MID || Part 3

8.8K 204 22
                                    

Jangan Lupa VOTE & COMMENT!

Please Support Me :)

Selamat Membaca!!!

****

"Selamat pagi Dok"

Sapaan itu entah sudah berapa kali ia dengar selama berjalan di setiap sudut rumah sakit untuk mengecek satu per satu pasiennya.

Tentunya ia harus bersikap sopan. Ia membalas sapaan tersebut dengan senyuman yang mampu menghipnotis kaum hawa dalam sekali lirik.

"Selamat pagi nenek" sapa Rangga saat memasuki salah satu kamar pasien.

"Obatnya sudah di makan kan?" tanya Rangga.

"Ehh dokter ganteng datang. Ini nenek baru mau minum obatnya dok" jawabnya tersenyum.

"Aduhh nek lain kali jangan terlambat yah minum obatnya. Biar cepat sembuh" katanya mengingatkan.

"Iya, maaf dok. Tapi, nenek tidak suka obatnya" ujar nenek itu.

"Loh kenapa nek?"

"Soalnya pahit. Nenek nggak suka. Kalau nggak minum obat nenek bakalan mati yah pak dokter?" tanya nenek itu cemas.

"Ahh nenek.. Nenek pasti bakalan sembuh. Saya akan bantu nenek buat sembuh biar nggak minum obat pahit itu lagi. Nenek sabar aja yahh!! Ucapnya dengan nada lembut ditambah dengan senyum kecil yang nampak dari wajah tampannya.

"Yaudah nek, nenek istarahat lagi yah kalau sudah minum obat. Saya permisi dulu nek. Ingat, nenek pasti sembuh".

Nenek itu mengangguk, mengiyakan ucapan Rangga.

Rangga memang terkenal dengan sifat dinginnya. Tapi tidak untuk orang tua. Ia tahu betul bagaimana cara bersikap yang baik terhadap orang tua dan juga semua pasiennya.

***

"Rangga. Rangga tunggu woy!!"

Mendengar teriakan tersebut membuatnya harus menghentikan langkahnya dengan malas.

Orang itu segera menghampirinya dengan napas ngos-ngosan.

"Dokter Rangga. Panggil gue Dokter Rangga. Pake DOKTER!!!" ucapnya mengingatkan dengan nada yang ditekan untuk memperjelas.

"Yaelah lebay luh"

"Kita lagi di Rumah Sakit" jawabnya dingin.

"Iya iya maaf Dr. Rangga" ucapnya malas.

"Ada apa Dr. Radit cari saya?"

Radit berdesis pelan.

"Bentar malam gue nginap di rumah lo yah?"

"Nggak!!" jawabnya lantang.

"Yaelah, sahabat macam apa sih lo ini? Cuman sehari doang. Soalnya rumah gue ada saudaranya bokap gue datang. Mana bawa anaknya sembilan lagi" ucapnya mengeluh.

"Kan rumah lo gede. Lima puluh orang aja pasti masih longgar. Pokoknya ngggak!!" tolaknya.

"Lo belum lihat sepupu-sepupu gue? Semuanya itu masih kecil-kecil. Tahun lalu aja gue sampe tifus gara-gara kecapean. Nggak masalah kalau gue tifus karena kecapean kerja ngobatin pasien. Ini gue tifus karena cape main kuda-kudaan sama bocah-bocah"

"Bodoo amat. Pokoknya gue nggak mau. Ntar disangkanya gue homo lagi sama lo" ucapnya acuh tak acuh lalu meninggalkan sahabatnya yang sedang kesusahan itu.

"Emang jahat. Dasar sahabat durhaka lo emang" teriaknya tanpa memperdulikan orang-orang yang memperhatikannya.

***

MY ICE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang