Chapter 13 : Sebuah Tekad

1.5K 231 9
                                    

The Journey of Revenge

Chapter 13 : Sebuah Tekad

Rate : M

Genre : Fantasy, tragedy, historical and general fiction (maybe?), etc

Karakter yang saya pinjam milik Masashi Kishimoto sementara alur cerita original dari pemikiran saya sendiri

Warning: AU!Kingdom, gender bender, OOC, OC, typo(s), etc

Playlist : Ost. The King's Woman Instrumental 6

Gambar bersumber dari Pinterest

.

Yamato melajukan kudanya dengan kecepatan yang membuat Rin ingin sekali memuntahkan isi perutnya. Namun saat melihat keadaan disekitarnya yang penuh dengan mayat baik dari para prajurit serta pembunuh bayaran, tubuh dayang itu bergetar dalam pelukan Yamato dan Yamato menyadarinya.

"Kau yakin disini tempatnya?" Pertanyaan Yamato membuat Rin tersadar, dayang muda itu mengangguk sebagai pembenaran.

"Cari sang Puteri!" Yamato memerintah dengan tegas pada Yugao yang kini berbalik untuk menyusuri daerah-daerah sekitar sementara Yamato sendiri turun dari atas kudanya dan membantu Rin turun.

"Anda ingin pergi kemana?" tanya Rin dengan menahan pergelangan tangan Yamato. Dayang muda itu langsung melepaskan genggamannya saat Yamato menatap datar ke arah lengan yang ia genggam sebelumnya. "Maaf," bisik Rin, sedikit merasa bersalah.

Yamato tidak menjawab. Pria itu kemudian mengambil tali kekang kudanya dan diikatkan pada sebuah pohon besar. "Tunggulah disini, aku akan mengecek keadaan sekitar."

Rin menunduk, ia terlihat takut untuk melihat sekelilingnya yang kini sudah seperti tempat peperangan. Banyak sekali mayat-mayat bergelimpangan, bahkan darah-darah yang mengalir disini sudah seperti menganaksungai untuknya.

"Bagaimana jika mereka kembali datang dan menyerang Anda?"

Pertanyaan bernada takut itu membuat Yamato mengukir senyum tipis, bahkan terlalu tipis untuk dikatakan sebagai sebuah senyuman. "Kau tenang saja, aku tidak akan mati dengan cepat sebelum menemukan Puteri Naruto."

Dan Rin hanya bisa berharap jika pernyataan itu bukan sekedar hiburan untuk menghiburnya atas apa yang terjadi pada malam ini.

.

Dalam keheningan malam Yugao membelah jalanan hutan yang kian menggelap. Bukan tanpa alasan ia berada disini dan nekad untuk tetap mencari, Yugao benar-benar takut jika penjelasan yang Rin berikan selama diperjalanan benar-benar seperti yang berada dipikirannya.

Pembunuh bayaran itu ... tidak mungkin kelompok yang sama seperti kelompok yang membantai Bangsawan Uzumaki, bukan? Jika itu benar-benar mereka, bukankah akan semakin mudah melakukan penyelidikan yang diam-diam Pangeran Sasuke lakukan untuk mengungkap dalang dibalik tragedi pembantaian keluarga Putri Naruto?

Yugao mencatat dalam hati jika kali ini ia tidak boleh melakukan sebuah kesalahan. Bahkan jika kesalahan sekecil apapun itu, tetap tidak boleh. Semuanya harus sempurna, ia tidak boleh mengecewakan Pangeran Sasuke.

Langkah Yugao berhenti sejenak. Ia menajamkan pendengarannya saat suara dua bilah pedang saling bertubrukan. Pasti ada pertarungan, batin Yugao yang tanpa pikir panjang mendekati sumber suara berasal dan bersembunyi di balik sebuah pohon dan mengamatinya.

Untuk sesaat, Yugao terpana dengan kemampuan bela diri seorang prajurit yang tengah bertempur dengan tiga orang sekaligus. Gerakan tegas dan kuat prajurit itu benar-benar membiusnya, namun Yugao segera tersadar dan datang menyerbu--menyerang seorang pembunuh bayaran yang hendak menikam punggung sosok prajurit itu yang tidak terjaga.

The Journey of Revenge (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang