"kita harus cepat membunuh monster itu sebelum ia membawa Stella" ucap Erina tidak sabar
Arka mengangguk mantap, ia melihat ke arah guru dan kakak seniornya yang mulai kehabisan tenaga.
"pertama kau buat monster itu sibuk la-
"monster itu sudah dibuat sibuk oleh Faza"
"o oh benar juga"
"huft"
"kalau begitu-
.
.
.
.Faza terus menyerang menggunakan api yang terus keluar dari tongkatnya seperti air yang terus mengalir api itu terus membakar sang monster, sayang serangan itu tidak mempan terhadap sang monster.
Sang monster yang merasa ada lalat pengganggu langsung mengangkatkan sulur sulur besar dan mengarahkannya kepada Faza, Faza yang tau hal itu melompat dan memijak sulur besar itu dan lompat lebih tinggi.
Ia akan menggunakan jurus andalannya. Ia pun membuat bola api kecil dan melemparkannya ke arah monster.
Selang beberapa detik terjadi ledakan besar, angin kencang menerpa debu dan pasir yang mengharuskan orang dibawahnya untuk menutup mata dan memasang kekkainya lagi.
Faza yang mulai kehabisan energi sihir menyipit untuk melihat apa yang akan terjadi kepada sang monster yang sudah melukai teman berharganya.
"sial!!"
Tubuh monster itu masih utuh hanya saja ia kehilangan sulur sulur miliknya yang terbakar dan hangus menjadi debu.
Monster itu sangat marah ia menatap kearah Faza yang berada di langit tengah bersiap siap untuk jatuh.
Monster itu mengumpulkan sihir didepan tubuhnya, mengeluarkan cahaya hitam, membentuk bola kecil yang lama kelamaan semakin membesar.
Monster itu melepaskan sihirnya seperti laser, berwarna hitam dan mengarahkannya ke arah Faza.
Faza merasa kepalanya sangat sakit pandangannya pun menjadi kabur, perlahan kesadarannya mulai menghilang. Sebelum menutup mata ia melihat Cahaya hitam melesatkan kearahnya.
Ledakan besar terjadi di atas sana.
Erina ingin mengikatkan monster kayu itu menggunakan pasir dan tanah disekitarnya, tetapi konsentrasi Erina buyar saat mendengar suara ledakan, sontak ia melihat ke atas.
Erina membulatkan matanya, cairan bening mulai keluar perlahan dari matanya, ia menunduk dalam diam.
Arka melihat lebih teliti saat ia menangkap sesuatu yang bergerak dan berputar.
Ia tersenyum tipis lalu memegang bahu Erina, saat Erina melihat Arka yang menatap senang ke atas, Erina pun kembali melihat ke langit.
Betapa senangnya ia saat melihat seseorang membawa Faza yang pingsan dan tubuhnya masih utuh turun kebawah menggunakan angin puyuh.
Chaya turun dari angin puyuh dan menyerahkan Faza ke Erina. Erina memegang tangan Faza memeriksa denyut nadinya. Tanpa sadar air mata bahagia keluar dari matanya saat menyadari temannya itu masih hidup.
"ia pingsan karena kehabisan energi sihir, bukan karena terkena serangan" ucap Chaya menjelaskan.
Dean pun menghilangkan angin puyuhnya dan menatap datar ke arah Faza.
Rafael?
Dia sedang bermain main dengan sang monster kayu, sejak ia dilempar dari ketinggian 2 Km oleh Chaya karena tidak mau bangun dari tidur nyenyaknya padahal bahaya sudah ada didepan mata mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic Of Ice Princess
FantasiaKehidupan seorang gadis yang menderita karena kekuatan yang ia miliki. Gadis yang dingin dan cuek. Dia diberi julukan 'gadis es si pembawa bencana' Hati gadis itu sudah beku. Siapapun yang mendekatinya kulitnya akan menjadi sedingin es. Sampai suat...