Chapter 08 : Nyala Api - 2

2.6K 277 13
                                    

Assalamualaikum wr. wb., dan selamat pagi, semua!

Sebelum ke inti cerita~

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H. Minal aidzin walfaidzin, semuanya! Mohon maaf lahir dan batin, ya.

Maaf klo selama ini Dian banyak salah sm kalian. Entah itu salah kata atau yang lainnya. Mulai dari kebanyakan hiatus, update telat, bahkan ngaret sampe sekarang ada yang belum Dian up padahal udah mau satu tahun 😂 /lirik Demilitarized /nyengir

Intinya mohon dimaafkan yah dan happy reading~

.

The Journey of Revenge

Chapter 08 : Nyala Api bag. 2

Rate : M (for league)

Genre : Fantasy, tragedy, historical and general fiction (maybe?), etc

Karakter yang saya pinjam milik Masashi Kishimoto sementara alur cerita original dari pemikiran saya sendiri

Warning: AU!Kingdom, gender bender, OOC, OC, typo(s), etc

Playlist : Yi Fan Canace - Heartbreaking

Picture : Pinterest + Google

No edit yaazz, belom sempet~ 😂

.

Di atas sebuah jembatan kecil berwarna merah, berdirilah sesosok pria berpakaian layaknya seorang pangeran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di atas sebuah jembatan kecil berwarna merah, berdirilah sesosok pria berpakaian layaknya seorang pangeran. Pria itu memperhatikan kolam yang berada di bawahnya-memperhatikan koi-koi yang sedang berenang dengan bebas.

Cuaca malam itu cukup dingin, namun seolah tak menghiraukan salju yang turun agak lebat sosok itu tetap bergeming di tempatnya berdiri sementara itu seorang Kasim yang berada tak jauh dari sosok itu menatap tuannya cemas.

Tian, mengapa Pangeran-nya keras kepala sekali? Bagaimana bisa beliau asyik memperhatikan kolam itu disaat orang-orang di luar sana lebih memilih berada di dalam kamarnya dan menghangatkan diri?

Sang Kasim menggeleng, sesekali melempar tatapan cemas pada Sai-sosok pria itu-yang sama sekali tidak menggubris permohonannya untuk masuk ke paviliun dan menghangatkan diri dari cuaca yang dingin ini.

Jangankan disuruh menepi, bahkan berdiri di belakangnya hanya untuk memayunginya-melindungi sosok yang menjadi teman mainnya sedari kecil-dari terpaan salju saja ia tidak diizinkan.

Beruntungnya Sai memakai mantel bulu yang cukup tebal sebelum memutuskan untuk keluar dari paviliunnya. Setidaknya itu sedikit menghangatkan, batin sang Kasim penuh syukur.

Kasim muda bernama Shin itu dengan gerakan cepat membuka payung dan berjalan tergopoh-gopoh ke arah Sai yang berjalan ke arahnya. Setelah sampai di dekat Sai, Shin memayungi tuannya dan berdiri di belakang tuannya.

The Journey of Revenge (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang