MID || Part 8

5K 128 1
                                    

Rangga bergegas melepas pakaian operasinya. Dia langsung menuju ke ruangan di mana Keyla di rawat. Dia tidak sempat mengecek keadaannya karena dia harus melakukan operasi mendadak yang memakan waktu sekita tujuh jam.

Dia melirik ke arah jam dinding. Itu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Dia sudah sangat telat dengan janjinya. Dia seharusnya datang sekitar jam 5 sore. Tentu saja, perawat pasti sudah mengecek dan menggantikan posisinya. Dia hanya akan memastikan sekali lagi.

Rangga mengetuk dan membuka pintu kamar itu perlahan. Dia dapat melihat seorang wanita yang berbaring dan sedang tertidur.

Dia kemudian berjalan dengan sangat hati-hati supaya wanita itu tidak terbangun.

Dia mengecek segala sesuatu yang perlu di cek. Dia memastikan selang infusnya dan sepertinya tidak ada masalah.

"Jangan... Jangan..." ucap wanita itu.

Rangga sedikit terkejut dengan suara yang tiba-tiba muncul dari mulut wanita itu. Dia sepertinya sedang bermimpi buruk. Terlihat wajah dan lehernya dipenuhi keringat. Entah apa yang sedang dia mimpikan sampai membuatnya terlihat sangat cemas dan ketakutan seperti itu.

Rangga menatapnya dengan ekspresi yang sulit di jelaskan. Meskipun wanita itu selalu saja menyebalkan, melihatnya seperti itu membuatnya sedikit tidak tega. Dia ingin menenangkannya tapi tidak tahu harus melakukan apa.

Wanita itu terus menggeram sambil mengepal tangannya kuat-kuat, terlihat begitu ketakutan. Rangga dengan ragu-ragu menyentuh tangan wanita itu, mungkin itu akan sedikit menenangkannya.

Rangga lalu menyeka keringan wanita itu dengan sapu tangan miliknya. Dia melakukannya dengan sangat hati-hati. Tapi alangkah terkejutnya dia ketika wanita itu tiba-tiba membuka matanya. Dia tiba-tiba menangis. Terlihat ada aliran kecil mengalir di pipi wanita itu. Wanita itu menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ma.. Maaf" ucap Rangga terbata-bata dan langsung menyingkirkan tangannya dari wajah Keyla.

Dia terlihat kebingungan dan sangat canggung. Apa yang dia lakukan bisa saja membuat wanita itu salah paham. Tanpa berpikir panjang, dia langsung berinisiatif untuk keluar secepatnya.

Rangga baru saja akan melangkahkan kakinya keluar ruangan. Tapi tiba-tiba saja ia sedikit tersentak karena wanita itu tiba-tiba saja memeluknya dari belakang.

"Tolong jangan tinggalin gue sendiri"

"Gue takut" suaranya dan napasnya terdengar sesak.

"Plisss jangan pergi" dia memohon.

Wanita itu terlihat sangat ketakutan. Dia tidak berhenti menangis. Dia benar-benar tidak ingin sendiri.

"Gue takut. Tolongin gue"

Rangga terdiam. Menunjukkan ekspresi yang sulit di tebak. Wanita itu tiba-tiba saja memeluknya. Rangga bisa merasakan hangatnya pelukan Keyla. Sekujur tubuhnya membeku tak mampu bergerak.

"Pliss temanin gue" kata Keyla, suaranya terdengar lemah.

"Gue nggak mau sendiri. Pliss..gue takut"

Entah apa yang terjadi dengan Rangga. Dia membeku di tempat dan terus berusaha mengontrol napasnya yang sudah tidak karuan. Dia merasa sangat aneh. Dia butuh beberapa saat sampai akhirnya Rangga sudah mulai bisa mengontrol diri.

"Sampai kapan lo mau meluk gue?" Rangga mulai membuka mulutnya.

"Sampai lo mau nemanin gue"

"Gue mau pulang" Rangga bersikap seolah acuh tak acuh.

Wanita itu semakin mengeratkan pelukannya. Mata Rangga memejam saat tangan Keyla melingkar erat di tubuhnya. Dia langsung terdiam di tempat.

"Gue nggak bakal lepasin sampai lo mau temenin gue" balas Keyla tak tahu diri.

MY ICE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang