Bab 24

2K 146 51
                                    

Keesokan harinya..

Aurel mengizinkan Kesya tidak bisa masuk sekolah hari ini. Keadaan Kesya masih belum stabil betul, hari ini Welda berangkat sedikit terlambat karna masih sedikit khawatir meninggalkan Kesya dan Aurel dirumah sendiri setelah insiden semalam.

Pukul 08:15

Aurel dan Kesya menuju rumah Rosalia. Sebenarnya Aurel tidak tega mengajak Kesya pergi keluar rumah, tapi apa dayanya demi melindungi buah hatinya. Setibanya disana, mereka disambut hangat oleh Rosalia. Mereka pun bercakap-cakap mengenai keadaan Kesya saat ini.

"Kak Ali dimana?." tanya Kesya pada Rosalia.
Rosalia tersenyum manis. "Tunggu ya. Tante akan panggilkan."

Rosalia beranjak dari duduknya menuju kamar Ali. Tak berapa lama, Rosalia dan Ali keluar dan ikut duduk di sofa. Rindu yang selama ini membelenggu dalam hati Kesya akhirnya terobati saat melihat kakak tercintanya. Dengan sigap Kesya memeluk Ali, begitupun sebaliknya. Aurel dan Rosalia terharu melihat mereka saling berpelukan.

"Kak, hari ini kakak bisa pulang kerumah. Kita bisa main sama-sama lagi." ucap Kesya gembira, duduk disamping Ali.
"Iyaa Kesya. Aku juga seneng kita bisa kumpul lagi." balas Ali gembira.

"Ohh iya. Gandhi kemana kok gak keliatan?." tanya Aurel.
"Dia udah berangkat kerja. Sebenarnya hari ini aku juga ada klien tapi karna badanku lelah aku cancel dulu."

Aurel memasang wajah menyesal. "Maafin aku ya. Karna kejadian semalam, aku mengganggu pekerjaanmu."
Rosalia memegang pundak Aurel. "Sudahlah. Aku kan udah janji akan bantu kamu, lagian kita kan udah temenan lama. Jadi wajar lah kalo sesama teman saling membantu." jelas Rosalia.

Setelah cukup lama bercakap-cakap, tak terasa terik matahari makin menyengat. Hari sudah siang, tiba waktu makan siang. Rosalia mengajak mereka untuk makan siang bersama diluar karna Rosalia tidak pernah memasak makanan sendiri, karna jadwal yang padat membuatnya jarang dirumah.

Mereka pun menaiki mobil Aurel, menuju sebuah restoran terkenal. Mereka memesan beberapa makanan serta minuman. Tak begitu lama, pesanan mereka tiba. Ali dan Kesya sangat lapar, mereka berdua makan dengan lahap dan saling menyuapi.

"Ros. Apa Ali benar-benar sudah pulih?." bisik Aurel, tidak mau jika Ali mendengarnya.
"Tenang Aurel. Ali sudah sepenuhnya sembuh. Kalo terjadi apa-apa kamu boleh bawa Ali padaku." Rosalia meyakinkan.
"Terima kasih, Ros." ucapnya.

Pukul 15:30

Setelah puas berkeliling kota, Aurel dan anak-anaknya tiba dirumah. Mereka merebahkan tubuh di sofa yang empuk. Aurel menyuruh Ali dan Kesya untuk segera mandi. Ali dan Kesya pun pergi ke kamar masing-masing.

Ali memandangi tiap sudut kamarnya. Tidak ada yang berubah, masih sama seperti saat ia meninggalkannya. Ali membuka gorden kamarnya, agar cahaya matahari dapat menyinari kamarnya yang pengap. Ali pun mengambil pakaiannya dan segera mandi.

Sore menjelang malam. Matahari telah berganti posisi dengan bulan. Aurel mendapat telpon dari Welda, mengabarkan jika malam ini dia pulang terlambat karna ada meeting dengan klien. Ali merasakan tenggorokannya kering, ia pergi ke dapur untuk mengambil segelas air putih.

Terdengar bunyi ketukan pintu. Tanpa berpikir macam-macam Ali bergegas membukakan pintu. Papinya berdiri dibalik pintu, dengan wajah bahagia melihat Papinya Ali pun langsung memeluknya.

"Papi. Aku kangen Papi." ucapnya masih memeluk Welda.

Welda hanya diam mematung. Tidak membalas pelukan Ali, tubuh Welda juga dingin sedingin es. Ali melepaskan pelukannya, ia merasa ada yang aneh pada Papinya.

AnastasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang