Chapter 8 : My Brother

1.9K 94 0
                                    

Di suatu senja yang tenang. Ayah dan Bunda sedang tengah berbincang-bincang. "Yah, kapan si Aa pulang kerumah. Udah lama dia gak pulang" tanya Bunda pada Ayah. "Mungkin dia masih sibuk. Biasa lah Dosen muda. Mungkin juga dia lagi cari calon menantu buat kita" jawab Ayah sekenanya. "Bisa jadi ya, Yah" timpal Bunda dengan tertawa.

Aa adalah sebutan kakak laki-laki untuk di daerah Jawa Barat. Sebenarnya namanya bukan Aa melainkan Muhhammad Hafidz. Sesuai namanya kakakku yang satu ini alhamdulillah telah benar-benar menjadi seorang hafiz. Sebenarnya kakakku ini memiliki wajah yang tampan, pekerjaan yang mapan, tapi sayang dia tidak memiliki pacar maupun calon istri.

Sekarang aku berfikir sepertinya enak juga jadi dosen dan rindu dengan suasana fakultas tempatku menuntut ilmu. Aku ingin melanjutkan pendidikanku. Rasanya ingin memiliki gelar S2. Tapi lamunan itu buyar saat telepon rumah berbunyi. Azkiya pun turu. ke lantai bawah untuk mengangkatnya.

"Assalamualaikum" salam seseorang dari seberang sana. "Waalaikumsallam, dengan siapa ini?" tanyaku pada seseorang di sebelah sana. "Ya ampun Az, masa gak kenal" tanyanya. "Eh.. A Hafidz. Ya ampun maaf. O iya ada apa? tumben telepon mau ngomong sama Bunda atau sama Ayah? Aa kapan pulang ?" tanya Azkiya. "Bisa kali satu-satu nanyanya" kesal Hafidz. "Iya maaf atuh A, gitu aja ngambek" bujuk Azkiya. "Hih! Siapa yang ngambek. Aa mau ngomong sama Bunda sama Ayah" jelas Hafidz. "Ya udah bentar ya!".

Azkiya pun memberitahu kepada Ayah dan Bunda bahwa kakaknya ingin berbicara dengan mereka. Sesaat setelah itu akhirnya Bunda berbicara dengan Hafidz. Akhirnya percakapan itu pun selesai.

" Ngomong apa aja sama A Hafidz Bun?" tanya Azkiya. "Besok Aa kamu mau pulang katanya mau cuti dulu seminggu" jawab Bunda. "O.. Dikira tadi mau ngomong sama Ayah sama Bunda kalau A Hafidz mau nikah" ejek Azkiya. "Kamu mah bisa aja" jawab Bunda.

Pagi pun datang menjelang. Azkiya bersiap bergegas untuk mengajar. Tapi motornya entah kenapa tidak bisa menyala. Ayah pun memeriksa motornya. Dan Ayah memanggil montir untuk datang ke rumah. Akhirnya Azkiya harus naik ojek ke sekolah.

"Tumben Az, telat?" tanya Fatwa. "Motor aku gak bisa nyala jadi pake ojek deh" jawab Azkiya. "Eh.. Kenapa yang mau nikah masih pada di sekolah" ledek Azkiya. "Ah kamu suka gitu" jawab Fatwa dengan tersipu. Dan hari itu Fatwa tengah membagikan undangan kepada para guru di sekolah.

Jam pulang sekolah berbunyi. Azkiya masih bingung harus pulang bagaimana. Dilihatnya Fatwa dibonceng oleh Raehan. Andai, saja aku juga seperti itu, pikirnya. Tak lama, sebuah mobil berwarna putih melintas di hadapannya dan membunyikan klakson ke arahnya. Dibukanya kaca jendela itu dan ternyata itu adalah kakaknya. Yaitu Hafidz.

Azkiya pun naik ke mobil tersebut dan berbincang hangat dengan kakaknya yang sudah lama tidak bertemu.

🌹 update lagi di hari ini. Mudah-mudahan makin banyak yang minat ya. Terimakasih buat yang udah Baca🌹

Azkiya Nur AlvianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang