Part 23

4K 136 6
                                    

Semenjak kepergian Melati, semua orang menjadi sangat terpukul. Sejak proses pemakaman Melati, Maria tidak henti-hentinya menangis. Tentunya dia sangat terpukul dengan kepergian Melati untuk selama-lamanya. Maria adalah orang yang telah mendidik dan membesarkan Melati sejak dia pertama kali di bawah ke panti asuhan oleh Rangga.

Saat itu umurnya masih 3 tahun. Melati adalah satu-satunya korban kecelakaan yang selamat. Kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuanya. Kebetulan dokter yang menangani kedua orang tua Melati adalah Rangga.

Rangga merasa sangat prihatin melihat anak sekecil itu harus menjadi anak yatim piatu di usianya yang baru menginjak 3 tahun. Dan karena merasa kasihan, akhirnya Rangga membawa Melati ke panti asuhan.

Di tempat itulah Melati mendapatkan kehidupan yang baru. Dia bisa tumbuh bahagia dengan keluarga baru. Ada banyak teman yang menyayanginya dan sosok ibu pengganti yang begitu tulus membesarkan anak itu, Maria.

"Kak Maria.. Melati udah nggak bisa main sama kita lagi yah?"

"Melati udah pergi jauh yah kak?"

"Kenapa Melati harus di simpan dalam tanah? Kasian Melati kak"

Semua anak-anak menanyakan Melati. Hal itu yang membuat hati Maria semakin teriris.

Mereka masih kecil, mereka bahkan belum tahu apa yang terjadi. Ini adalah untuk pertama kalinya mereka menyaksikan yang namanya kematian. Mereka masih terlalu polos. Meski begitu, anak-anak yang mungkin lebih dewasa, pasti sudah mengerti dan merasa sangat kehilangan.

"Melati baik-baik saja. Dia sudah bahagia di Surga. Melati sudah sembuh sekarang" lirih Maria.

Setelah mengucapkan salam perpisahan, semua orang satu per satu meninggalkan lokasi pemakaman Melati. Maria membawa anak-anak yang lain untuk kembali ke panti. Saat ini hanya Rangga yang tersisa. Entah sudah berapa jam dia berdiri dan hanya menatap tempat peristirahatan terakhir Melati.

Sejak pemakaman dan sampai saat ini, tidak terlihat satu pun air mata mengalir di wajahnya. Bukan karena dia tidak merasa sedih dengan kepergian Melati, tapi sesuatu hal membuatnya bahkan tidak mampu untuk mengeluarkan air mata setitik pun.

"Maaf"

Hanya satu itu yang dapat keluar dari mulut Rangga sebelum dia meninggalkan pemakaman.

****

Hari demi hari, setelah kepergian Melati, perlahan semuanya kembali berjalan seperti biasanya. Walaupun memang rasanya seperti ada saja yang kurang. Biar bagaimana pun mereka yang masih ada harus terus bisa berjuang dan melanjutkan hidup.

Semua orang masih sangat berduka dan kehilangan. Masih tergambar jelas di wajah semua orang. Berbeda dengan Rangga, dia nampak biasa saja. Sepulangnya dari pemakaman, dia langsung menuju rumah sakit dan bekerja seperti biasanya. Semua orang bingung dengan sikap pria itu. Tidak ada sama sekali raut kesedihan yang nampak di wajahnya. Dia melakukan semuanya seperti biasanya. Seperti tidak terjadi sesuatu yang berarti.

Saat Radit menyuruhnya pulang untuk beristirahat sejenak dan menenangkan diri, Rangga menolak. Maria yang masih sangat terpukul pun di buat heran dengan sikap Rangga. Maria yang melihat Rangga nampak biasa-biasa saja setelah kepergian Melati, dibuat sangat kecewa. Seakan-akan keberadaan Melati tidak ada artinya buat Rangga.

"Dok, apa kamu sama sekali peduli dengan Melati?"

Rangga hanya diam. Dan sekali lagi Maria mendesaknya.

"Dok! Bagaiamana bisa kamu bersikap biasa saja setelah kematian.." ucapan Maria terpotong.

"Terus kamu mau saya bagaimana? Apa dengan saya menangis, apa dengan saya merasa sedih dan terpuruk, anak itu bisa hidup kembali?" jawab Rangga dingin.

MY ICE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang