Episode 24: Ramalan Kuno

4.7K 284 9
                                    

Stella pov

Akhirnya kami bisa keluar dari sekolah, Pricillia mengatakan bahwa kita akan ke kota Eltsen yang berada tidak jauh dari MSA.

Sehingga kami hanya berjalan kaki untuk kesana, sejauh mata memandang hanya ada pohon pohon disini, sedikit juga cahaya matahari yang masuk dikarenakan lebatnya daun daun.

Kami pun sampai di kota dan memutuskan untuk berpencar agar terlihat tidak mencurigakan.

Tentu saja tidak hanya kami yang pergi ke kota ini orang orang dikelas ataupun para senior pasti ada yang datang kesini.

Aku berjalan sambil menikmati suasana kota Eltsen yang begitu ramai, mungkin sedang ada festival karena disetiap bangunan didirikan hiasan berwarna warni.

Semua makanan yang ada terlihat sangat enak tapi saat ini aku tidak boleh tergoda, harus tetap fokus cari petunjuk.

Stella pov end

.
.
.
.

Dean pov

Aku kadang heran dengan sifat adikku yang satu itu.

Dia biasanya tidak mau merepotkan diri melakukan hal hal yang tidak penting atau tidak berguna untuk dirinya.

Dia hanya akan melakukannya jika hal itu menguntungkan dirinya.

Dia selalu cuek dan tidak peduli dengan keadaan disekitarnya, dia terlalu sibuk dengan dunianya sendiri.

Tapi kemarin malam dengan santainya dia meminta uang untuk pergi bersama temannya katanya.

Aku senang, karena akhirnya dia punya teman setelah begitu lamanya tapi yang aku takutkan dia berbohong.

yasudahlah mau dia berbohong atau tidak sangat jarang dia meminta sesuatu padaku, sesekali mengabulkannya tidak masalah kan?

Kurasa alasan utamanya dia meminta karena dia tidak punya mata uang di dunia sihir ini dan akan sangat memalukan jika dia tidak memiliki uang.

Kurasa begitu.

"hei, Dean lihat ini!!"

Anak yang satu ini bertindak seenaknya saja, kita disini itu sedang mengerjakan misi dari kepala sekolah!! dan dia malah sibuk membeli makanan disetiap toko yang ia temui.

Memang, karena hari ini sedang ada festival, kota jadi lebih ramai dari biasanya

Bruukk....

Seseorang baru saja menabrakku, saat aku berbalik orang itu sudah lenyap entah kenapa dia terlihat tidak asing.

Dan saat aku menghadap kembali kedepan, Rafael malah menyumpat mulutku dengan kue.

"sesekali kau harus bersantai, jangan terlalu sibuk dengan misi itu kita bisa mengerjakannya kapan pun, sekarang lebih baik kau nikmati festival yang tidak akan datang dua kali ini." ucapnya

Ah, aku benar benar lupa bahkan saat hari libur pun aku masih cari cari alasan untuk menyibukkan diri sampai akhirnya jarang untuk bersenang senang seperti ini.

"aku lebih suka yang coklat!"

Dean pov end

.
.
.
.

Stella berjalan jalan untuk mencari toko buku yang memiliki sejarah lebih luas tentang kerajaan Flariez.

Sayangnya dari semua buku yang dia baca disetiap toko tidak ada yang mengulas petunjuk tentang 3 kunci.

Semuanya hanya berfokus pada 4 Elements.

Stella pun melangkahkan kakinya lebih jauh dan menemukan satu toko yang terlihat begitu usang dan berdebu.

The Magic Of Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang