Chapter 15 : Rahasia

1.8K 220 12
                                    

Playlist : Liu Zeng Tong - Reincarnation

.

The Journey of Revenge

Chapter 15 : Rahasia

Rate : M

Genre : Fantasy, tragedy, historical and general fiction (maybe?), etc

Karakter yang saya pinjam milik Masashi Kishimoto sementara alur cerita original dari pemikiran saya sendiri

Warning: AU!Kingdom, gender bender, OOC, OC, typo(s), etc

.

"Sudah berapa lama dia seperti ini?" tanya Sasuke kepada sosok Rin yang berada tak jauh darinya dari balik pilar kokoh istana mereka. Pria itu mengamati seorang wanita yang sedang memainkan pedangnya dengan gerakan amatir di samping pohon persik yang kini sedang menggugurkan daunnya.

"Lapor, Pangeran. Hampir dua minggu belakangan ini Putri Naruto berlatih pedang seorang diri di tempat yang sama pada jam yang sama," lapor Rin mengenai perubahan sang Nyonya yang terlalu signifikan dalam satu bulan belakangan ini setelah tiga minggu yang lalu memutuskan untuk membuat pedang kayu untuk dirinya sendiri.

"Putri Naruto bahkan mulai membaca buku-buku mengenai seni berperang, bela diri dan mempraktikan apa yang telah dibacanya saat ada waktu senggang seperti halnya saat ini, Pangeran."

Sasuke tidak menjawab. Pria itu masih mengamati Naruto dalam diam. Iris hitamnya bergerak-gerak seiring dengan pergerakan yang dilakukan Naruto selama berlatih pedang di depan sana.

Dalam hatinya, Sasuke sama sekali tidak menyangka jika dampak dari penyerangan sebulan yang lalu akan mengubah Naruto sedemikian rupa. Namun terlebih daripada itu, ia lebih menyukai Naruto versi saat ini dibandingkan Naruto versi dulu.

Baginya, istri cantiknya itu terlihat lebih menawan saat menjadi sosok yang kuat seperti ini daripada bersikap lemah lembut seperti dulu. Dan itu membuat Sasuke sedikit banyak tersenyum tipis karena adanya perubahan itu.

"Panggilkan Yugao atau Hayate untuk menemaninya berlatih." katanya tanpa mengalhkan pandangannya. "Katakan pada keduanya untuk mengajari Putri perlahan-lahan dan jangan katakan pada Naruto jika akulah yang memberi perintah pada keduanya untuk menjadi teman berlatih tanding untuknya."

Setelah mengatakan hal itu, Sasuke berbalik pergi, meninggalkan Rin yang terpaku di tempatnya berdiri seraya memandangi Tuan dan Nyonyanya yang bersikap aneh belakangan ini.

.

Di bawah pohon willow yang rindang, Sai memainkan serulingnya. Pria itu menutup kedua matanya, menikmati alunan yang dihasilkan oleh alat musik yang tengah dimainkannya ini tanpa menyadari jika ia tengah diamati oleh sepasang mata aquamarine dari sebuah pagoda tak jauh dari pohon itu berada.

"Putri," panggil seorang dayang muda di samping seorang wanita bergaun hijau muda yang senada dengan iris aquamarinenya. "Ada baiknya jika Anda menghampiri Pangeran Sai daripada berdiam diri disini," kata dayang itu lagi, berusaha menarik perhatian sang Putri yang sepertinya nyaman dengan situasinya kali ini.

"Diamlah, Yui. Jangan mengangguku."

"Tapi Putri-"

Dayang itu pun berkata panjang lebar namun diabaikannya. Wanita itu lebih memilih memfokuskan diri pada sosok yang sedang berdiri di bawah pohon willow yang berjarak sepuluh meter di depannya dalam diam.

Sebuah senyum terukir di wajah cantik wanita itu. Ia begitu menikmati ekspresi tenang yang ditampilkan Pangeran Sai ketika memainkan serulingnya. Wajah itu terlihat begitu damai seolah tidak ada beban yang menjerat hidupnya, menghilang bersama alunan musik yang diperdendangkannya.

The Journey of Revenge (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang