Ah sial! Sepertinya sulit untuk membalikan keadaan bila seperti ini. Ah sial! Sepertinya mereka sangat terlatih sekali.
Score 13-21. Sial kami kalah melawan Woodsboro highschool.
"Will bagaimana tak tik kita kali ini ?"
"Kita menggunakan ambush, semua posisi bisa melakukan smash Leo."
Baiklah, mari bersiap. Lawan kami melakukan pukulan service, lalu Leo menerimanya dengan baik. Lalu kulambungkan bola itu, setelah itu Lyon melakukan smash dengan cukup keras.
Mereka menerimanya cukup mudah. Dengan waktu singkat mereka mengembalikan bola itu kepada kami. Leo menerimanya kembali, begitu pun aku, kali ini Albert menerimanya. Posisi dia di sebelah kiriku, dan Lyon di sebelah kananku.
Bola telah berpindah posisi, mereka dengan cepat membalikkan bola itu, dengan smash. Zack gagal menerimanya.
Posisi sementara 13-21.
"Sial bagaimana aku tak bisa menerima ini ?!" keluh Zack.
Aku mengulurkan tanganku membantunya berdiri dan menepuk bahunya.
Kami berdiri di posisi. Aku menghadap teman-temanku.
"Kali ini tak tik apa lagi yang akan kita gunakan Will ?"
"Kita berusaha semaksimal kita saja Deno." Deno berada di posisi belakang Lyon.
"Percayalah kita akan menang." kataku sambil melihat keseluruh temanku.
3 menit waktu berjalan.
Sial posisi kami semakin terpuruk. 13-24.
Bola kami berada di daerah lawan kami. Mereka mengoper bola dengan. Cepat.
"Ambush, ambush!" perintahku.
Bola melayang melewati kepalaku. Leo menerimanya, aku melambungkan bola itu kembali. Lalu Lyon melakukan smash. Bola berpindah daerah, tiga sentuhan unuk bola itu rasanya sangat singkat sekali, pukulan terakhir adalah smash. Zack gagal menerimanya.
Babak pertama selesai.
Cody Rhodes (pelatih) POV.
Aku melihat semua anak didikku berjalan memasuki ruang locker dengan lesu dan kelelahan. Aku hanya memandangi mereka saja yang sedang menenggak sebotol air.
"Jadi kalian menyerah begitu saja ?"
"Pak, mereka pandai mengincar, bahkan yang kuat pun menjadi lemah." kata William.
"So you just backdown just like that ?"
Mereka mulai mengangkat kepala mereka yang tertunduk sedih tanpa ada harapan.
"Dengarkan aku, kita bermain di dalam kandang kita sendiri. Apa kalian ingin kalah di kandang sendiri ? Bagiku itu adalah kehinaan."
"I won't back down!" teriakku.
"I won't back down!" teriak mereka.
"Ulangi."
"I won't back down!"
"Ulangi."
"I won't back down!"
Aku membuat lingkaran dengan kedua tanganku, mereka mengumpul, kepala kami saling bertemu.
"Ingatlah. Kekalahan adalah kehinaan. Dalam lomba Volley ini kita pasti menang. Ingatlah. Kekalahan adalah kehinaan. Bersiaplah karena kalian akan tanding sebentar lagi."
Lima menit kemudian.
William POV.
Aku tak akan kehinaan masuk ke dalam jiwaku dan jiwa sekolahku. Kali ini aku akan membalikkan kehinaan itu kepada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIDDLE
Mystery / ThrillerThis is finish. Wait the second part of this riddle. Bagi kalian yang suka dengan teka teki, kalian harus membaca ini. Tetapi kalian tidak akan mudah menyelesaikan teka teki ini. Teka teki ini tidak mudah untuk di selesaikan, kalian harus peka denga...