Part 9

1.2K 61 3
                                    

'Perasaan sayang ada karna terbiasa, dan sekarang perasaan itu ada, karna memang saya terbiasa'

***

Seperti biasa, murid SMA Permata Bunda sedang melakukan aktifitasnya yaitu kegiatan belajar mengajar. Tapi tidak untuk ketiga cewek yang sekarang sedang tidur di kelas dengan nyenyak nya. Siapa lagi kalo bukan Be-

"BELLA, TASHA, SHILLA KALIAN KELUAR DARI KELAS SAYA!!" teriak bu Sita.

"Dari tadi kek bu, saya kan jadinya ga perlu tidur di kelas" celetuk Shilla

"Apa kamu bilang!!!" teriak bu Sita lagi.

Shilla langsung lari keluar kelas diikuti dengan Tasha dan Bella yang berjalan santai.

"Kita kemana?" tanya Tasha

"Rooftop?" sahut Shilla

"Okedeh" jawab Tasha dan mereka berjalan menuju rooftop

"Bel kenapa dah dari tadi diem mulu" tanya Tasha

"Tau tuh, lo ga suka di keluarin dari kelas?"

"Enggak" jawab Bella singkat.

Mereka bertiga sudah sampai di rooftop dan langsung saja merebahkan tubuhnya di sofa yang entah sejak kapan ada disana.

"Bel gimana kemarin lo sama Azka" tanya Shilla dan membuyarkan lamunan Bella

"Gaada apa-apa"

"Ayolah Bel. Cerita dong, kita pengen tau. Ya ga Sha" Shilla mencari pembelaan dari Tasha dan dibalas anggukan.

"Ke apartemen nya, terus jalan bentar ke danau, pulang. Udah" cerita Bella dan tidak bisa disebut cerita karna hanya singkat dan sedikit.

"Ish. Bella ngeselin" Shilla mendengus kesal dan akhirnya mereka bertiga terlelap lagi di sofa.

Di sisi lain Azka dan teman-teman nya sedang di kelas dan sibuk berkutat dengan kertas di depannya. Tidak biasa memang tapi entah karna apa mereka jadi serajin ini dan mungkin sekarang karna ada ulangan jadi mereka mengikuti pelajaran.

"Ssssstttt van nyontek nomer 5 dong" ucap Gilang yang berada di belakang Devan, karna memang Azka duduk dengan Devan dan Gilang duduk dengan Daniar.

"Belum. Si Azka noh udah" sedangkan Azka yang merasa namanya disebut langsung menoleh kebelakang dengan alis terangkat

"Azka!!! Kenapa kamu noleh ke belakang, mau nyontek? Iya?" Pak Nur yang memang terkenal killer langsung memarahi Azka yang menoleh kebelakang.

"Enggak" jawab Azka

"Kesini kamu!!! Bawa ulangan kamu dan kumpulkan karna sudah berani menyontek di ulangan saya" kata pak Nur sambil memelototkan matanya.

"Jangan melotot pak, saya takut nanti mata bapak nggelinding ke saya terus bilang sama saya 'azka yang gantengnya ngalahin siapa aja kamu saya beri nilai nol karna sudah membuat mata saya mencolot' kan nanti saya takut pak" ucap Azka dengan suara yang dibuat berat supaya mirip dengan suara pak Nur.

"Kamu mau ngelucu? Ga lucu!!" Bentak pak Nur. "Cepat keluar kamu" lanjutnya dan Azka langsung keluar diikuti Devan dan Gilang di belakangnya, mungkin mereka juga sudah selesai.

"Emang ekspresi Azka menunjukkan kalo Azka ngelucu pak? Enggak kan" jawab Gilang dan langsung lari terbirit-birit karna ditatap tajam oleh pak Nur.

"Kalian selalu membuat saya naik darah. Saya bisa-bisa darah tinggi punya murid seperti kalian" gerutu pak Nur yang tidak dapat di dengar ketiganya karna ketiganya sudah jauh. "Anak-anak kumpulkan semuanya waktu sudah habis,dan bel juga sebentar lagi berbunyi" teriak pak Nur kepada seluruh murid dikelas dan membuat mereka sebal karna pekerjaan nya ada yang belum selesai.

ABELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang