Aku yang menyebutnya luka
Setelah sekian waktu berselang
Aku yang memanggil luka
Mengajaknya berdendang
Bahaknya menggema sampai ke tulang-tulangAku yang bernama luka
Bermandi darah segar
Memancar ke penjuru ragaku
Meretakkan ulu hatiku
Namun aku mesti tetap tertawa, tetap peduli, tetap tersenyum penuh kedustaanAku yang bernama luka
Hurupnya selalu mengeluarkan lahar merah kesakitan
Setiap irisanya membuatku meringis tak tertahanDidalam lukaku yang tak terlawan
Aku lupa membedakan yang mana isak yang mana sesak
Aku terus memamerkan betapa kayanya lukaku sekarang
Yang dengan lahap luka luka kutelan penuh kesombonganJadi mengerti kau sekarang?!
Mengapa aku tak mengenal nama lain, penawar yang lebih ampuh menyembuhkan yang sepedih ia, sesakit iaSebab,
Telah berpuluh waktu aku berteman baik dengannya
Sangat akrap sampai kami tak bisa dipisahkan
Luka yang mencampakkan
Dan,
Telah berpuluh luka telah kumakan...sendirian!Sab- 20 mei 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatang hati
PoetryKasidah rindu Sekumpulan rasa yang berkembang menjadi rindu buat someone yang tak berawal tak berakhir disepanjang zaman Penantian tak berpangkal tak berujung dirasa yang tidak akan mengubah rindu sebaik impian, Dilalui.. walau tak mudah untuk sepa...