Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.Kita memang tak pernah tahu siapa jodoh kita
Siapa yang akan selalu ada
Siapa yang akan menetap
Siapa yang akan pergi meninggalkan tanpa jejak
Semua sudah diatur oleh yang Mahakuasa
Pasrahkan semuanya kepadanya***
Ikhsan bingung bagaimana dia dapat menghibur Azkiya yang sejak tadi melihat kemesraan diantara Arsya dan Ludya. Setelah pembicaraan yang cukup panjang. Arsya dan Ludya segera menghampiri Azkiya dan Ikhsan.
Azkiya segera merubah ekspresi wajahnya yang kusut menjadi ceria kembali. Entah bagaimana gadis itu dengan hebatnya mengubah mimik wajahnya, bagai bunglon Azkiya bentindak menyesuaikan keadaan.
"Cieee, yang mau dinikahin sama pak dosen" goda Azkiya.
Ludya malu-malu, wajahnya langsung merona mendengar godaan Azkiya.
"Do'ain aja ya Az" ujar Arsya.
Azkiya mengangguk mantap. Ikhsan yang berada di sampingnya menatap iba ke arah Azkiya, yang pastinya sedang merasakan rasa sakit yang mendalam di lubuk hatinya. Malangnya nasib gadis itu
"Ya, udah kalo gitu aku pulang duluan ya" ucap Azkiya.
"Lho trus aku pulang sama siapa?" Tanya Ludya.
"Minta anterin dong, sama calon suami" ucap Azkiya dengan usil berniat menggoda Ludya kembali.
"Iya Lulu biar nanti Mas anterin kamu pulang" jelas Arsya, dan Ludya pun menganggukan kepalanya.
"Az, biar aku anterin pulang" pinta Ikhsan, Azkiya hanya tersenyum pertanda setuju atas tawaran Ikhsan. Azkiya dan Ikhsan pun pamit kepada Ludya dan Arsya.
Sesampainya di mobil, Ikhsan lantas menatap Azkiya dengan intens.
"San! Kamu ngapain sih ngeliatin aku kayak gitu?" Tanya Azkiya tak suka.
"Nggak, aku cuma aneh aja. Kok kamu bisa sih nutupin semuanya kayak gitu?" Tanya Ikhsan penasaran.
"Kali ini kamu puji aku atau mau ngatain aku? Kalau aku ini bermuka dua" ujar Azkiya.
"Yah dua-duanya sih" Ikhsan terus terang.
"Jadi beneran kamu nganggap aku itu bermuka dua?" Kesal Azkiya.
"Astaghfirullah, gak kayak gitu Az. Udah deh jangan dulu ngebahas itu. Mending kita tenangin dulu suasananya agar kita lebih enak ngobrolnya" ajak Ikhsan.
Azkiya menghela nafas panjang.
"Maaf ya San, aku iadi marah-marah sama kamu" ujar Azkiya meminta maaf.
"Gak apa-apa Az, aku udah tahu karakter kamu dari dulu" jawab Ikhsan dengan senyuman manis yang terpatri di wajahnya yang tampan itu.
Azkiya pun ikut tersenyum dengan penjelasan Ikhsan.
"Supaya kamu gak sedih, aku bakal ajak kamu ke tempat kesukaanmu" ajak Ikhsan.
"Kemana?" Tanya Azkiya bingung.
Tak mempedulikan pertanyaan Azkiya, Ikhsan malah menancapkan gasnya.
"Ikhsan kamu jangan macem-macem ya" Azkiya mulai curiga.
"Ya Allah, Az. Aku gak bakal ngapa-ngapain kamu, cuma aku mau ajak kamu ke suatu tempat agar kamu ngelupain kesedihan kamu. Percaya deh sama aku, kalau aku macem-macem sama kamu, aku bersumpah nanti aku kesamber gledek" jelas Ikhsan panjang kali lebar.
"Ih, kok serem yah kamu ngomong kayak gitu". Ikhsan hanya terkikik pelan melihat wajah cantik Azkiya.
Tak lama, Ikhsan pun memarkirkan mobilnya di salah satu cafe yang menjual berbagai macam ice cream. Azkiya bersemangat sekali karena dia sangat menyukai ice cream.
"Yuk masuk" ucap Ikhsan mempersilahkan, Azkiya pun melangkahkan kakinya kedalam cafe tersebut.
"Kamu cari tempat duduk aja dulu, mau di lantai atas juga gak papa" titah Ikhsan.
"Nanti aja deh bareng kita cari tempat di lantai atas" ucap Azkiya.
"Ya udah, kamu mau ice cream rasa apa?" Tanya Ikhsan.
Azkiya benar-benar antusias, tujuan utama yang ingin dia beli adalah...
"Bang, ice cream vanillanya satu"
ucap Azkiya dan Ikhsan bersamaan, mereka pun saling pandang, Azkiya memalingkan wajahnya, dan kemudian Ikhsan hanya tersenyum.
"Mhh, jadi 2 ice cream vanilla yah Bang" ucap Ikhsan.
"Bang nanti anterin aja ke lantai atas yah" ujar Ikhsan.
"Yuk ke lantai atas, panoramanya bagus loh" ajak Ikhsan.
Azkiya pun mengangguk dan mengikuti Ikhsan dari belakang.
Ikhsan dan Azkiya sudah berada di lantai atas, Azkiya memekik keras melihat pemandangan yang indah."Udah jangan mangap kayak gitu, nanti lalat masuk mulut kamu" ejek Ikhsan.
"Ih, sembarangan aja kamu" kesal Azkiya.
Perasaannya kini jauh lebih baik, semoga Azkiya cepat melupakan rasa kepada Arsya.
🌹 Akhirnya bisa dua kali update. Jangan lupa Share and Vommentnya 🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Azkiya Nur Alvian
RandomTak ada yang istimewa dari sebuah kisah monoton antara seorang gadis dan lelaki yang cukup klasik tentunya. Namun, cinta diam-diam yang dilakukan oleh gadis ini akankah berakhir seperti kisah Sayyidina Ali bin Abi Thalib dengan Sayyidah Fatimah Az-Z...