Part 21

4.5K 115 23
                                    

Menatap keindangan kota Jakarta dari atas gedung tinggi selalu menjadi hobi pria bertubuh tinggi dan berwajah tampan itu untuk menghilangkan penat dan beban pikiran, terutama saat malam hari. Dia biasanya menghabiskan waktunya untuk memandang kota, dan juga langit-langit malam saat dia mengalami kesulitan untuk tidur.

Karena gangguan tidur yang di alaminya, dia sering merasa kelelahan karena kurang istirahat, padahal pekerjaannya sangat berat. Pria itu menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Melepaskan semua kepenatan yang menyelimuti tubuhnya.

Dia mengisap sebatang rokok, sambil sesekali memainkan asapnya. Dia bukan seorang perokok berat, hanya merokok ketika ingin saja. Bahkan hampir tidak ada yang tahu kalau ternyata dia merokok, kecuali Radit.

Pria itu terus menatap ke depan dengan tatapan kosong meskipun banyak hal yang terlintas di benaknya. Dia memikirkan banyak hal, namun, sesaat kemudian tiba-tiba dia teringat dengan Keyla.

Bicara tentang wanita itu, akhir-akhir ini memang Rangga tidak pernah lagi mendapat notifikasi darinya. Jika biasanya wanita itu akan terus menerornya lewat pesan di WhatsApp atau menelponnya. Sekarang tidak. Sekarang sudah beberapa hari sejak terakhir kali mereka berkomunikasi singkat di chat.

"Dia sibuk? Atau dia marah sama gue?" tanya Rangga pada dirinya sendiri.

Rangga tidak bisa menyangkal, meskipun wanita itu sering membuatnya kesal, ternyata rasanya menjadi sedikit berbeda saat wanita itu tidak ada. Dia kadang memikirkan apa yang sedang dilakukan wanita itu dan kapan dia pulang. Rangga mungkin sedikit merindukan keberadaannya.

***

Keyla masuk ke dalam mobil dan membanting pintu mobil cukup keras. Dia sangat kesal sampai matanya memerah dan berkaca-kaca. Ingin sekali dia menghancurkan semua yang ada di depannya tapi dia bukan tipe orang melampiaskan kekesalannya sembarangan.

Amanda dan Reno yang juga ikut merasa kesal, mencoba mendukung sahabatnya.

"Wahh gue nggak nyangka Rendy bakal sekurang aja itu" sahut Amanda.

"Iya, cowok kayak dia emang pantes dapat tamparan dari lo Key" sahut Reno menambahkan.

"Sumpah kalau gue jadi lo, gue bakal kasih sesuatu yang lebih parah dari tamparan!" gerutu Amanda.

"Pengen gue injak-injak tuh manusia bangsat" ucap Reno mulai emosi.

Amanda sedikit terkejut, sangat jarang Reno memasang mode serius. Dia bahkan tadi hampir memukul Rendy kalau saja Keyla tidak menahannya. Amanda merasa kagum dengan sahabatnya itu. Terharu bagaimana Reno berusaha membela Keyla karena tidak terima sahabatnya di perlakukan seperti itu.

"Kenapa sih lo pake nahan gue segala segala Key? Kalau nggak, mampus tuh orang di tangan gue!"

Keyla menghela napas berat, berusaha menstabilkan emosinya. Dia benar-benar marah dan butuh waktu untuk menenangkan diri. Saat ini, di kepalanya terus muncul sosok Rendy yang membuat emosinya semakin menjadi-jadi.

Jelas saja, saat beradegan ciuman di pinggir pantai, pria brengsek itu terus saja melakukan kesalahan. Tentu saja itu adalah kesalahan yang di sengaja. Dengan begitu dia bisa mengulang adegan ciuman tersebut berkali-kali.

Sangat jelas pria itu memang sengaja melakukan itu. Semua orang tahu itu. Produser bahkan beberapa kali menengurnya dan tetap saja hal itu dia lakukan lagi.

Bahkan ada momen ketika Rendy mencium Keyla, Dia tidak hanya memainkan bibirnya, tapi juga lidahnya. Keyla sempat mendorong pria itu agar menjauh. Tapi tetap saja dia meneruskannya. Bahkan produser harus turun tangan untuk menghentikan pria itu.

MY ICE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang