Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.Setelah berbincang-bincang agak lama, Ikhsan pun datang. Ikhsan membunyikan klakson mobilnya. Azkiya dan Ludya mendekat ke arah mobinya. Ikhsan keluar dari mobilnya dan membukakan pintu belakang untuk Azkiya dan Ludya.
"Az, itu pacar kamu ya?" Tanya Lulu sembari melihat ke arah Ikhsan.
"Bukan, itu bukan pacar aku. Ikhsan itu, teman masa kecil sampai sekarang sih masih temen" jelas Azkiya.
"Bisa jadi kan teman masa kecil, jadi teman di masa depan dengan ikatan halal" goda Lulu sembari menaik-turunkan alisnya.
"Do'ain aja Lu" ucap Ikhsan yang sejak tadi hanya terdiam.
"Ih, apaan sih San" ucap Azkiya malu. Lulu hanya terkekeh pelan dengan jawaban singkat Ikshan.
Beberapa menit kemudian....
Azkiya pun merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya untuk memberikan laporan kepada Arsya.
Azkiya
Assalamualaikum, Pak dosen ini calon jodoh udah ada di taman, posisi anda sekarang dimana?Arsya
Waalaikumsallam, di taman yang dekat dengan air mancurAzkiya
Kalo gitu kita meluncurArsya
Read"Ayo Lu kita ke sebelah sana!" Ajak Azkiya.
"Mau kemana?" Tanya Lulu yang sejak tadi penasaran.
"Ayo!!" Paksa Azkiya manja, lantas Lulu pun hanya menurut saja dengan Azkiya.
"Hey!!! Kalian berdua mau tinggalin aku sendiri gitu?" Teriak Ikhsan yang sejak tadi tak dianggap.
Mereka berdua hanya menoleh lantas berjalan lagi meninggalkan Ikhsan. Ikhsan berlari menyusul kedua gadis itu.
Taman terasa berbeda saat itu, banyak hiasan dan rangkaian bunga, taman sudah disulap menjadi tempat yang sangat indah pada saat itu. Azkiya dan Lulu terkagum-kagum melihatnya.
Ada yang menyambut Lulu dan membawanya duduk di kursi taman yang sudah di hias. Azkiya dibiarkan sendiri begitu saja. Tak lama Ikhsan datang.
"Wow, taman begitu beda hari ini" ucap Ikhsan.
"Ya, ampun Az kok malah bengong sih" sambung Ikhsan.
"Gak bengong San, cuma aku kagum aja sama dekornya" elak Azkiya.
Ikhsan hanya manggut-manggut, lantas Ikhsan melirik ke arah Azkiya 'kamu masih kayak dulu Az' batin Ikhsan. Merasa di perhatikan Azkiya menoleh ke arah Ikhsan.
"San! Kok malah ngelihatin aku?" Gertak Azkiya.
"Siapa yang ngeliatin kamu Az, PD amat" ucap Ikhsan dengan gugup. Azkiya hanya menghembuskan nafas panjang.
Lulu tengah terduduk di bangku taman, tak lama Arsya datang.
"Assalamualaikum Lulu" salam Arsya lembut.
"Waalaikumsallam Pak Arsya" jawab lulu dengan senyuman yang manis bak gula jawa.
"Kok masih panggil Pak sih" ucap Arsya.
"Maaf Arsya, keseringan panggil Pak jadi agak canggung kalo panggil nama langsung" jelas Lulu.
Lalu Lulu teringat sesuatu,
"tunggu! Jangan-jangan yang nyiapin ini kamu Sya?" Tebak Lulu. Arsya hanya menganggukan kepalanya.
"Apa maksudnya ini?" Tanya Lulu bingung.
"Aku bermaksud mau melamar kamu Lu" ucap Arsya to the point dengan lantangnya.
Lulu membulatkan matanya, tak percaya akan ucapan yang barusan di dengarnya.
"Sya kamu jangan main-main" ucap Lulu terbata.
"Aku serius sama kamu Lu, aku ingin menjadikanmu sebagai istriku" jelas Arsya.
Lulu menitikkan air matanya yang sudah tak mampu terbendung. Arsya bingung kenapa wanita yang ia sukai menangis,
"ya ampun Lu, maafkan aku jika aku melukai mu, jika memang kamu tak menyukaiku tak apa Lu, aku tak akan memaksamu" Arsya menenangkan.
"Bukan itu Sya, hanya saja aku tak percaya semua ini" ucap Lulu masih dalam isakannya.
"Jadi bagaimana? Apa kamu menerima lamaranku" rasa penasaran Arsya sudah memuncak.
Lulu terdiam sejenak, lantas menganggukan kepalanya dengan malu-malu.
"Alhamdulillah" ucap Arsya dengan senangnya.
"Aku akan segera menemui orangtua mu Lu" papar Arsya.
Lulu tersenyum dengan wajah bahagia dan harunya.
Azkiya yang melihat dari bangku taman lain tersenyum dan tak lama bulir air mata jatuh ke pipinya. Ikhsan kaget melihat Azkiya menangis,
"Astaghfirullah, Az. Kok nangis?" Tanya Ikhsan.
"Aku cuma terharu" ucapnya singkat.
"Bukan karena orang yang kamu sukai itu menyukai temanmu sendiri" ucap Ikhsan.
"Kamu jangan ngomong ngasal San" ujar Azki.
"Aku gak asal ngomong Az" ucap Ikhsan mempertegas.
Azkiya menoleh ke arah Ikhsan tak percaya.
"Kamu gak usah ngeliatin aku kaya gitu Az, kamu bingung kan aku tau dari mana" ucapnya.
Azkiya tersedu tak mampu menahan tangisnya, ia tak bisa lagi mengelak, sahabatnya itu sudah mengetahui apa yang telah ia sembunyikan selama ini.
"Maaf San" ujar Azkiya.
"Kenapa kamu meminta maaf padaku Az. Kamu tidak membuat salah kepadaku" ucap Ikhsan.
"Makannya jangan terlalu berharap pada makhluk tuhan, pintalah pengharapan kepada yang menciptakannya. Sebab jika kau berharap selain pada-Nya, pengharapan itu tidak akan berakhir indah" jelas Ikhsan, yang semakin membuat hati Azkiya bergetar mendengarnya.
"Udah, jangan nangis, ikhlaskan saja dia. Semoga kamu dapat yang lebih baik daripada dia Az" sambung Ikhsan sembari menepuk pundak Azkiya.
Azkiya masih saja tersedu. "Udah deh jangan nangis, wajah kamu kalo nangis kaya udang rebus. Jelek banget!" Ejek Ikhsan.
Azkiya pun mulai tersenyum kecil mendengar perkataan Ikhsan.
"Ih, orang lagi sedih malah di katain. Sebel deh Azki" Azkiya cemberut.
Ikhsan hanya memeletkan lidahnya.
"Daripada kita disini mending kita jalan-jalan aja Az" ajak Ikhsan.
Azkiya hanya menggelengkan kepalanya tanda tak setuju atas usulnya.
🌹 Assalamualaikum semua, Alhamdulillah bisa update lagi nih. Yah ternyata Arsya sukanya ama Ludya. Tetep pantengin trus Azkiya Nur Alvian. Jangan lupa Share and Vommentnya. Maaf yah updatenya lama, sebagai permintaan maaf in Syaa Allah Author bakal publish 2 part 🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Azkiya Nur Alvian
AcakTak ada yang istimewa dari sebuah kisah monoton antara seorang gadis dan lelaki yang cukup klasik tentunya. Namun, cinta diam-diam yang dilakukan oleh gadis ini akankah berakhir seperti kisah Sayyidina Ali bin Abi Thalib dengan Sayyidah Fatimah Az-Z...