Devil's hand

344 13 3
                                    

Aku berlutut di depan sesosok iblis yang berdiri tegak dengan senyuman yang kejam yang pernah kulihat. Matanya menggambarkan tidak ada rasa ampun dan tak ada belas kasih. "Menyerahlah Zarkdross. Kau tak akan bisa mengalahkanku sendirian aku adalah iblis terkuat dari yang terkuat, kau tak akan menang melawanku senidrian." setelah itu dia tertawa.

"Aku tahu, aku pasti bisa mengalahkannya sendirian, aku adalah pembunuh iblis terkuat dari yang terkuat. Aku bisa mengalahkannya sendirian." kataku dalam hati.

Aku bangkit, sambil memegang handle pedangku yang bernama Serzarex. Datang tiga temanku, mereka Rianna, Aldous, dan Rezos.

Iblis itu tertawa. "Percuma saja kau membawa tiga temanku, kau tak akan bisa membunuhku, walau kau adalah pembunuh iblis terkuat sekaliapun. Aku adalah Rowzesk, iblis terkuat penguasa neraka." setelah itu dia tertawa.

Aku berdiri tegak. Mencabut pedangku yang menancap di tanah. "Aku memang pembunuh iblis terkuat dari yang terkuat, Walau aku berada di kandangmu. Bukan artinya aku kalah. Aku akan membalaskan dendam kedua orangtuaku. Walau di saat itu aku hanya berusia satu tahun. Namun memori itu tetap terbawa hingga menuntunku ke neraka sialan ini. Mari kita buktikan Rowzesk siapa yang terkuat, aku, atau kau sang penguasa neraka."

"Zark jangan konyol kau tak akan menang melawannya seorang diri."

"Rianna benar, jangan mencoba untuk melawannya sendirian, kau adalah ketua tertinggi dari para pembunuh iblis. Bila kau tewas tak akan ada sosok yang sekuat dirimu." kata Aldous.

Aku memejamkan mataku. Lalu membuka mataku kembali. "Justru orang konyol lah yang tak melawan atas apa yang di deritanya. Aku menderita luka hati yang dalam. Pada bahwasannya darah di balas dengan darah, kematian di balas dengan kematian." kataku dengan kedua mata yang masing-masing berbeda.

"Mari kita buktikan siapa yang terkuat aku telah mengalahkan dua pengawal terkuatmu Lordes dan Lisizer. Aku telah memiliki kedua matanya.

"Bagaimana bisa Zark mendapatkan itu ?" tanya Rianna.

"Dia mendapatkan itu di saat titik darah penghabisan di saat melawan kedua pengawal itu. Dia menatap mata iblis itu tanpa henti, hingga akhirnya kekuatan mata itu pindah ke mata Zark secara sendirinya." kata Rozes.

"Bagaimana itu bisa terjadi ?"

"Kekuatan yang di miliki mata para iblis itu bersifat memihak. Aku sudah membunuh ribuan iblis dengan kekuatan seperti itu, aku memiliki lima kekuatan dari ribuan iblis yang kubunuh. Zark secara utuh adalah seorang manusia, namun berkekuatan iblis. Kedua mata yang di miliki Zark adalah mata yang terkuat dari yang terkuat. Bila dia berhasil menaklukan Rowzesk, dia adalah pembunuh iblis yang paling kuat di tambah dengan kekuatan mata iblis itu. Secara tak langsung pula, Zark menjadi raja dari semua iblis."

"Aku punya kejutan untukmu, kau tahu bila tangan Lordes menyatu dengan tubuhku ?"

"TIdak mungkin! Tidak mungkin bila kau memiliki tangan Lordes!"

"Zark benar dia bisa melawan Rowzesk sendirian, pantas bila dia membantahmu Rianna. Kekuatan Zark sudah melampaui kekuatan Rowzesk, tetapi hanya melampaui sedikit saja. Rowzesk akan mati di tangan Zark." kata Aldous.

Aku berlari dengan kencang, melompat setinggi-tingginya dan membanting pedangku dari ketinggian.

"ARGHHHHHH!!!!!!!" jerit Rowzesk karena pedangku menyebabkan angin berkekuatan magis tinggi, saking tingginya kekuatan hingga teman-temanku mundur cukup jauh.

"With this devil's hand, i will kill you Rowzesk!" setelah itu aku menembakkan sinar lurus berwarna merah bercampur ungu, Rowzesk menembakkan cahaya dari tongkatnya berwarna merah menyala.

Aku melemparkan pedangku dengan tangan kiriku hingga tertancap di tubuh Rowzesk. Jeritannya sangat keras. Aku mengangkatnya dan mengendalikan dengan tangan iblisku. "Kau akan mati Rowzesk, di mataku kau tidak lebih dari bayi iblis yang baru lahir, kau bahkan lebih lemah dari seorang bayi, setelah kau mati, aku akan menjadi raja dari para iblis, kekuatanmu bahkan tidak ada dari seujung kuku tanganku."

"TIDAK!!!!"

Aku menarik pedangku kembali, tangan kiriku yang mengambil, setelah itu kupukul Rowzesk dengan tangan kananku. Aku melompat tinggi mendekati Rowzesk. "Tamat sudah riwayatmu Rowzesk, rasakan pedang Serzarex ini!!!!" aku mencincang tubuhnya dengan kecepatan kilat hingga teman-temanku tak melihatnya.

"Pedang Serzarex ? Bukankah itu....."

"Ya benar Aldous, itu adalah pedang legenda yang sempat menghilang untuk waktu yang lama. Pedang itu akan muncul dengan sendirinya di hadapan seseorang yang sangat terpilih, pedang itu memilih untuk menampakkan dirinya kepada seseorang. Yang bisa mengendalikan Serzarex adalah orang yang sangat kuat. Karena kekuatan dari pedang Serzarex bisa memusnahkan dunia iblis tanpa sisa. Bila seseorang tak bisa mengendalikan kekuatan dari pedang itu, orang itu akan menjadi jahat dan menjadi dewa yang sangat kejam."

"Tetapi bagaimana Zark bisa mengendalikan pedang itu layaknya sebuah mainan ?"

"Ayahnya adalah seorang kesatria dan dia menggunakan pedang Serzarex. Kekuatan ayahnya menurun kepada Zark bahkan lebih kuat. Zark memiliki kekuatan yang sangat lebih untuk mengontrol pedang Serzarex, karena itu dia bisa mengotrolnya seperti dia mengontrol sebuah pedang mainan."

Setelah mencincang Rowzesk aku kembali mendarat, aku menaruh pedang besarku di bahu kiriku. Aku membuat bola merah kecil di tangan kananku. "Mati kau iblis sialan, rasakan rasa sakit ini." setelah itu aku mengepalkan tanganku, bola kecil itu pun hancur. Rowzesk menjerit sangat keras. Hingga temanku menutup telinganya. Tubuh Rowzesk meledak. Sebuah tongkat jatuh dari tubuh Rowzesk. Aku memandangi kematian Rowzesk untuk beberapa lama. Setelah itu aku berjalan ke tongkat itu.

Aku mencabut tongkat itu, lalu mencabut kekuatan jahat yang melekat di tongkat itu. "Kembalilah ke Land Of Dark. Di situ lah tempatmu sebenarnya." kataku kepada tongkat itu, dan tongkat itu pun menghilang.

"Land Of Dark. Bukankah itu tempat banyak dewa yang sangat kuat ?"

"Benar sekali Rianna. Mereka membunuh para dewa itu lalu mengambil tongkat itu dan memasukkan kekuatan jahat ke dalam tongkat itu, sekarang tongkat itu kembali ke Land Of Dark." kata Rozes.

Aku berjalan ke arah teman-temanku dengan cepat. Sambil membawa pedangku di tangan kiriku. Di saat aku sudah dekat mereka berlutut dan memberiku hormat layaknya aku adalah raja.

"Hormat kami kepada raja dari pembunuh para iblis, dan raja dari semua iblis." kata Rozes.

"Tanpa mengurangi rasa hormatku kepada kalian, mari kita pulang. Tugas kita sudah selesai." balasku.

Lalu kami semua berjalan meninggalkan neraka ini, aku adalah raja dari semua iblis. Aku mengatur para iblis. Tidak akan ada lagi perang antara manusia dengan iblis. Karena selama aku masih bernafas, aku akan menjaga perdamaian antara manusia dan iblis.

  "Justru orang konyol lah yang tak melawan atas apa yang di deritanya. Aku menderita luka hati yang dalam. Pada bahwasannya darah di balas dengan darah, kematian di balas dengan kematian."  

-----ME-----

RIDDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang