Psychopath

733 45 16
                                    

Siang ini adalah siang yang sangat menyebalkan. Aku tidak sanggup menerima ini lagi. Satu anak murid terus-terusan membullyku. Max, dia adalah anak yang menbullyku setiap hari tanpa ampun. Baiklah, kali ini aku akan memberikan sisi tak ada ampun bagimu, liat saja, aku akan membuatmu berdarah di depan guru dan teman-temanku.

Keesokan harinya di kelas olahraga.

Pagi ini aku ada kelas olahraga. Lagi dan lagi aku harus berhadapan dengan anak itu. Lihat saja bila kau berani menyakitimu akan kubuat kau setengah mati di tempat ini.

Aku melempar bola basket ke arah temanku. Dia menangkapnya dengan baik di sertai senyuman padaku.

Tiba-tiba Max melempar bola basket ke kepalaku cukup keras.

"Lemparan macam apa itu hah ? kau lebih baik enyah dari sini anak pecundang!!!"

Aku jalan mendekati Max.

"Apa yang kau lihat ? kau ingin balas dendam ? kau pasti bermimpi." katanya dengan wajah sombong.

Dengan cepat aku menendang perutnya. Max terjatuh. Dengan cepat aku kududuki tubuhnya dan memukulinya tanpa ampun. Pukulanku kuarahkan ke rahang, hidung, dan pelipis mata dengan kencang. Aku tak mengenal rasa sakit.

Aku membenturkan kepalanya dua kali dengan kencang. Lalu aku memukul lagi wajahnya yang masih mulus. Kupukul hingga benturan tulangku terdengar. Darah dari hidung mulai keluar, itu tidak cukup. Kuhantam lagi rahagnya bila perlu sampai patah.

"Maafkan aku Jerry....."

Belum selesai dia berkata aku menghantamnya lagi. Darah dari mulutnya sudah keluar dan mengalir ke tenggorokannya dan bajunya.

Aku membalikkan tubuhnya. Kubenturkan kepalanya, agar semakin brutal. Tangan kiriku tetap menghantamnya. Kubenturkan lagi kepalanya. Kubalikan lagi tubuhnya. Kuserang pelipis matanya dengan sikut dengan cepat, penuh tenaga, dan tanpa ampun. Setelah aku bosan dengan serangan itu, kuhantam lagi wajahnya. Tanganku berdarah, tenang saja, bila itu tidak cukup akan kuhancurkan rahangnya dengan tanganku.

Akhirnya Max terdiam dengan wajah berdarah. Kuhantam lagi dia untuk terkahir kalinya. Aku berdiri, semua orang melihatku. Guruku hanya diam mematung. Beberapa siswi ketakutan.

Aku berjalan meninggalkan ruangan olahraga, tak lupa kutendang kepalanya dengan keras.

"When u bully me with no mercy, u should know. I will payback even with no mercy at all. Once u got me mad. Right there u will see devil with human Look."

-----ME-----

RIDDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang