Chapter 21: Rencana Indah 1

1.2K 72 5
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

Setelah sampai ke rumah Azkiya langsung masuk ke kamarnya. Ia menangis, tak pernah ia mengeluarkan air matanya sesakit ini.

"Ya Allah cobaan apa ini, aku menyimpan semua rasa cintaku dan menutupinya, hamba kira kisah cinta hamba akan seperti Fatimah dan Ali berakhir dengan kebahagiaan" ucap Azkiya dengan lelehan air mata di pipinya.

Azkiya memang terlihat seperti orang tegar, tapi orang lain salah menilainya, dia adalah seorang wanita yang rapuh.

"Maafkan hamba Ya Allah yang telah memiliki rasa cinta yang berlebih terhadap makhluk mu" isaknya yang sejak tadi siang ia tahan.

Malangnya nasib Azkiya. Orang yang dicintainya ternyata mencintai temannya. Sungguh skenario tuhan yang indah.

Sudah satu jam lebih ia menangis, matanya sembab, hidungnya memerah, pipinya yang putih dipenuhi oleh jejak air matanya. Suara Adzan pun terdengar, Azkiya segera bergegas masuk ke kamar mandi untuk berwudhu. Ia sudah kehilangan seseorang, ia tak mau juga untuk kehilangan Tuhan-nya.

Setelah shalat Azkiya menengadahkan kedua tangannya, memohon kepada sang Ilahi. Selepas itu, Azkiya belum beranjak dari tempat ia melaksanakan shalat. Ia masih disana sembari melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Begitulah Azkiya, setiap dia merasa kacau dia selalu mendekati Tuhan-nya. Bukan malah meninggalkannya. Makannya dia selalu tegar menghadapi semua masalahnya.

Adzan Isya pun terdengar, Azkiya menutup Al-Qur'annya. Kembali Azkiya melaksanakan ibadahnya dan kembali ia memohon kepada sang pencipta. Entah apa yang ia harap 'kekuatan atau kesabaran atau yang lainnya'.

Waktu bergulir dengan lambat menurut Azkiya. Dia mengorbankan cutinya untuk mendengar jawaban yang tajam dari seorang Dosen.

"Ya Allah!!!" Azkiya menggeram menahan kekesalannya.

Azkiya mendengar bunyi dari ponselnya. Sebenarnya sudah dari tadi ia mendengarnya, hanya saja Azkiya mengacuhkannya.

Arsya
Assalamualaikum Az☺️

Azkiya
Waalaikumsallam Sya

Arsya
Makasih ya tadi udah mau dengerin ceritaku

Azkiya
Iya sama-sama Sya

Arsya
Tapi ya Az, setelah aku cerita sama kamu, kok aku punya perasaan yang aneh yah

Azkiya
Perasaan apa?

Arsya
Ciee kepo!!

Azkiya
....

Arsya
Loh Az, kamu kenapa? Kamu marah sama aku

Azkiya
Gak kok aku gak kenapa-kenapa.
Jadi kamu punya perasaan seperti apa sih Sya?

Arsya
Sudahlah abaikan, sepertinya kamu sedang tidak mood hari ini

Azkiya
Ya gitu deh Sya, maaf ya☺️
Jadi rencana besok untuk Ludya gimana?

Arsya
Besok ajak Ludya ke taman yah, trus udah gitu kamu bilang 'ada seseorang yang pengen ngomong sesuatu sama kamu'

Azkiya
Sial

Arsya
Hah? Kok sial?

Azkiya
Sorry Sya Typo😅 maksud aku siap

Arsya
O. Dikirain apa😅

Azkiya
Mau jam berapa Sya?

Arsya
Agak siang aja ya

Azkiya
Ok, Assalamualaikum Sya

Arsya
Waalaikumsallam

Itulah pesan singkat penutup chat antara Azkiya dan Arsya. Batinnya tersakiti, ia tak kuat dengan keadaan seperti ini.

'apa yang harus aku perbuat Ya Allah' batinnya mencelos.

Mungkin kalau Azkiya tidak beriman, mungkin Azkiya akan bunuh diri.
Lompat dari gedung tinggi mungkin, atau lompat ke jurang? Atau minum obat serangga?

"Astaghfirullah! Apa yang aku pikirkan, masa karena cowok aku mau mengakhiri hidupku" tegas Azkiya.

***

Mentari pun datang
Sinar sang surya menerobos ke jendela kamar gadis cantik
Gadis cantik itu tengah melamun
Entah apa yang ada dibenaknya saat ini
Gadis itu bergerak dari tempatnya
Pergi dari kamarnya
Menuju lantai bawah
Gadis itu melangkahkan kakinya
Pergi dari rumah
Untuk menjemput jodoh Arsya

Masih diambang pintu, tiba-tiba

Ikhsan
Assalamualaikum, Az

Azkiya
Waalaikumsallam, ada apa Sya?

Ikhsan
Sya? 😕

Azkiya
Astaghfirullah, San maksudnya, maaf
typo San (aduh kenapa mesti typo sih kan malu*batin Azkiya)

Ikhsan
O iya, kamu mau kemana? Ada acara gak? Ketemu yuk!

Azkiya
Sorry San, aku mau nganterin dulu jodoh orang

Ikhsan
Hah😱 jodoh orang?

Azkiya
Iya, gini loh.
Jadi dosen yg ngajar aku itu suka sama temen aku, katanya hari ini dia niatan mau ngomong. Jadi aku hari ini harus ngejemput dia, untuk ketemu sama dosenku.

Ikhsan
Gimana kalo aku jemput aja yah, kamu tunggu. Jangan dulu berangkat

Azkiya
Tapi San, jangan deh nanti ngerepotin

Ikhsan
Gak papa kok, tenang aja, lagi pula ini juga udah jalan

Azkiya
Astaghfirullah San kamu jangan mengemudi sambil main ponsel, Bahayaaaaa

Ikhsan
Ya udah tunggu ya Az

Ikhsan mun menutup chat-nya dengan Azkiya. Azkiya kembali membuka ponselnya untuk memberi pesan kepda Ludya untuk ketemuan. Ludya pun setuju dan segera ke rumah Azkiya. Azkiya yang tengah berada di teras rumah melihat kedatangan Ludya.

"Sini Lulu" ajak Azkiya. (*Panggilan Ludya itu Lulu ya)

Ludya hanya mengangguk sambil berjalan mendekati Azkiya.

"Az emang kita mau ngapain sih ke taman, tumben amat" tanya Ludya heran.

"Ada yang mau ngomong sama kamu, pasti kamu gak akan nyangka deh" ucap Azkiya riang.

Hebat sekali Azkiya menutupi rasa sakitnya, entah kenapa gadis cantik itu sangat kuat. Hanya ulasan senyum yang jelas terpatri di wajahnya itu

🌹 Assalamualaikum semua Alhamdulillah bisa update walau sedikit, mudah-mudahan jadi penawar rindu. Contohlah Azkiya tegar menghadapi cobaan. Maaf kalo banyak kekurangan. Jangan lupa Share and Vommentnya🌹

Azkiya Nur AlvianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang