Chapter 20 : Jawaban

1.2K 70 2
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

Setelah perginya Ikhsan, orang yang di tunggu pun datang.

"Assalamualaikum Az" ucapnya.

"Waalaikumsallam, ayo duduk Sya" tawar Azkiya.

"Udah pesen makan?" Tanya Arsya.

Azkiya hanya menggelengkan kepalanya. Arsya pun memanggil pelayan. Mereka pun memesan makanan, dan tak lama pesanan mereka pun datang.

"Silahkan menikmati" ucap pelayan tersebut sembari melenggang pergi.

Azkiya dan Arsya pun menikmati makanan tersebut, tak ada yang memulai pembicaraan. Azkiya sudah tak sabar dengan rasa keingintahuannya yang tinggi, siapa perempuan itu? Kalau disini boleh teriak-teriak kaya orang gila pasti udah dilakuin dari tadi. Sebal Arsya tak berbicara sedikitpun, dia hanya menatap Azkiya, merasa dirinya diperhatikan Azkiya memalingkan wajahnya ke arah jendela.

'kenapa Arsya melihatku kayak gitu sih' batin Azkiya.

"Az, beneran kamu mau tahu siapa orang yang aku suka?" Tanya Arsya sembari menatap Azkiya.

'ya ampun Sya kenapa mesti nanya sih. Aku bela-belain datang kesini itu pengen tahu banget kamu suka sama siapa.' batin Azkiya meledak-ledak. Azkiya menarik nafas panjang dan menghebuskannya sebelum memulai berbicara.

"Pengen tau aja sih Sya, cuma kalo kamu gak mau ngomong gak papa kok" ucap Azkiya sambil memperlihatkan senyumnya yang manis.

'kok perasaanku gak enak yah' batin Azkiya.

"Aduh gimana yah ngejelasinnya" ucap Arsya malu-malu. 

'ya ampun Sya, lama amat sih kamu jawab. Dan kenapa kamu memperlihatkan wajah malu-malumu itu di hadapanku' batin Azkiya kembali berteriak menahan kebosanan.

"Kamu tau Ludya kan?" Tanya Arsya. Azkiya bingung kenapa Arsya menanyakan Ludya.

Azkiya lantas mengangguk, "iya aku kenal dia kan temen aku, emangnya ada apa sama Ludya?" Tanya Azkiya.

"O, iya dia kan satu kelas sama kamu" ucap Arsya.

'apakah Arsya menyukai Ludya?' pikiran Azkiya kacau.

'Ya Allah tolong hamba' batin Azkiya lirih.

"Az, mudah-mudahan kamu bisa tolong ya Az, sebenarnya aku suka sama.." hening sesaat. Azkiya panas-dingin menahan keingintahuannya.

"Az, aku suka sama Ludya" ucap Arsya.

Azkiya membulatkan matanya tak ada satu pun kata yang keluar dari bibirnya, ia kalut dengan persaannya, dan jawaban Arsya membuatnya sakit.

'ya Allah cintaku ini salah'.

"Azki, kok malah bengong sih" ucap Arsya.

"Eh, iya Sya aku cuma kaget kamu suka sama Ludya" ucapnya sambil tersenyum menutupi rasa sakit.

"Aku pengen kamu bantuin aku ya Az" pinta Arsya memohon.

"Bantuan apa? Aku siap menolong" ucap Azkiya ramah meskipun hatinya benar-benar hancur saat ini.

"Kamu tahu rumahnya Ludya kan?" Tanya Arsya.

"Iya aku tahu dia itu tetangga di komplek perumahanku yang ada di Bandung, jadi aku bisa bantu apa nih" jawab Azkiya.

"Besok deh, aku kasih tau rencananya. Ok" ujar Arsya.

"Ok" jawab Azkiya singkat

"Yaudah kalo gitu kita pulang yuk, aku antar sampai rumah" ajak Arsya

"Aku udah pesen taxi online tadi Sya, jadi gak bisa bareng ya" jawab Azkiya

"Ah, kamu mah gitu Az. Aku yang bayarin makan yah, untuk kali ini jangan nolak." Ancam Arsya

"Iya deh, makasih ya Sya" ucapnya

Arsya pun melenggang pergi dari cafe dan melambaikan tangan ke arah Azkiya dan dibalas pula oleh Azkiya. Azkiya sebenarnya tidak memesan taxi online, dia hanya tidak mau pulang bersama Arsya. Sebelum pulang Azkiya pergi ketaman kota untuk menenangkan pikirannya. Azkiya duduk di salahsatu kursi di taman, dan memainkan ponselnya.

Suara Adzan Ashar pun terdengar, Azkiya pergi ke mesjid untuk melaksanakan kewajibannya, dan ingin mencurahkan segala keluh kesahnya kepada sang pencipta. Dia pun mengambil air wudhu, dan langsung memakai mukena yang sudah tersedia di mesjid. Setelah sholat dia pun mencurahkan semuanya.

Selepas sholat Azkiya agak merasa tenang, memang cinta kepada manusia itu menghasilkan rasa sakit, sedangkan cinta Allah itu tulus dan memberikan kebahagiaan.

Tak lama, "loh Azki, ngapain disini?" Tanya Ikhsan yang tiba-tiba datang.

"Ya abis sholat lah San" jawab Azkiya ketus.

"Hey kamu kenapa, Az. Jutek amat sih tadi siang masih baik-baik aja" ujar Ikhsan bingung

"Aku gak papa kok San" ucap Azkiya lesu

"Kalo kamu mau cerita bisa kok" tawar Ikhsan

"Nggak makasih, eh San perasaan kita ketemu terus yah" Azkiya bingung

"Eh iya ya, tapi tadi aku mau pulang pas dijalan denger Adzan langsung mampir ke mesjid deh" jelas Ikhsan

"O. Gitu" jawab Azkiya singkat

"Mungkin kita sering ketemu itu rencana Allah Az" ujar Ikhsan sambil menerawang ke langit.

"Mungkin iya juga" jawab Azkiya

"Sekarang kamu mau kemana Az?" Tanya Ikhsan

"Pulang San" ucapnya lesu

"Aku antar pulang yah" tawarnya

"Gak usah San, aku gak mau ngerepotin" ucap Azkiya

"Gak papa biar aku antar aja, kamu lagi ada masalah kayaknya. Kan bahaya kalo kamu naik angkutan umum bisa-bisa kamu kena copet atau kejahatan lainnya" jelas Ikhsan panjang kali lebar

"Ya udah iya, jangan bawel" pasrah Azkiya

"Oke ayo pulang".

Azkiya pun mengikuti Arsya, saat akan membuka pintu mobil belakang di hadang oleh Ikhsan.

"Hey kenapa duduk dibelakang, emangnya aku supir pribadi. Ayo duduk didepan" ucap Ikhsan sambil membukakan pintu mobil.

Azkiya pun duduk di kursi depan. Di mobil hanya ada keheningan, mungkin Ikhsan pun segan kepada Azkiya untuk bertanya tentang masalahnya, memang dari dulu Azkiya termasuk orang yang selalu pandai menyimpan masalah dan rasa sakitnya sendiri

Setelah sampai ke rumah, Ikhsan kembali melajukan mobilnya meninggalkan rumah Azkiya.

Ya Allah cinta pertamaku tidak sempurna
Kenapa yang aku dapatkan rasa sakit
Bukan kebahagiaan
Cobaan apa ini ya Allah

🌹 Assalamualaikum semua, Alhamdulillah bisa update lagi. Sedih yah denger jawaban Arsya. Ternyata Arsya suka sama temennya😭. Maaf kalo banyak typo dimana-mana
Please Share and Vommentnya 🌹

Azkiya Nur AlvianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang