba tiba sekarang mereka berada di depan sebuah pintu putih yang sangat tidak asing di MSA.
Itu adalah ruang kesehatan, tempat siswa siswa yang terluka untuk diobati, Dean dengan cepat dan tanpa ragu menerobos masuk kedalam.
Nampak disana ada Stella, Pricillia, dan Faza. Stella dan Pricillia tengah duduk di satu kasur sedangkan Faza berdiri menyilangkan tangannya sambil menyender pada dinding.
Tapi ada satu orang lagi, dia adalah seorang wanita yang bertugas disini. Jubah putih dan kacamata yang tersemat diwajahnya menandakan bahwa dia adalah orang yang berwibawa dan tangguh.
Sekarang ia tengah serius dan fokus untuk menyembuhkan luka luka memar di sekujur tubuh Pricillia.
Wanita itu bahkan tidak memperdulikan kedatangan Kelompok Dean. Itu karena dirinya yang berkonsentrasi penuh. Menyadari ada kedatangan orang lain, mereka bertiga pun menoleh mendapati Dean, Arka, dan Rafael dengan sesuatu yang ia gendong dibelakangnya.
Faza sontak berdiri tegak menatap penuh hormat kepada Dean dan Rafael, mau bagaimanapun mereka adalah Senior, orang orang yang tingkatannya lebih tinggi dan sudah melewati banyak ujian untuk tetap bisa bertahan di Sekolah ini.
"senior!!" ucap Faza dan Pricillia bersamaan.
Stella merasa aneh melihat tingkah laku Faza. Dia beranggapan Pricillia pasti akan melakukan apa yang diperbuat Faza jika dia (Pricillia) tidak sedang dalam kondisi untuk disembuhkan.
"kita tidak sedang dalam acara formal, bersikaplah biasa saja." ucap Dean.
Beberapa saat kemudian, wanita itu pun selesai mengobati Pricillia nampak bahwa luka memar itu sudah hilang dan tak berbekas lagi.
"oh, Dean kenapa kau kemari? Apa kau juga terluka?! kalau begitu sini sensei obati~" nada suaranya sangat tidak cocok jika dibandingkan dengan usianya sekarang.
"tidak sensei aku hanya datang melihat keadaan." ucap Dean.
"begitu ya, kau membuatku sedih Dean~" ucap wanita itu sambil mengeluarkan air mata palsu, dia lalu beranjak dari duduknya dan hendak pergi tapi saat didepan pintu.
"tenang, dia sudah baik baik saja jangan terlalu mengkhawatirkannya ya!" setelah mengedipkan sebelah matanya dia pun menutup pintu dan pergi darisana.
Entah apa maksud dari perkataan sensei itu, yang jelas hanya Dean yang mengerti apa yang sensei itu ucapkan dan Dean sedang berusaha untuk hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic Of Ice Princess
FantasiKehidupan seorang gadis yang menderita karena kekuatan yang ia miliki. Gadis yang dingin dan cuek. Dia diberi julukan 'gadis es si pembawa bencana' Hati gadis itu sudah beku. Siapapun yang mendekatinya kulitnya akan menjadi sedingin es. Sampai suat...