Chapter 14 : Kejutan Menyenangkan

1.7K 257 7
                                    

The Journey of Revenge

Chapter 14 : Kejutan Menyenangkan

Rate : M

Genre : Fantasy, tragedy, historical and general fiction (maybe?), etc

Karakter yang saya pinjam milik Masashi Kishimoto sementara alur cerita original dari pemikiran saya sendiri

Warning: AU!Kingdom, gender bender, OOC, OC, typo(s), etc

Playlist : William Wei ft. Claire Kou - A Familiar Scenery

Foto bersumber dari Pinterest

.

"Apa katamu?!"

Sakura mengeraskan wajahnya. Gigi-giginya gemeretak, ia tidak bisa menahan kekesalannya saat seorang pembunuh bayaran yang berhasil kabur setelah gagal membunuh Naruto datang melapor padanya.

"Bagaimana bisa kau begitu berani kembali ke hadapanku setelah gagal melaksanakan perintah dariku?!" Raung Sakura lagi, melupakan tata krama yang dijunjungnya tinggi sedari kecil.

Pembunuh bayaran itu kembali berbicara mengenai penyebeb kegagalan dari misinya dan hal itu sukses membuat wajah sang putri Haruno Kizashi memerah karena kemarahan yang meletup-letup dalam jiwanya.

"Kalian semua dikalahkan oleh tiga orang pengawal?!" teriakan bernada tinggi itu disusul dengan geraman tertahankan terdengar memenuhi seisi gubuk tua yang sudah reyot. Wanita itu mengambil cawan keramik tehnya lalu dilemparkannya ke arah pembunuh bayaran itu sebagai bentuk penghinaan.

Lemparan itu disusul dengan adanya suara pecahan keramik. Cawan yang tadi Sakura lemparkan pecah berkeping-keping menumpahkan isinya ke lantai kayu gubuk tua yang saat ini menjadi tempat pertemuan rahasia ketiganya.

"Dasar tidak berguna!" maki Sakura kasar. Di dalam pikirannya, Sakura masih bertanya-tanya: bagaimana bisa lima puluh pembunuh bayaran yang dikerahkan olehnya untuk melenyapkan Naruto dikalahkan hanya dengan tiga pengawal saja? Lelucon macam apa ini? Ini gila! Benar-benar gila!

Sementara itu si pembunuh bayaran yang kini dalam sikap melapor hanya bisa mengatupkan rahangnya dengan tangan terkepal di samping tubuh. Darah mengucur dari pelipis yang tadi terkena lemparan cawan sang Puteri itu tidak sebanding dengan penghinaan yang ia terima saat ini.

Pria itu tetap diam, tidak mengatakan apapun untuk memicu kekesalan sang Puteri agar tidak semakin menjadi-jadi. Yang ia perlukan hanyalah menanti sang waktu agar bisa membalas penghinaan ini. Dan ketika saat itu tiba, ia berjanji akan membuat Puteri sialan itu pasti akan membayarnya berlipat-lipat lebih menyakitkan daripada yang diterimanya saat ini.

"Pergi! Sebelum aku memutuskan untuk membunuhmu saat ini juga!" perintah Sakura dengan gerakan tangan mengusir.

Setelah memberi hormat, pembunuh bayaran itu segera keluar dari dalam gubuk.

Pria beriris mata coklat itu melirik Sakura yang masih mengomel-omel tidak jelas di dalam sana membuatnya menarik segaris tipis bibirnya. Seketika, kedua mata lebar milik pria itu menajam dan berkilat licik.

"Anda akan membayarnya, Puteri. Dengan atau tanpa Anda sadari," bisiknya penuh janji sebelum akhirnya benar-benar keluar dan menghilang ditelan kegelapan malam.

❤ ❤ ❤

Tiga hari telah berlalu dengan cepat dan rombongan mereka yang tersisa kembali melanjutkan perjalanan menuju Kuil Panjang Umur.

Mereka tidak bisa kembali cepat dikarenakan kondisi Hayate yang tak memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh, karena itulah mereka memutuskan untuk tinggal di Kuil Panjang Umur sembari mengobati Hayate, setidaknya sampai pengawal Naruto itu bisa melakukan perjalanan jauh.

The Journey of Revenge (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang