Part 26

3.7K 99 6
                                    

Sekarang sudah pukul lima sore di Los Angeles. Rangga baru selesai mengurus segala kepentingan dan urusannya. Meskipun lelah tapi hatinya sangat bersyukur dengan kabar yang dia dengar tadi. Nampak dari wajahnya yang tak henti-hentinya menciptakan senyum menawan di wajah tampannya.

Ting tong.... suara bel berbunyi.

Seorang wanita yang tengah sibuk membuka lembaran majalah fashion wanita sontak melempar majalahnya dan dengan cepat berlari untuk membuka pintu. Sudah dari tadi dia menunggu orang itu dan akhirnya dia datang juga.

"Rangga, Is your business done?" tanyanya sangat antusias.

"Hmm" balas Rangga singkat lalu melepaskan satu kancing atas kemejanya yang membuatnya gerah.

"What business?" tanyanya lagi.

"You don't need to know"

"Rangga! Is that very important? Come on!!"

Rangga diam saja dan terus berjalan meninggalkannya.

"Rangga"

"Ranggaaaaa"

Dia terus mengikuti Rangga yang terus berjalan dan mengabaikannya.

"Ranggaaaaaa.."

"Jennifer shut up! I'm tired" Rangga mendesah lelah.

Dia cukup lelah setelah berjalan kaki dengan jarak yang lumayan jauh. Sebenarnya dia bisa saja memilih pulang dengan taksi tapi Rangga memilih pulang dengan berjalan kaki demi menikmati pemandangan kota yang sudah lama dia tinggalkan. Hitung-hitung sebagai untuk menghibur diri sebelum kembali ke Indonesia.

Wanita beramput pirang bermata biru itu memanyunkan mulutnya karena jengkel. Namanya Jennifer, usia 23 tahun. Wanita berkebangsaan Amerika tapi memiliki darah campuran Indonesia.

"Nyebelin!" gerutu Jennifer.

Rangga tidak mau lagi menggubris Jennifer dan segera pergi ke kamarnya. Jennifer pun mengikutinya dari belakang.

"By the way, lo kapan balik ke Indonesia?"

"Besok gue udah balik"

"Hah? Lo nggak mau tunggu mama sama papa pulang dulu?"

"Mereka pulang minggu depan kan?"

"Hu'uum" Jennifer mengangguk.

"Nggak bisa. Kelamaan. Gue harus pulang besok"

Jennifer langsung memasang wajah murung "Buru-buru banget. Lo nggak rindu sama mereka? terlebih gue yang cantik ini"

"Mereka iya, lo nggak!"

Jennifer hampir saja menampar Rangga dengan kakinya jika saja dia tidak mencoba bersabar.

"Kalau gitu gue mau ikut"

"Ikut ke mana?"

"Ke Indonesia. Gue kangen sama negara kelahiran gue" ucap Jennifer penuh harap.

"Ada-ada aja lo. Jangan macem-macem deh"

"Ih gue serius Rangga. Daripada gue nganggur nggak jelas di sini kan" pinta Jennifer memasang puppy face-nya

Rangga memutar bola matanya malas dan memilih untuk mengikuti kemauan adiknya itu.

"Terserah lo. Gue nggak bayarin tiket. Bayar sendiri!"

Setelah itu Rangga langsung menyuruh wanita itu keluar dan menutup pintu rapat-rapat. Rangga sangat lelah, ditambah harus bicara dengan Jennifer yang bisa membuat separuh tenaganya terkuras. Dia sangat butuh istirahat dan Rangga tidak ingin waktu istirahatnya diganggu oleh Jennifer.

MY ICE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang