Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.***
Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap Kepada-Nya
(Imam Safi'i)Ice Cream yang telah di pesan pun datang,
"Silahkan menikmati" ucap pelayan tersebut."Terimakasih Bang" balas Azkiya ramah.
"Ayo makan!" Ucap Azkiya antusias.
Saat akan memakan ice creamnya, tiba-tiba...
"hey baca do'a dulu dong" ujar Ikhsan.
Azkiya hanya cengengesan, memang seperti itu jika sudah berhadapan dengan ice cream dia akan melupakan apapun.
"Malah nyengir, ayo do'a dulu. Meskipun makanannya sederhana dan terkesan gak berarti, tapi setan pasti ikut makan kalo kita gak baca do'a" jelas Ikhsan.
Azkiya menganggukkan kepalanya mantap. Setelah berdo'a mereka berdua pun menyantap makanan yang ada di hadapannya, mungkin dengan semangkuk ice cream vanilla bisa menahan rasa sedih Azkiya untuk beberapa jam kedepan.
"Alhamdulillah" ucap Azkiya setelah memakan Ice Creamnya.
Begitu juga dengan Ikhsan. "Nah, sekarang udah seneng kan, trus udah makan juga. Sekarang kita pulang yuk nanti kemaleman di jalan" ajak Ikhsan.
Azkiya menganggukkan kepalanya tanda setuju. Tak lama, ada dering panggilan dari ponselnya Azkiya, lantas Azkiya pun meminta izin kepada Ikhsan untuk mengangkat telepon.
"Assalamualaikum, Bunda. Ada apa yah kok tumben telpon?" Ucap Azkiya.
"Kamu dimana Az, udah sore loh ini" ucap Bunda dari seberang sana.
" Iya Bun, ini juga mau pulang" jelas Azkiya.
"Ya udah hati-hati, pulang sama siapa?" Tanya Bunda.
"Sama Ikhsan Bun, emangnya kenapa?" Tanya balik Azkiya.
"Nggak apa-apa, salam buat Ikhsan yah" ucap Bunda .
"Ya udah, Azki berangkat dulu yah Bun, Assalamualaikum".
"Waalaikumsallam" balas Bunda singkat.
"Kenapa? Bunda nanyain?" Tanya Ikhsan.
"Ih!!! Dari tadi nguping yah" usil Azkiya tak menggubris pertanyaan sebelumnya dari Ikhsan.
"Kamu yah kalo di tanya suka ngalihin pembicaraan" kesal Ikhsan.
"Iya, iya... Bunda tadi telepon suruh pulang cepet. Dan Bunda juga titip salam buat kamu" jelas Azkiya.
"Waalaikumsallam" jawab Ikhsan langsung.
"Ya udah, yuk berangkat" ajak Ikhsan.
Azkiya mengangguk dan mengikuti Ikhsan dari belakang yang sudah melenggang pergi keluar duluan.
Di mobil yang ada hanya keheningan, Azkiya dan Ikhsan berada dalam pikirannya masing-masing. Tak lama mereka pun sampai di rumah Azkiya. Lebih tepatnya rumah Orangtuanya Azkiya.
"Nah, sampai deh... Salam buat yang ada di rumah Az" ucap Ikhsan.
"Kamu gak mau mapir dulu?" Tanya Azkiya.
"Mungkin lain kali" ucap Ikhsan dengan senyuman manisnya.
"Ya udah Az, Assalamualaikum" salam Ikhsan dibalik kemudi.
"Waalaikumsallam" balas Azkiya sembari melambaikan tangan ke arah mobil Ikhsan yang mulai meninggalkan gerbang depan rumahnya.
Azkiya pun mengetuk pintu rumahnya.
"Assalamualaikum" salam Azkiya sembari membuka pintu.
"Waalaikumsallam" jawab Bunda yang sepertinya sedang di dapur.
Lalu Azkiya pun pergi ke dapur untuk melihat bidadari tak bersayapnya.
"Eh Bunda lagi apa Bun?" Tanya Azkiya.
"Lagi cuci sayuran buat masak, kamu tumben baru pulang, darimana aja?" Ujar Bunda.
"Itu Bun tadi pergi sama Lulu sama Ikhsan terus sama Pak Arsya" ucap Azkiya dengan senyuman.
"Arsya? Arsya siapa?" Tanya Bunda bingung.
"Itu loh Bun, dosen waktu di kampus, temennya A Hafidz" jawab Azkiya.
"Ya udah ya Bun, Aku ke kamar dulu" ucap Azkiya lesu.
Lantas Azkiya pun pergi dari dapur ke kamarnya.
'tumben Azkiya lesu kayak gitu' batin Bunda.
Setelah di kamar...
"Huh!!! Melelahkan sekali hari ini" rutuk Azkiya pelan.
"Lebih baik aku bersih-bersih badan dulu" ucapnya pada diri sendiri.
Setelah membersihkan badannya, Azkiya turun kebawah untuk membantu Bundanya menyiapkan makan malam, karena mungkin sebentar lagi Ayahnya pulang.
"Bunda!!! Aku bantuin yah" ucap Azkiya.
"Iya sini, coba kamu rasain sop ayam kalo kurang bumbunya kamu tinggal tambahin, sekalian kamu bikinin perkedel kentang katanya Ayahmu rindu masakan bikinan kamu" ucap Bunda panjang lebar.
"Siap boss, tenang aja" ujarnya sigap.
"O iya, Bunda ke kamar dulu mau siapin baju buat ganti Ayah"
"Okay, Bundaku sayang" ucap Azkiya maja sembari mengedipkan sebelah matanya,
Bunda hanya terkekeh pelan melihat kelakuan anak bungsunya itu.Azkiya pun mulai bergulat dengan bahan-bahan masakan dan alat masak di dapur. Tak perlu waktu lama masakan pun sudah jadi.
Bunda pun keluar dari kamar dan melihat masakan hasil Azkiya.
"Wah, harumnya wangi banget nih pasti Ayahmu suka" puji Bunda dengan hasil anak bungsunya itu.
"Siapa dulu dong, ini kan Chef Azkiya Nur Alvian" ujar Azkiya bangga.
"Dasar kamu narsis banget" ucap Bunda. Tak lama terdengar ketukan dari pintu luar.
"Nah itu pasti Ayah, biar Azki aja yang bukain pintunya" ucap Azkiya kepada Bunda.
Bunda pun menganggukan kepalanya.
"Selamat datang di rumah pacar Azki" ujar Azkiya girang.
Saat Azkiya membukakan pintu tak hanya Ayahnya saja yang berada di ambang pintu ada seseorang juga disana yang tak lain dan tak bukan ialah...
🌹 Assalamualaikum semua ... Apa kabar? Semoga selalu sehat yah, ada yang kangen gak Sama Bu guru Azkiya!!! Kok malah Author yang excited yah. Makin lama yang baca makin menipis, yang kasih vote juga. Tapi tak apa lah, ya memang pada awalnya juga hanya menyalurkan hobby karena suka nulis... Udah ah jangan curhat terus ya gak? And don't forget to press the star and leave a comment so the story is better 🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Azkiya Nur Alvian
RandomTak ada yang istimewa dari sebuah kisah monoton antara seorang gadis dan lelaki yang cukup klasik tentunya. Namun, cinta diam-diam yang dilakukan oleh gadis ini akankah berakhir seperti kisah Sayyidina Ali bin Abi Thalib dengan Sayyidah Fatimah Az-Z...