Aku berada di Melbourne, aku adalah orang Australia. Namun aku bukan bermukim di kota ini, sebelum kota ini aku bermukim di kota ini. Aku memandangi icon kota ini. Di luar sini cuaca sekarang cerah namun tak ada sinar matahari. Di tambah lagi angin yang berhembus dengan kecepatan yang pas bagiku. Membuat pikiranku segar.
Di luar sini lalu lintas padat namun lancar. Aku tak mempermasalahkan itu. Aku berbalik, ada truck panjang yang keluar dari arah lurus dari tempatku berdiri, truck itu berjalan lurus dia ingin belok kanan. Namun di tengah jalan dia berhenti.
Ada tiga mobil di depan truck berhenti. Aku hanya memandangi ini dengan mataku yang sedikit sayup karena angin membuat mataku mengantuk namun aku tak ingin tidur.
Tiba-tiba setengah lusin mobil datang dengan kecepatan tinggi lalu menabrak mobil di depan truck. Aku pun terkejut melihat ini, tubuhku menegak karena awalnya aku bersandar di pagar besi.
Polisi datang dengan cepat. Polisi mengamankan lokasi kejadian. Aku berada di lokasi selama dua jam lamanya. Tiba-tiba ponselku berdering. Sebuah telfon masuk.
"Halo ?"
"Remy, Laney kecelakaan."
"Apa ? Aku berada di lokasi kejadian, aku tak melihatnya. Sekarang ada di mana Laney ?"
"Rumah sakit tak jauh dari lokasi kejadian."
"Ok aku akan kesana, terima kasih Paul."
Sial! Dia adalah sahabatku. Bagaimana aku tak mengetahu ini.
Aku berjalan ke rumah sakit segera, aku berlari dengan cepat. Udara yang berhembus membuatku tak berkeringat. Angin berhembus semakin kencang, makin kencang pula lariku. Angin membantuku berlari dengan cepat.
Akhirnya aku sampai di rumah sakit. Aku bertemu dengan Paul dalam keadaan gelisah.
"Remy, syukurlah kau sudah datang."
"Di mana Laney ?"
"Laney di unit gawat darurat, dia kehilangan banyak darah."
"Ambil saja darahku."
Aku melihat kekasih Laney hanya duduk menangis saja.
"Kuantar kau ke unit gawat darurat."
Aku berjalan ke unit gawat darurat. Paul membawaku, aku berjalan dengan tegap, aku sangat yakin aku ingin memberikan darahku sesuai kebutuhan Laney.
Aku dan Paul bertemu dengan seorang dokter, lalu berkata aku ingin memherikan darahku. Aku segera di proses. Aku melihat selang mengambil darahku, aku hanya diam mematung saja. Kantung darah penuh. Lalu aku di bolehkan untuk beristiraha oleh suster di ruangan. Aku pun istirahat.
3 hari kemudian.
Aku menjenguk Laney. Dia berada di lantai tiga.
"Laney bagaimana keadaanmu ?"
"Aku sudah lebih baik."
Aku terdiam.
"Aku memberikan darahku untukmu. Karena kau membutuhkannya, dan golonganmu dan aku sama."
"Terima kasih Remy." katanya dengan senyum mata ber air namun tak menangis.
"Maybe in my blood theres nothing your blood. But in your blood there is my blood."
Aku merapihkan rambutku.
"Aku hanya ingin berkata, jangan pernah sakiti seseorang yang pernah menolong dirimu, apa lagi pertolongan itu vital. Karena orang tersebut berpeluang besar tak memaafkanmu."
Laney tersenyum manis.
2 minggu kemudian.
Aku berada di rumahku sendirian, pintu rumahku terbuka, aku sedang membaca majalah. Laney datang sendirian dan itu membuatku terkejut.
"Remy."
Laney datang dan berdiri di depanku. Aku sempat terkejut.
"Laney, duduklah. Ada apa ?"
Laney tak bicara.
"Apa kau mempunyai masalah ?"
"Maukah kau menikah denganku ?"
"Kau memiliki kekasih."
"Dia buruk untukku. Orangtuaku melihatnya. Dan orangtuaku menyukaimu, dan mengetahui kau jauh lebih baik dari kekasihku."
Aku mengangguk dengan pelan.
"Kau harus bertemu dengan orangtuaku."
Aku mengangguk pelan dengan senyum.
Aku ke rumah Laney dan berhadapan dengan orangtuanya. Laney mengatakan niatnya mengapa dia membawaku. Orangtuanya dengan senang merestui.
Tanpa menunggu lama satu bulan kemudian kami menikah.
"Jangan pernah sakiti seseorang yang pernah menolong dirimu, apa lagi pertolongan itu vital. Karena orang tersebut berpeluang besar tak memaafkanmu."
-----Me-----
KAMU SEDANG MEMBACA
RIDDLE
Misteri / ThrillerThis is finish. Wait the second part of this riddle. Bagi kalian yang suka dengan teka teki, kalian harus membaca ini. Tetapi kalian tidak akan mudah menyelesaikan teka teki ini. Teka teki ini tidak mudah untuk di selesaikan, kalian harus peka denga...