Chapter 11 : Menyusun Rencana

2K 261 11
                                    

The Journey of Revenge

Chapter 11 : Menyusun Rencana

Rate : M

Genre : Fantasy, tragedy, historical and general fiction (maybe?), etc

Karakter yang saya pinjam milik Masashi Kishimoto sementara alur cerita original dari pemikiran saya sendiri

Warning: AU!Kingdom, gender bender, OOC, OC, typo(s), etc

Playlist : Della Ding - Heart of Palms

.

Sakura tersenyum miring, kesabarannya akhir-akhir ini kian menipis karena lagi-lagi Pangeran Sasuke tidak mempedulikannya disaat keduanya bertemu dan lebih memilih untuk menolak melihatnya jika ia ingin menemui sang Pangeran di sela-sela waktu latihan.

Beberapa hari ini juga Sakura melihat jika Pangeran Sasuke beserta istri sialannya itu--Naruto--bersama-sama dan mengobrol layaknya pasangan pada umumnya dan saling memperhatikan satu sama lain, sukses membuat hatinya kian memanas.

Sialan, menantangku rupanya, batin Sakura kesal. Wanita muda itu menggerakkan tangannya, meminta dayang pribadinya untuk mendekat.

"Bagaimana persiapannya?"

"Sudah hampir siap, Nona. Hanya tinggal menunggu perintah dari anda."

"Bagus," puji Sakura dengan senyum merekah. Dengan satu gerakan cepat ia mengambil sebuah kantung berukuran sedang lalu dilemparkannnya ke arah Nao yang dengan sigap menangkap kantung itu.

"Nona, ini," Nao tidak bisa menyelesaikan ucapannya. Dayang muda itu merasakan beratnya yang ada di tangannya. Tanpa harus melihat pun Nao tahu jika kantung yang baru saja Nona-nya lempar berisikan uang.

Banyak sekali uang.

"Berikan jika mereka bisa menyelesaikan tugas dariku. Kau mengerti?"

"Hamba mengerti."

"Pergilah!"

Nao pun segera menarik diri dari dalam ruangan. Sementara itu Sakura yang duduk nyaman di belakang meja belajarnya hanya mengukir senyum sinis.

"Kau kira aku tak tahu apa yang akan kau lakukan?" Sakura bermonolog sendiri. Kedua bola matanya berkilat penuh benci saat berbisik, "Mari kita lihat, apakah kau bisa bertahan dari kemalangan yang satu ini?"

.

Sementara itu di Paviliun tempat Naruto tinggal, terlihat jika wanita  itu sedang berkemas dibantu dengan dayang pribadinya, Rin.

Naruto tersenyum saat ia menemukan sebuah tusuk rambut giok berwarna biru dengan motif bunga, pemberian Ibundanya. Sebuah barang yang hingga kini ia jaga karena terlalu berharga, peninggalan sang Ibunda yang masih tersisa.

"Maafkan aku, Ibunda. Aku jarang mengunjungimu dan Ayah," bisik Naruto lembut. Dibawalah giok tersebut ke dada Naruto dan digenggamnya erat-erat seolah-olah ia tidak ingin melepaskannya lagi karena takut kehilangan.

"Ayah, Ibu, berkati perjalananku ini. Aku tahu jika kalian selalu melihat diriku dari atas sana dan menetapkan penjagaan kalian untukku--untuk kami, anak-anakmu."

Naruto tersenyum, ia kembali menyimpan tusuk rambut giok itu ke tempatnya semula. Naruto takut jika tusuk rambut giok itu akan hilang saat membawanya berpergian.

"Kau sudah bersiap?"

Suara Sasuke terdengar, entah sedari kapan suaminya itu sudah memasuki Paviliun tempatnya tinggal. Wanita itu berbalik kemudian menjawab, "Sudah," katanya ringan sembari menepuk buntalan kain berisi perlengkapannya yang tadi ia siapkan dibantu dengan Rin.

The Journey of Revenge (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang