Chapter 12 : Refleksi

1.6K 246 11
                                    

The Journey of Revenge

Chapter 12 : Refleksi

Rate : M

Genre : Fantasy, tragedy, historical and general fiction (maybe?), etc

Karakter yang saya pinjam milik Masashi Kishimoto sementara alur cerita original dari pemikiran saya sendiri

Warning: AU!Kingdom, gender bender, OOC, OC, typo(s), etc.

Playlist : Princess Agents Instrumental 6

.

Malam semakin pekat meskipun baru satu jam matahari menenggelamkan diri di ufuk barat; tergantikan oleh sang rembulan yang kini tengah menyinari malam dengan sinarnya yang terang.

Namun karena terlalu banyak pohon-pohon tinggi, sinar sang rembulan tidak dapat membantu banyak. Sekali pun tidak terlalu malam, dengan pencahayaan yang minim sangat beresiko untuk melanjutkan perjalanan hingga akhirnya Naruto memberhentikan perjalanan mereka dan membangun tenda.

Tak perlu membuang banyak waktu, prajurit beserta dayang segera melaksanakan tugas yang ia berikan. Namun saat para dayang dan prajurit hendak memulai pekerjaan mereka, tiba-tiba banyak sekali orang berpakaian hitam-hitam turun dari atas pohon dan mengepung rombongan Naruto.

Para prajurit yang menyadari kedatangan musuh langsung mengelilingi Naruto--menjadikan tubuh mereka sebagai barikade untuk sang istri dari Pangeran Ketiga mereka; Uchiha Sasuke. Sementara itu, para dayang bergerak mundur, bersembunyi di balik kereta sembari berdoa untuk keselamatan rombongan mereka.

"Siapa Tuan kalian?!" tanya seorang prajurit dalam rombongan Naruto yang bertindak sebagai seorang Kepala.

"...."

"Kutanya sekali lagi; siapa yang menyuruh kalian?!" Kepala prajurit itu mengangkat pedangnya yang sudah terlepas dari sarungnya dan bergerak defensif, penuh antisipasi.

Bukannya mendapat jawaban, si musuh malah menyerang kepala prajurit dengan gerakan tusukan. "Lindungi Putri Naruto!" teriaknya lantang, mengobarkan semangat tempur para prajurit yang ada.

Tak lama kemudian, pertempuran tak dapat terelakkan lagi. Naruto yang berada di tengah-tengah kepungan pertempuran dengan selusin penjaga membuat barikade hidup mengelilinginya.

Naruto melihat sekitarnya, prajurit-prajurit itu bertempur untuknya. Ia terkejut bukan main saat sebuah kilatan pedang lalu menebas kepala salah satu prajurit yang berada di belakangnya. Tubuh prajurit itu tumbang sementaranya kepalanya yang terlepas menggelinding dan terhenti tepat di samping kakinya.

Naruto lemas ketika melihatnya. Bayangan saat klan dibantai dan ia berada di tengah-tengah pembantaian itu kembali terputar di pikirannya seperti kaset rusak. Ingatan itu menghampirinya seperti teror hingga rasanya Naruto ingin mati saja.

"Puteri!"

Kepala prajurit itu terus berteriak memanggil Naruto yang kini berjongkok di atas tanah dengan menutup kedua telinganya kuat-kuat tanpa mempedulikan panggilannya.

Kepala prajurit itu kembali menahan pedang sang lawan, menendang dadanya keras lalu berputar untuk menghabisi musuh yang mengelilinginya kemudian menghampiri Naruto dan melindungi sang Puteri.

Kepala Prajurit bernama Hayate itu terus bertarung dengan keringat mengucur dari dahinya. Luka, darah dan keringat sudah tidak ia pedulikan, satu hal yang ada di dalam pikirannya; bagaimana caranya membawa pergi dan memastikan keselamatan Puteri Naruto dari situasi ini jika tidak ingin mendapatkan murka Pangeran Sasuke karena istrinya terluka.

The Journey of Revenge (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang