Napas Ali terengah-engah, sekujur tubuhnya penuh dengan keringat. Mimpi ini seperti nyata, bahkan ia bisa merasakan kemunculan makhluk itu dengan jelas. Ali pun terbangun, matanya sudah basah akan air mata. Kini dirinya sangat panik, segera ia keluar kamarnya. Dengan cekatan ia mengambil gagang telepon diruang tamu, lalu memencet tombol nomor.
Tutt.. Tutt.. Tutt..
Berkali-kali hanya bunyi yang sama. Kenapa tak ada yang mengangkatnya? Ali masih menunggu berharap ada jawaban dari Mami atau Papinya.
Ada jawaban. Sudah ada yang menjawab panggilannya. Ali segera mengatakan apa yang ingin dia katakan. Ia khawatir pada keluarganya, Ali meminta mereka cepat-cepat pergi dari rumah itu. Tunggu. Ada yang aneh, tak ada sepatah katapun dari seberang sana. Siapa yang menjawab panggilannya? Tak ada respon sama sekali. Biasanya kalo Mami atau Papinya yang mendengar suaranya pasti mereka akan langsung merespon, tapi tidak dengan saat ini. Hanya membisu.
"Tenang, mereka masih hidup. Tak lama lagi mereka akan menemui ajalnya." tiba-tiba suara itu membuat Ali membeku.
Ali berubah ketakutan. Wajahnya pucat seketika. Suara itu membuatnya mati kutu. Dengan cekatan Ali menutup teleponnya dan secepat mungkin berlari ke kamarnya. Ali memejamkan matanya, menutupi seluruh tubuh dan wajahnya dengan selimut.
Keesokan harinya..
Pukul 08:30
Aurel menemui Ali. Seperti janji Gandhi, akan mempertemukan mereka dan memberi Aurel kabar baik. Aurel langsung meluapkan rasa rindunya dengan memeluk dan mencium kening Ali. Melihat Aurel menemuinya, perasaan Ali sangat senang. Mereka pun berbincang-bincang sejenak. Menanyakan kabar serta keadaan masing-masing.
"Mi.." panggil Ali memecah keheningan.
"Iya?."
"Tadi malam aku nelfon rumah." katanya berhenti sejenak karna ragu melanjutkan kalimatnya.
"Oh ya? Jam berapa?."
"Aku gak inget, tengah malem pokoknya."Pantas saja tidak ada yang menjawab panggilannya. Mereka semua sudah tertidur pulas, pikir Aurel. Namun, Ali mengatakan ada yang menjawab panggilannya. Dan dia tau betul itu suara siapa, suara yang selama ini mengiang-ngiang dipikirkannya. Hampir saja semalam ia dibuat gila lagi oleh suara itu.
"Tapi kita semua udah tidur. Gak mungkin ada yang angkat panggilan kamu." bantah Aurel.
"Ada, Mi. Suara itu memang bukan suara Mami, tapi suara setan itu." kata Ali lirih saat menyebut kata 'Setan'.Entahlah Aurel harus percaya atau tidak. Melihat kondisi Ali seperti ini, ia berpikir jika Ali masih terbawa ketakutannya hingga mulai berhalusinasi tentang makhluk itu. Untuk melegakan Ali, Aurel hanya mengangguk. Ali juga bercerita mengenai mimpinya semalam. Aurel tercengang mendengarnya, tapi teror itu tidak akan lama lagi karna Ustadz Azhari akan melenyapkan setan laknat itu. Ali terus memaksa Aurel untuk pergi secepatnya dari rumah terkutuk itu.
"Tenanglah sayang, semua akan baik-baik saja."
Apa maksudnya baik-baik saja? Ohh ayolah Mami, dengarkan perkataanku kali ini, batin Ali. Mungkin Maminya masih mengira ia depresi. Rosalia datang untuk menenangkan Ali. Mereka bahkan tak tau bahaya yang mengintai nyawa mereka dirumah itu. Rosalia menatap mata Ali yang berkaca-kaca, sepertinya Ali menyampaikan apa yang dia terima dari mimpinya. Karna Rosalia sempat mendengarkan cerita Ali dari balik pintu kamar.
"Ini pertanda buruk." ucap Rosalia.
"Maksudnya?." tanya Aurel.
"Dia mencoba memberitahu mu yang sebenarnya. Kali ini mimpinya menandakan sesuatu yang buruk." jelas Rosalia.
"Trus aku harus apa? Ustadz Azhari akan datang besok. Dan setelah itu semua akan baik-baik saja kan?." tanya Aurel meminta penjelasan.Rosalia menggeleng. Sepertinya perkiraannya akan meleset kali ini. Semua tidak akan berjalan dengan baik, tapi Aurel tetap optimis. Aurel kembali memeluk Ali, terus mengatakan semua akan baik-baik saja.
"Kapan Ali bisa pulang?." tanya Aurel pada Rosalia, yang duduk disebelahnya.
"Tanyakan pada Ali."Aurel menatap Ali meminta jawaban. Dengan tegas Ali menggeleng. Yah, itu sudah cukup terjawab. Aurel memakluminya, tak apalah, setidaknya Ali sudah ingat padanya dan mau berbicara lagi.
Hari makin siang, panas matahari pun makin menyengat. Aurel harus menjemput Kesya. Dia pun berpamitan untuk menjemput Kesya dan langsung pulang. Luka rindunya akhirnya terobati. Setibanya disekolah Kesya, ia menunggu beberapa menit. Sudah dua puluh menit ia menunggu, ini sudah lebih dari jam pulang, kenapa anak itu belum menghampirinya?
Akhirnya ia memutuskan untuk turun dari mobilnya, bertanya pada satpam yang berjaga di post sekolah dekat gerbang. Kata satpam itu, Kesya sudah pulang dengan seorang wanita, apa mungkin ia terlambat menjemput lalu Kesya diantar oleh salah satu Ibu temannya. Aurel segera pulang, dan benar saja, Kesya sudah ada diluar rumah, menunggu kedatangannya. Dengan wajah cemberutnya, Kesya marah pada Aurel.
"Mami kemana aja? Aku nunggu lama disini." omelnya.
"Maafkan Mami, tadi Mami udah jemput kamu kesekolah tapi kata satpam kamu pulang sama wanita. Siapa dia?."Kesya menunjuk kearah halaman, tepat disamping pohon ada wanita berdiri disana. Menggunakan payung hitam, berpakaian serba hitam. Aurel menghampiri wanita itu untuk mengucapkan terimakasih. Baru setengah perjalanan ia melangkah, wanita itu berjalan pergi menjauh.
"Hei nyonya, tunggu!." teriak Aurel.
Wanita itu mengabaikan Aurel yang mengejarnya.
"Nyonya! Terima kasih sudah mengantar anakku pulang." teriak Aurel lagi.
Memang wanita yang aneh, tidak sopan langsung pergi begitu saja. Aurel kembali untuk membuka pintu rumah. Kesya sudah mulai kepanasan dengan terik matahari diluar. Kesya merebahkan tubuhnya di sofa, diikuti oleh Aurel.
"Tadi Mama temenmu ya?." tanya Aurel.
Kesya mengangkat kedua bahunya.
"Masih marah gara-gara Mami telat jemput?."
Kesya masih diam,
Aurel mengatakan jika dirinya tadi bertemu dengan Ali. Kesya yang tadinya marah, mulai bertanya keadaan kakaknya.
"Dia baik-baik saja."
"Ayo kita kesana, aku kangen kak Ali." kata Kesya girang.
"Jangan sekarang, besok saja."
"Engga mau, Mi. Ayo sekarang!." rengek Kesya.Rupanya rasa rindu terhadap kakaknya membuatnya tak sabar untuk bertemu kakak tercinta. Kesya sangat menyayangi Ali lebih dari orangtuanya. Ali sesosok kakak yang baik, selalu menuntun Kesya berbuat kebaikan, selalu memarahinya jika ia salah, Ali sesosok kakak yang is the best bagi Kesya.
"Yaudah, nanti malem kalo gitu, nunggu Papi sekalian." kata Aurel.
Kesya pun mengiyakan perkataan Maminya. Dirinya sudah tak sabar bertemu Ali.
~0~0~0~
Tbc :))
Maafkeun baru nongol😂😁
Akhir2 ini aku bakal sibuk, mungkin lanjutin cerita di wattpad akan molor🙏Tapi tetep kasih vomment ya guys😋😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastasia
HorrorSuatu hari gadis kecil bernama Kesya bersama keluarganya pindah ke sebuah rumah ditepi kota. Sudah 20 tahun rumah itu kosong dan akhirnya Papinya Kesya membelinya karna ada bisnis dikota tersebut. Kesya memiliki satu kakak laki-laki bernama Ali. Kes...