Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
Tak lama kemudian, sebuah mobil warna putih berhenti di hadapan mereka. Dan seseorang turun dari mobil tersebut. Azkiya melihat seseorang yang turun dari mobil tersebut ternyata dia adalah..."Loh Ikhsan?" Kaget Azkiya. "Eh, Azki" jawab Ikhsan yang sama terkejutnya. Ya, dia adalah Ikhsan Pratama Alatas, teman masa kecilnya dulu. "Tunggu Om Ikhsan kenal sama Bu Azki?" Tanya Aina bingung. "Iya princess, dia temen Om" jawab Ikhsan dengan antusias. Aina yang mendengarnya hanya menganggukan kepalanya.
"Udah lama yah gak ketemu. Gimana kabarnya?" Tanya Ikhsan memecah kecanggungan. "Alhamdulillah baik seperti yang Ikhsan lihat sekarang. Iya udah lama banget malah, sejak kamu Kuliah dan aku juga kuliah kita jadi jarang ketemu. " Jelas Azkiya. Ikhsan hanya tersenyum mendengar pemaparan Azkiya, ada sesuatu yang terjadi di lubuk hatinya entah apa itu. Ia tersadar dari lamunannya, dan segera mengajak Aina pulang. "Aina pamit pulang dulu ya Bu Azki, makasih udah mau nungguin Aina tungguin Om Ikhsan" pamit Aina sembari mencium punggung tangan Azkiya.
Azkiya melambaikan tangan ke Aina dan di balas oleh Aina dan juga Ikhsan. Azkiya pun menaiki motornya, dan melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Alhamdulillah, Azkiya sampai ke rumah dengan selamat. "Assalamualaikum" ucap Azkiya saat memasuki rumah. "Waalaikumsallam" jawab Bunda dari arah dapur. Azkiya pun pergi ke dapur untuk bertemu Bunda dan mencium tangan Bunda. "Wah Bunda masak banyak, emangnya ada acara apa?" Tanya Azkiya. "Nikahin kamu" jawab Bunda asal-asalan. "Ih apaan sih Bunda" ucap Azkiya sambil cemberut.
Bunda hanya terkekeh pelan melihat anak bungsunya tersebut. "Nggak lah, ini loh Bunda masak sebanyak ini karena Aa kamu mau kesini" Bunda memberi penjelasan kepada Azkiya. "O, A Hafidz mau kesini? Sama Teh Aryani juga?" Tanya Azkiya. "Iya lah sama Aryani kan dia istrinya Azki" ucap Bunda. Azkiya pun pamit ke kamarnya untuk berganti pakaian. Setelah mengganti pakaian dinasnya, dia pun turun kebawah untuk membantu Bunda.
Tak berapa lama, terdengar salam dari luar. "Mungkin itu A Hafidz dan Teh Aryani" ucap Azkiya. "Ya udah sana buka pintunya" suruh Bunda. Azkiya pun pergi ke pintu depan, dan benar itu adalah Kakak dan Kakak iparnya. "Teh Aryani!!" Seru Azkiya saat melihat Aryani turun dari mobil. Azkiya pun lantas memeluk kakak iparnya itu, "Ya Allah Teh, Azki kangen banget sama Teteh, lama banget sih kesininya, Azki kan jadi gak ada temen" oceh Azkiya. "Iya, Teteh juga kangen kok sama Adik kesayangan Teteh yang satu ini" balas Aryani.
"O.. jadi kangennya sama Tetehnya aja nih? Sama Aa nya nggak?" Serobot Hafidz yang sedari tadi tak dianggap oleh adiknya itu. "Ya kangen juga dong sama Aa ku yang ganteng ini" goda Azkiya, Hafidz hanya tersenyum melihat tingkah adiknya itu. "Ayo masuk" ajak Hafidz. Didalam rumah Hafidz dan Aryani di sambut oleh Bunda.
Petang pun datang, semilirnya angin membelai wajahnya Azkiya yang tengah menikmati senja di atas balkon rumah. "Mikirin apa Az?" Tanya seseorang dengan lembut, dilihatnya kebelakang ternyata malaikat tak bersayapnya yang datang. "Eh Bunda, ngagetin aja. Gak lagi mikirin apa-apa kok Bun, Bun kenal sama Ikhsan kan? Tanya Azki. "Ikhsan? Ikhsan yang mana?" Bunda balik nanya. "Itu loh yang anaknya Bu Dede" jelas Azki. "O, Ikhsan yang anaknya Bu Dede Nur'aeni?" Ingat Bunda. "Iya anak Bu Dede yang itu" ucap Azkiya.
"Memang ada apa dengan Ikhsan? Eh, bukannya Ikhsan itu kerja di rumah sakit di Bandung kan?" Tanya Bunda bertubi-tubi. "Nggak kok Bun, soalnya tadi ketemu aja. Bentar, Bunda kok tahu Ikhsan kerja di rumah sakit?" Tanya Azkiya heran. "Lah kan Bunda sering ke rumah Bu Dede, mungkin Ikhsan lagi ambil cuti kali, makannya dia bisa pulang kesini" jelas Bunda. Azkiya hanya menganggukan kepalanya singkat. "Ya udah, jangan sering ngelamun ah. Nanti kesambet tau rasa kamu" goda Bunda sambil berlalu pergi.
Minggu yang ditunggu pun datang
Azkiya tengah bersiap-siap untuk pergi. Siang nanti ia akan pergi untuk bertemu dengan seseorang, siapa lagi kalo bukan Arsya si misterius.
Di cafe Azkiya menunggu Arsya. Tak lama, "assalamualaikum Az" salam dari seseorang. "Waalaikumsallam" Azkiya menoleh kearah kanan, dilihatnya ternyata, "loh Ikhsan? Ngapain disini?" Tanya Azkiya. "Biasa mau makan siang" ucap Ikhsan "kamu ngapain disini Az?" sambung Ikhsan. "Ini lagi nunggu orang sekalian liburan" ucap Azkiya santai. "Siapa nih yang di tunggu" ujar Ikhsan sambil duduk di kursi depan Azkiya. "Adaaaa aja" goda Azkiya. "Ih gitu ya sekarang, main rahasia-rahasiaan" ujar Ikhsan kesal.
"Eh bentar ya Az, aku angkat telepon dulu" ucap Ikhsan sambil berlalu menjauh dari tempat duduk Azkiya. "Az, aku pamit dulu ya" Ikhsan izin pamit. "Loh kok buru-buru, katanya mau makan siang dulu" ucap Azkiya. "Ada masalah di Rumah Sakit jadi aku harus buru-buru" jelasnya. "O, gitu" jawab Azkiya singkat. "Assalamualaikum Az" pamitnya. "Waalaikumsallam San, hati-hati ya" ujarnya. Ikhsan pun mengangguk sambil berlalu pergi.
🌹 Assalamualaikum semua, Alhamdulillah author bisa update lagi. Maaf sering update telat soalnya authornya super duper sibuk sekarang (sok sibuk kali). Jangan lupa Share and Vomment nya🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Azkiya Nur Alvian
RandomTak ada yang istimewa dari sebuah kisah monoton antara seorang gadis dan lelaki yang cukup klasik tentunya. Namun, cinta diam-diam yang dilakukan oleh gadis ini akankah berakhir seperti kisah Sayyidina Ali bin Abi Thalib dengan Sayyidah Fatimah Az-Z...