Bab 22

2K 152 42
                                    

Rosalia terus berkonsentrasi. Yang lainnya menunggu dengan cemas, terutama Aurel yang sedari tadi memasang wajah khawatir. Keringat Rosalia mulai berjatuhan dipelipisnya. Beberapa menit berlalu, Rosalia membuka matanya dan mengatakan pada mereka jika iblis itu tidak akan mengembalikan Kesya. Iblis itu akan menjadikannya sebagai tumbal.

Kecemasan Aurel semakin menjadi-jadi. Ia berteriak di depan pohon itu, memaki dengan nada marah. Welda mencoba menghentikan perbuatan istrinya itu. Dengan mata menyala-nyala Aurel mengutuk iblis itu. Ustadz Azhari menyuruh Aurel membaca istighfar, amarah Aurel pun reda dengan sendirinya.

"Trus kita harus apa?." tanya Aurel menangis.
"Ayo kita masuk kedalam." ajak Rosalia.
"Engga. Aku gak mau anakku jadi tumbal!." timpalnya.
"Tenang Aurel.. Tenanglah, aku akan membantumu. Sekarang ikuti kata-kataku." Rosalia mencoba menenangkan.

Mereka semua mengikuti perkataan Rosalia. Kali ini ia akan melakukan hal yang sebelumnya tak pernah ia lakukan. Rosalia akan mengeluarkan rohnya dan memasuki dimensi lain. Rosalia meminta pada Ustadz Azhari untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an agar dirinya selalu terjaga. Rosalia duduk bersandar di kursi dengan memejamkan matanya, mengatur napasnya pelan-pelan. Mulai berkonsentrasi. Butuh waktu cukup lama untuk benar-benar keluar dari raganya.

Akhirnya roh Rosalia sudah terpisah dari raganya. Ia berjalan menuju pohon tadi, dia melihat ada gerbang besar disertai kabut didepan pohon itu. Pasti itu gerbang menuju dunia lain, pikirnya. Ia pun memasukinya dengan sedikit ragu. Namun dengan bekal nekat ia pun memasukinya.

Tempat itu dijamah kabut yang banyak, membuat pengelihatannya sedikit samar-samar. Ia terus berjalan lurus, ia melihat ada rumah mewah berwarna krem dan berdekorasi rumah kuno tahun 1990an mungkin. Rumah itu terlihat menyeramkan, ada patung semacam patung iblis mungkin, karna ada tanduk diatas kepala dan taring disetiap gigi yang mencuat. Patung itu terletak diatap rumah mewah itu, Rosalia merasakan bulu kuduknya sedari tadi berdiri.

Dengan mengendap-endap, ia pun mengintip kedalam rumah melalui jendela besar di samping pintu utama. Hening. Tak ada satu makhluk pun didalam. Ia pun memberanikan diri masuk kedalam. Bau busuk menghantam hidungnya, ia sempat mual dengan bau-bau itu. Sangat menjijikkan, tapi ia harus menyelematkan Kesya.

Ia mencoba tidak memperdulikan bau-bau itu. Ia terus mencari Kesya disetiap ruangan. Ada sebuah pintu, ia membukanya, itu hanya kamar biasa. Lalu ia mencari keruangan lain, setelah menjelajahi dilantai bawah dan tak menemukan apapun, ia mencoba untuk naik ke lantai atas. Namun langkah kakinya terhenti saat ia mendengar suara rintihan, ia menajamkan indra pendengarannya. Tunggu. Tak hanya satu suara tapi ada beberapa, ia mengikuti suara-suara itu dan tibalah di sebuah pintu kayu tua berwarna coklat tua.

Dengan bismillah, ia membuka pintu itu, ada tangga dibawahnya. Sepertinya tangga itu menuju ruang bawah tanah, ada beberapa lilin yang terpasang di sekitar dinding, lilin-lilin itu menuju bawah. Memberi penerangan disetiap anak tangga. Ia pun menuruni anak tangga dengan berhati-hati.

Sesampainya di anak tangga terakhir, pemandangan mengerikan dilihatnya. Ada penjara jeruji diseberang sana, ruang bawah tanah itu sangat luas, dan memiliki beberapa lorong yang gelap. Suara-suara itu ternyata dari balik penjara jeruji itu. Rintihan mereka sangat memilukan. Pemandangan macam apa ini? Biadab sekali. Siapa yang berani melakukan perbuatan tak bermoral seperti ini?

Rosalia mendekati penjara itu, rasa penasarannya mengalahkan rasa takutnya. Ada beberapa orang didalam sana, mereka merintih meminta tolong, badan mereka kurus kering dan lusuh.

"Apa yang terjadi dengan kalian?." tanya Rosalia penasaran.
"Tolonglah kami." kata salah satu dari mereka.
"Siapa yang melakukan ini semua?."
"Iblis itu, dia sangat kejam."
"Lalu kalian siapa? Kenapa bisa ada disini?."
"Kami dulu adalah penyembahnya, dan inilah yang kami terima dari perbuatan kami dimasa lalu. Kami dijadikan budak dan disiksa. Kami penghuni neraka." jelasnya dengan wajah penuh sesal.

AnastasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang