Siang ini aku berada di Swiss bersama Lucia. Kekasihku. Kami sudah berada di Swiss selama dua minggu. Kami menginap di hotel bintang 5+. Mungkin negara selanjutnya adalah Swedia atau Cekoslavia. Eropa, negara dengan alam indah. Sangat cocok untuk mengunjungi mereka hanya untuk berwisata atau pun berbulan madu sangat cocok.
"Ray, negara Eropa apa lagi yang akan kita kunjungi nanti ? bila Swedia aku mengetahui beberapa tempat yang indah dan romantis. Aku tak sabar untuk mengunjungi Swedia."
Aku hanya tersenyum. Lucia menggenggam tanganku dengan ekspresi wanita yang memohon dengan mengigit bibirnya.
"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu." kataku dengan senyum.
"Aku menerimamu sebagai kekasihku, karena aku tidak bisa menyakitimu. Kau berkata kau sangat mencintaiku. Namun aku tahu bila cinta akan menyakitimu."
Senyum di wajah Lucia pudar.
"Secara tak sengaja maupun tak sengaja. Aku bisa menyakitimu. Itu karena cinta. Walau banyak yang bahagia karena cinta. Bukan artinya banyak yang menangis dengan cinta. Aku tidak mau menyakitimu."
Mata Lucia berkaca-kaca. Aku melihatnya dengan sangat jelas. Matanya layaknya kaca yang berkilau di tengah malam yang gelap gulita.
"Aku meminta maaf padamu dengan sangat dalam. Aku ingin menyelesaikan hubungan ini."
Lucia menangis. Air matanya mengalir bagaikan bongkahan es yang mencair seketika. Suara tangisannya pelan, namun dalam. Aku bisa merasakan itu. Pelukannya sangat erat. Air mataku mengalir di wajahku dengan deras layaknya sungai. Aku membuatnya menangis bukan karena menyakitinya. Aku membuatnya menangis karena aku mencegah agar Lucia tak tersakiti.
Dua hari kemudian aku dan Lucia pulang dari Swiss. Aku terdiam di kamarku di malam hari. Tak ada cahaya di kamarku. Sinar bulan pun tak kuizinkan masuk ke dalam kamarku. Aku terbaring memikirkan perasaan Lucia. Aku merasa sangat bersalah. Aku harus menebus ini. Aku keluar rumahku dengan mengendarai mobil ke rumah Lucia.
Aku sampai di depan rumah Lucia. Mengetuk pintu rumahnya dengan keyakinan penuh.
"Ray, ada apa kau datang malam-malam begini ?"
"Ada yang harus kubicarakan dengan Lucia nyonyan Bradley."
"Lucia ada di kamarnya."
Ibu Lucia membukakan pintu untukku dan aku berjalan ke kamar Lucia. Aku menaiki tangga. Berjalan ke kamar Lucia secepatnya.
"Lucia. Tolong buka pintunya. Ini aku Ray."
Dengan cepat Lucia membukakan pintu untukku dan memelukku dengan erat.
"Ada apa kau datang kerumahku malam ini ?"
"Aku akan memberi tahumu nanti Lucia. Tolong ikut aku." kataku sambil membawanyan turun ke bawah.
Aku duduk di ruang keluarga bersama kedua orangtuanya. Lucia sedikit bingung karena aku membawanya.
"Tuan dan nyonya Bradley. Aku ingin bicara hal yang sangat serius. Ini tentang putrimu."
Posisi mereka siap mendengarkanku.
"Dua hari lalu, aku mengakhiri hubunganku dengan putrimu. Aku mengakhiri hubungan kami karena aku tak mau menyakitinya."
"Mengapa begitu ?"
"Tuan, kau tahu bila aku tidak tega menyakiti seorang wanita. Aku tidak mau menyakiti putrimu."
Tuan Bradley mengangguk.
Aku mengeluarkan sesuatu dari saku celanaku.
"Aku membeli cincin permata ini dengan harga $45 juta. Kalian pasti tahu ini untuk siapa."
Tuan Brad tersenyum lebar. Lucia tersenyum lalu menangis di saat memelukku.
Satu bulan kemudian aku menikahi Lucia. Malam ini Lucia menjadi kekasih tetapku.
"Mengapa kau memutuskanku di saat kita berada di Swiss ?" kata Lucia yang hanya terbalut handuk putih.
"Aku tidak mau menyakitimu sayang."
"Benarkah ?" kata Lucia membuka handuknya dan menekukkan lututnya di depanku yang duduk di ranjang. Tubuh indahnya tak terhalang apa pun.
"Benar." kataku dengan senyum.
Lucia mengecup bibirku lalu membaringkanku.
"I dont wanna have a girl not because i cant do the relationship. I just dont wanna hurting a woman.
---ME---Guys, bener" sorry lagi gk ada ide buat update. N this short story is real romance. Bagi yang mikir gw mungkin psycho kaya di betrayed. Kaga, gw gk psycho. N this is my other side. Hope u enjoy it :)
KAMU SEDANG MEMBACA
RIDDLE
Misterio / SuspensoThis is finish. Wait the second part of this riddle. Bagi kalian yang suka dengan teka teki, kalian harus membaca ini. Tetapi kalian tidak akan mudah menyelesaikan teka teki ini. Teka teki ini tidak mudah untuk di selesaikan, kalian harus peka denga...