Bab 23

2K 157 53
                                    

Tibalah mereka di pintu utama, namun tiba-tiba sosok bayangan hitam yang seperti asap menghadang mereka sebelum mereka keluar. Rosalia dan Kesya mundur, bayangan hitam tadi berubah menjadi wanita cantik.

"Sia." kata Kesya.

Wanita itu tersenyum pada Kesya. Mengulurkan kedua tangannya, menandakan agar Kesya menghampirinya. Dengan sigap Rosalia menarik tangan Kesya untuk mencegahnya. Wanita itu menurunkan kedua tangannya dan senyumnya pun ikut memudar. Dia menatap Rosalia dengan tajam. Sorot matanya menandakan dirinya marah.

Kesya menatap Rosalia. "Tante Ros. Dia temanku."
"Bukan sayang. Dia bukan temanmu." balas Rosalia.
"Aku Sia. Teman kamu. Kemarilah Kesya, ayo kita main, aku akan mengajakmu ke suatu tempat." kata Sia menatap Kesya.

Kesya ganti menatap Sia. Beberapa kali Kesya termakan bujuk rayunya, namun Rosalia tetap memegangi tangan Kesya. Entah apa yang harus dilakukan Rosalia untuk menghadapi makhluk itu, keringatnya mulai mengucur deras diwajah serta lehernya. Ia mencoba telepati dengan Ustadz Azhari, tak lama kemudian sang Ustadz menjawab panggilan Rosalia.

(Saat telepati)

"Ustadz tolong saya. Saya sudah menemukan Kesya. Sekarang saya dan Kesya berhadapan dengan iblis itu." kata Rosalia mengawali.
"Apa yang dia lakukan?."
"Hanya diam di depan pintu, dia terus membujuk Kesya untuk ikut dengannya. Apa yang harus saya lakukan? Dia menghalangi jalan kami." katanya panjang lebar.
"Baiklah. Coba kamu baca ayat kursi, apa kamu hafal?." tanya Ustadz memastikan.
"Iyaa Ustadz. Saya hafal."
"Baiklah, coba sekarang. Saat ada kesempatan untuk kabur, maka lakukanlah." Ustadz memberi ide.

Setelah bercakap-cakap, Rosalia pun segera melakukan perintah Ustadz Azhari. Ia membaca ayat kursi dalam hatinya.

Dan benar saja. Iblis itu menjerit kesakitan. Suaranya yang pilu, membuat Rosalia tak tahan mendengarnya. Iblis itu menutupi kedua telinga dengan kedua tangannya. Dia merasakan panas yang teramat panas. Berkali-kali iblis itu menyuruhnya berhenti membaca ayat itu. Rosalia tetap melafalkan tanpa henti, semoga saja ada kesempatan untuk mereka kabur.

Iblis itu meronta-ronta kesakitan, tubuhnya tersungkur ke lantai. Wajah cantiknya berubah menjadi makhluk mengerikan, wajahnya benar-benar hancur bahkan lebih hancur dari sebelumnya. Kesya sontak kaget melihat insiden itu. Bagaimana tidak? Sia temannya yang berwajah cantik, seketika berubah menjadi buruk rupa.

Kesya merasa takut melihatnya, wajah makhluk itu penuh darah, kedua bola matanya tidak ada ditempat sehingga menyisihkan lubang hitam disana. Makhluk apa itu? Tanyanya dalam hati. Kesya memeluk erat Rosalia.

"Aaaaarrrrggggg!!! Hentikan! Kau membuatku menderita!." rintih Sia menggeliat dilantai.

Saat itulah digunakan Rosalia dan Kesya untuk kabur. Mereka lari secepat mungkin, tidak ada yang berani menoleh kebelakang. Berlari dan terus berlari, dan sedikit lagi mereka akan keluar dari gerbang penghubung dunia gaib dan nyata. Namun tiba-tiba tubuh Rosalia tertarik kebelakang. Tubuhnya melayang entah kemana. Kesya berteriak ketakutan, memanggil 'Tante Ros' berulang kali.

Kesya berlari kearah Rosalia melayang tadi. Tapi ia tak menemukan apapun. Kesya mulai menangis, ia mencari kesana kemari tapi tak melihat Rosalia.

"Tante Ros? Tante dimana?." Kesya masih menangis.

Kesya dihadang oleh Sia, dia melempar senyum bengisnya pada Kesya. Tubuh Kesya gemetar seketika, ia tidak berani mendekati Sia. Dia bukan temannya lagi, dia iblis yang menyamar. Sekarang Kesya sudah sadar, siapa Sia sebenarnya.

"Hai Kesya. Ayo ikut aku." kata Sia lembut.

Kesya menggeleng.

"Kenapa? Aku kan temanmu, kita selalu bermain bersama."

AnastasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang