Nang,
di sini bumi diguyur hujan yang menghunjam
Separuh purnama yang tertelan ditimbun awan hitamAngin malam ricuh beterbangan menyelinap
Kehilangan gandengan
Serupa purnama ditinggal bintang ingatan melodi rindu yang menggoncangDisini Nang,
Kukatup semua ruang dan tirai
Tak secelahpun angin datang menggelandang
Sebab angin malam serupa ritme nyanyian yang menusuk tulang membuyarkan kenanganDengarlah Nang,
Lantunannya yang menyenyakkan kerinduan
Dengarkan,
Aku ada didalam tiap genderang yang menginginkan ingatanmu pulangBerkisah luka yang merimbun menutupi bulan
Hingga malam bosan
Sampai syair itu hilang dari pendengaranIkutlah Nang,
Ikutlah terbang dengan iring-iringan kasidah malam
dalam rindu yang mulai meremang
Menggelepar secambuk kering, merotan bilur-bilur kepiluanNang
Biarkan kalamku terserak-serak tanpa harapan
Tak kuasa menyongsong surya pagi dengan napas setengah badanBiarkan kasidah rindu terus bertalu sampai telinga kita tersumbat beku, sampai tak sanggup lagi mendengarkan
Sampai bisu menutup matakuBiarkan ia terus bersembunyi dibalik gelap malam
Bagiku lantunan yang tinggal sepenggal sangatlah riskan tuk dienyahkan
Biarlah jadi selimut malam-malam yang menakutkanUsah menyesal, usah bertengkar perihal rindu yang belum usai
Usah perkarakan lagi biduk yang tak kan pernah sampai
Curilah diam-diam bila rindu sudah tak tertahankanSebab rindu sekarang diambang kesenjaan
Cahayanya tak lagi seterang rembulan
Sebab rindu tak kuat menunggu, tak sekuat duluSebab rindu semakin renta tak punya hak menanyakan
Hendak kemana akan dihempaskanAtau tunggu saja Tuhan mengabulkan atas doa yang belum tertuntaskan
Atau bawalah dengung rindu ini agar tidak lagi mengurai keraguanDengarlah Nang, sekali ini
Dentuman rindu mengoyak jantung fajar meregang nanar
Biru-biru melebam.....lukaku diantaranyaPadahal aku ingin mabuk hilang kesadaran
Tersuguk sempoyongan bersulang kola kenangan sampai pagi menjelangSampai rindu-rindu masbuk
Sampai rupamu benar-benar raib dan yang cuma ku dengar derit-derit angin yang menyamarkanDan bila esok embun pagi datang
Kan kita dapati rindu sekarat berkaparan
Terbujur tanpa lenguh penyesalanEntahlah, jika ini yang kau tanyakan untuk siapa lagi selainmu
Kasidah rindu ini didendangkanAku hanya tapakur pada perang hujan yang selalu meributkan, pada gerimis yang rintiknya tak pernah menyatukan
#Nang=kenangan
Sab- Plg, 18 mei 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatang hati
PuisiKasidah rindu Sekumpulan rasa yang berkembang menjadi rindu buat someone yang tak berawal tak berakhir disepanjang zaman Penantian tak berpangkal tak berujung dirasa yang tidak akan mengubah rindu sebaik impian, Dilalui.. walau tak mudah untuk sepa...