Aurel mulai bosan dirumah, ia pun memutuskan untuk keluar sejenak. Aurel pergi kesebuah mall untuk shopping matanya tertuju pada sebuah gaun putih yang panjangnya dibawah lutut.
"Ini cocok untuk Kesya. Aku akan membelikannya." kata Aurel membolak-balik gaun itu.
Lalu, Aurel membayar belanjaannya. Kemudian, sekalian menjemput Kesya. Mobil Aurel memasuki gerbang sekolah, menunggu sebentar didalam mobil hingga Aurel keluar gedung. Sekitar sepuluh menit ia menunggu, Kesya berlari menghampiri mobil. Kesya langsung masuk dan duduk disamping Aurel.
"Kok tumben keluarnya lama?." tanya Aurel.
"Iyaa Mi. Tadi aku ngerjain tugas dulu." jawab Kesya.Kemudian mereka pun pulang kerumah. Aurel meletakkan belanjaannya lalu duduk di sofa, merebahkan tubuhnya. Ia memijit bagian pelipisnya, tampak lelah hari ini.
"Kesya." panggil Aurel.
"Iyaa Mi?." sahutnya.
"Tolong ambilin Mami air putih di kulkas ya, kamu bisa kan?."
"Bisa."Kesya segera mengambil segelas air. Lalu memberikannya pada Aurel.
"Terima kasih sayang." ucap Aurel tersenyum.
"Iyaa Mami."Seperti biasanya. Kesya segera bermain dengan Sia dihalaman. Aurel meneguk air itu sedikit demi sedikit.
Pukul 12:15
Aurel mengajak Kesya sholat dzuhur berjamaah. Kesya masih sibuk dengan Sia, hingga menghiraukan panggilannya. Aurel menyusul Kesya dihalaman.
"Kesya, sudah waktunya sholat. Ayo." ajak Aurel ramah.
Kesya mendongak kearah Maminya. "Gak mau Mi."
"Kok gak mau? Kan biasanya kita sholat sama-sama." tanya Aurel heran.Tiba-tiba ada bisikan ditelinga Kesya.
Tolak Kesya, tolak saja. Jangan mau melakukan hal itu lagi. Kau sudah berjanji padaku. Demi aku, kau harus menolaknya. Aku temanmu Kesya. Ingat itu!
Suara itu benar-benar membuat Kesya terhipnotis, Kesya menuruti bisikan itu.
Tak biasanya Kesya menolak ajakan ku. Kenapa dia? Tanya Aurel dalam hati. Aurel tak memaksanya, kemudian Aurel sholat sendirian. Setelah selesai sholat dan membereskan mukenanya, barang di meja rias Aurel terjatuh sendiri. Padahal tak ada angin yang masuk, hal ini membuatnya merinding. Lalu, frame foto Kesya terjatuh dari tembok. Kacanya pecah.
"Astagfirullah. Kenapa ini? Kesya?."
Aurel segera melihat keluar jendela kamarnya. Kesya masih baik-baik saja. Aurel keluar kamarnya, ada sesosok anak kecil yang berlari kencang kearah lorong. Aurel mengikutinya, ia pikir itu adalah Kesya. Saat terhenti di ruangan itu, ya ruangan kosong yang selalu terkunci. Gadis itu menghilang, Aurel mencoba membuka pintu itu, tapi hanya sia-sia saja.
"Kesya? Kamu didalam, Nak?." tanya Aurel, menggedor-gedor pintu.
Tak ada respon. Hawa aneh ia rasakan, aura mistis itu menyelubungi tubuhnya. Ia merasakan panas yang tak lazim, segera ia menjauh dari ruang itu. Saat keluar rumah, ia melihat Kesya masih asik bermain.
Pukul 18:00
Ali pulang terlambat karna ada ekstrakulikuler futsal di sekolahnya. Ali mengetuk pintu beberapa kali, belum ada respon. Mata Ali tertuju pada sebuah pohon besar tua yang ada dihalaman rumahnya. Ada seseorang di samping pohon itu. Ia melihatnya dengan seksama, sesosok itu mulai mendekati Ali. Tubuh Ali gemetar, mulutnya membisu. Tapi untungnya tangannya masih bisa menegetuk pintu, sekuat tenaga ia mengetuknya. Ia benar-benar ketakutan, matanya terus mengawasi sesosok itu. Takutnya jika sesosok itu sudah menerkamnya.
"Miiiii. Mamiiiiiii." pekiknya.
Pintu pun terbuka, Ali segera masuk dengan wajah berkeringat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anastasia
TerrorSuatu hari gadis kecil bernama Kesya bersama keluarganya pindah ke sebuah rumah ditepi kota. Sudah 20 tahun rumah itu kosong dan akhirnya Papinya Kesya membelinya karna ada bisnis dikota tersebut. Kesya memiliki satu kakak laki-laki bernama Ali. Kes...