Bab 12

2K 160 30
                                    

Sekitar tiga jam berlalu, Rosalia dan Gandhi menemui Aurel diruang tamu dan menceritakan semua ke Aurel. Sebelumnya Rosalia tak pernah mendapat kasus semacam ini. Maka dari itu ia tertarik dengan kasus langka ini, ketika bertanya-tanya pada Ali, banyak jawaban yang membuatnya perlu menyelidiki lebih dalam tentang rumah ini. Ia tak bisa memecahkannya sendirian, Gandhi sebagai suami Rosalia yang juga seorang psikiater dengan senang hati membantunya.

"Apa kita harus mengusir makhluk itu?." tanya Aurel.
"Entahlah." kata Rosalia ragu.
"Katamu kita harus mengusirnya?."
"Aku pikir awalnya seperti itu, tapi setelah mendengar semua pengakuan Ali, aku gak yakin kita bisa mengusirnya." katanya ragu.

Rosalia mencari cara bagaimana cara menghentikan teror itu. Hampir saja lupa, Rosalia juga harus meng- interview anak Aurel yang satunya. Aurel mengantar kembali mereka ke kamar Kesya, tapi dia tidak disana. Aurel menyuruh mereka menunggu sejenak sementara ia mencari Kesya dihalaman. Hawa panas membuat Rosalia dan Gandhi merasa tak nyaman, Rosalia mengelilingi kamar Kesya siapa tau menemukan petunjuk. Tergeletak secarik kertas diatas meja belajar Kesya, tentu saja surat itu dari Ani. Mengatakan beberapa hal. Kira-kira seperti ini isinya.

Hai Kesya, apa kabar?
Semoga harimu baik. Aku gak tau kenapa aku harus menulis surat ini, aku merasa ini akan jadi surat pertama dan terakhir yang kutulis untukmu. Kamu adalah murid baru dikelas, tapi aku sudah menganggap mu sebagai saudaraku aku senang bisa kenal kamu :)

____________••••____________

Ohh iya aku lupa!
Aku tau kamu suka menceritakan temanmu yang bernama Sia, kamu sangat suka dengannya akupun begitu, tapi sepertinya dia tidak menyukaiku :(

Kamu ingat saat dia mencengkram pundakku? Sampai saat ini sakitnya masih terasa dan membekas dipundakku, lalu malamnya aku demam tinggi, dan yang membuatku takut dia bilang "KAU HARUS MATI" saat aku tidur, dia selalu mengejar ku di mimpi. Aku takut Kesya! :'(

Tengah malam dia datang kekamarku, dan berkata "SAATNYA TELAH TIBA"
Jauhi dia Kesya, aku tidak mau dia menyakiti mu, biar aku saja yang dia siksa asal bukan kamu.

Tertanda :

Sarah Anisa(Ani)

Dan cukup sampai situlah surat itu tertulis. Ini salah satu bukti yang akan membantunya. Aurel dan Kesya tiba, mereka mulai melakukan tanya jawab. Seperti biasa, ia akan memberi senyum hangat pada Kesya. Lalu Rosalia menanyakan kapan dirinya mendapat surat dari Ani, dengan tatapan sedih Kesya menjawab sebelum Ani meninggal dia menyempatkan menulis surat ini untuknya dan menyuruh orangtuanya memberikan padanya saat dia sudah tiada.

Rosalia dan Gandhi turut berduka cita. Itu berarti yang dimaksud "SAATNYA TELAH TIBA" adalah makhluk itu telah mengambil nyawa anak tak berdosa itu. Sungguh keji makhluk itu, sudah berapa anak yang dia bunuh? Apa tujuannya? Apa untuk tumbal?

Aurel sangat memohon pada Rosalia dan Gandhi untuk membantu dirinya dan keluarganya. Ia takut Kesya akan jadi korban selanjutnya. Rosalia menenangkan Aurel yang panik. Rosalia meminta izin pada Kesya untuk menyentuh boneka yang dibawanya. Terdapat aura gelap dalam boneka itu, aura dikamar semakin memanas saja, keringat mulai menetes dipelipis serta dileher mereka.

"Apa kamu selalu bermain di halaman dengan boneka ini?." tanya Rosalia.

Kesya mengangguk.

"Apa dia juga selalu datang ke kamarmu setiap malam?."

Kesya mengangguk.

"Dia baik?."

Kesya mengangguk.

"Ani pernah bertemu Sia?."

Kesya mengangguk.

"Kapan terakhir mereka bertemu?."

Kesya yang sedari tadi enggan untuk bicara, akhirnya mulai bicara dengan nada sendu.

"Dua hari sebelum dia meninggal. Dan Sia memperlakukan Ani dengan buruk, sepertinya Sia gak suka dengan Ani." timpalnya sedih.

Kesya menceritakan kejadian saat Ani bermain dihalaman dengannya. Dan kejadian tak terduga yang dilakukan Sia pada Ani, hingga Ani pergi meninggalkannya untuk waktu yang sangat lama. Kesedihan itu masih Kesya rasakan, untuk melupakan peristiwa itu sangat sulit baginya. Gara-gara insiden itu, Ani harus kehilangan nyawanya, sangat kecewa pada Sia. Teman yang ia anggap baik ternyata sudah menghilangkan nyawa teman baiknya. Kesya sempat marah pada Sia, tapi tak lama kemarahan Kesya pun mereda, dan kini ia tak banyak bicara. Terkadang menangis, melamun, dan tidak selera melakukan apapun. Senyum pun tak sesering dulu, hanya beberapa kali saja jika ia mau.

~0~0~0~

Tbc :))

Dasar setan jahat😑
Kasian Ani kan harus mati muda, uhhh gk punya hati kau!

Oh ya smpe lupa, jangan lupa kasih vomment ya guys😂😋

AnastasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang