Keesokan harinya, Aurel terlihat tak bersemangat menyajikan sarapan. Masih tampak membengkak matanya, untung saja tangisannya sudah reda. Pagi itu Welda dan Kesya segera berangkat, Aurel berencana mengunjungi rumah Rosalia yang berada ditengah kota. Aurel juga tak lupa membawa makanan untuk Ali.
Setibanya disana, Rosalia menyambutnya dengan senyum manis, Rosalia memang wanita yang ramah, siapapun yang bertemu dengannya pasti akan diberi senyuman hangat. Rosalia mempersilahkan Aurel masuk. Rasa tak sabar Aurel untuk bertemu Ali mencuat. Ia selalu menanyakan keadaan putranya itu, Rosalia pun mempertemukan mereka disebuah kamar.
Ali tertidur di kasur yang empuk, tidurnya sangat lelap. Luka di tangannya sudah diperban, begitu juga luka diwajahnya yang sudah diberi obat merah, kini dia terlihat tenang dan aman. Rosalia merawatnya sangat baik. Rosalia melarang Aurel membangunkan Ali, untuk membuatnya tertidur tak mudah. Sepanjang malam, Ali masih dihantui oleh ketakutan dan selalu menangis. Ali harus mulai beradaptasi dengan lingkungan barunya, jauh dari keluarganya.
Namun, dengan kesabaran Rosalia akhirnya Ali bisa dikendalikan. Ingin sekali Aurel memeluk Ali, sampai kapan ia harus berpisah dari anaknya? Ibu mana yang tak sedih ketika harus jauh dari buah hatinya. Setelah cukup melihat keadaan Ali, mereka pun kembali ke ruang tamu membicarakan rencana selanjutnya.
"Apa kamu sudah menceritakan semua ini pada suamimu?." tanya Rosalia.
"Sudah." Aurel mengangguk.
"Besok aku akan ke rumahmu untuk melakukan rencana selanjutnya."
"Kenapa harus besok? Kenapa gak sekarang aja?." tanya Aurel.
"Hari ini aku sudah ada janji dengan klien. Aku sibuk hari ini." jawab Rosalia.Takutnya hari ini akan terjadi hal buruk lagi dirumahnya. Ia tak bisa memastikan rumahnya aman dalam waktu 24 jam. Makhluk itu pasti semakin membencinya, karna semalam ia memaki makhluk itu dengan amarah yang menyulut. Sekarang ia takut dirumah sendirian, ia menghabiskan setengah hari dirumah Rosalia dan menjaga Ali. Rosalia meninggalkan Aurel sendiri dirumah, karna dia ada jadwal dengan klien, Gandhi sudah sejak pagi pergi itu sebabnya Aurel tak bertemu dengannya.
Jarum jam terus berputar, Aurel mulai bosan didalam rumah. Sesekali ia kembali menjenguk Ali dikamar, memastikan dia benar-benar aman. Sudah berjam-jam Aurel menunggu, namun Rosalia belum juga pulang. Ketika Aurel menjenguk Ali entah untuk yang keberapa kalinya, karna sudah bolak-balik ke kamar Ali.
Ali pun sudah bangun dari tidurnya, Aurel agak ragu menemuinya. Takutnya jika ia merasa terganggu akan kehadirannya, karna Ali yang sekarang tidak sama seperti Ali yang dulu. Ali melirik kearah Aurel, dengan raut wajahnya yang datar. Aurel masih berdiri diambang pintu, balas menatap Ali. Namun, Ali tak mengeluarkan sepatah katapun. Tak lama, Rosalia pun pulang dan menuju kamar Ali.
"Kenapa gak masuk?." tanya Rosalia dibelakang Aurel, mengagetkan Aurel.
"Aku takut mengganggu mentalnya, aku takut dia ketakutan lagi." jawab Aurel dengan nada sedih.
"Gak apa-apa. Ayo kita masuk." ajak Rosalia.Mereka pun duduk ditepi kasur.
"Apa dia sudah makan?." tanya Aurel.
"Sama sekali belum, dia gak mau makan apapun." balasnya menatap Ali.
"Aku membawa makanan untukmu, Nak." kata Aurel pada Ali.Aurel mencoba berkata selembut mungkin agar Ali merasa nyaman.
"Ali. Ayo makan." ajak Rosalia, menyentuh tangan Ali.
Ali mengangguk,
Aurel senang akhirnya Ali mau makan masakannya. Perlahan Ali memakan makanan favoritnya. Sepertinya keadaannya dirumah ini cukup baik, buktinya dia tak membuang makanannya lagi. Aurel berterima kasih pada Rosalia karna telah merawat Ali sebaik mungkin. Hatinya lega melihat Ali baik-baik saja.
Hampir terlupa, ia harus menjemput Kesya. Aurel pun pamit pada Rosalia dan Ali untuk menjemput Kesya, ia berjanji nanti kalo tidak besok akan berkunjung lagi. Dengan kecepatan tinggi, Aurel menyalip semua mobil didepannya. Semacam pembalap saja. Kesya sudah menunggunya di luar gerbang, lalu naik ke mobil.
"Aku gak mau sekolah lagi, Mi." cetus Kesya kesal.
"Loh, kenapa?."
"Aku bosen duduk sendirian. Aku gak punya temen disekolah."
"Kamu harus membiasakan diri untuk berbaur dengan temanmu yang lain." jelas Aurel.Kesya tampak kesal dengan teman-temannya dikelas. Mereka tak seperti Ani, yang enak diajak cerita. Pernah ia bercerita tentang Sia, tapi tanggapan temannya yang lain bilang jika dirinya gila, karena bicara dengan boneka. Kesya pun menyesal bercerita pada mereka. Hanya Ani yang menanggapinya dengan baik, Ani malah ingin bertemu dengan Sia.
Ohh Ani yang malang, semoga kau tenang dialam sana. Kesya akan selalu mendoakan teman baiknya itu, tak akan pernah melupakannya. Saat mereka tiba dirumah, Aurel takut masuk. Kesya yang heran melihat sikap Maminya tak segan-segan bertanya.
"Mami kenapa?." tanya Kesya heran.
"Gak apa-apa kok." jawabnya kikuk.Kesya menarik tangan Aurel untuk masuk kedalam. Dengan membaca basmallah, Aurel memberanikan diri untuk masuk. Aurel menyuruh Kesya mengganti bajunya dan segera untuk makan siang.
~0~0~0~
Tbc :))
Hai guys, inget besok udh puasa :)
Nanti jangan lupa sahur ya, semangat untuk puasa pertama dan smga lancar smpe akhir :v
Jangan lupa kasih vomment ya guys😁
![](https://img.wattpad.com/cover/147453689-288-k788700.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastasia
TerrorSuatu hari gadis kecil bernama Kesya bersama keluarganya pindah ke sebuah rumah ditepi kota. Sudah 20 tahun rumah itu kosong dan akhirnya Papinya Kesya membelinya karna ada bisnis dikota tersebut. Kesya memiliki satu kakak laki-laki bernama Ali. Kes...