MID || Part 9

5K 135 3
                                    

Reno dan Amanda mengerutkan kening. Mereka sedikit miris dan bingung. Ada apa dengan perempuan satu ini? Sejak tadi pagi dia selalu saja senyum-senyum sendiri.

"Key lo nggak beneran gila kan?"

Reno meletakkan tangannya di kening Keyla, seperti yang dilakukan orang-orang untuk mengukur kadar kegilaan seseorang. Meskipun sebenarnya itu hanya sebuah mitos.

"Key istighfar Key" ucap Amanda cemas.

"Keylaa. Key.." panggil Reno, dia menggoyangkan tubuh Keyla.

Keyla tersadar dari lamunan batinnya. Di tatapnya wajah kedua temannya itu.

"Kenapa?" tanya Keyla.

"Lo nggak apa-apa kan?" tanya Amanda sekali lagi.

"Nggak kok"

"Dari tadi lo tuh senyum senyum nggak jelas woy. Cemas gue sama lo" Amanda bergidik ngeri.

"Masa sih? " tanya Keyla.

Tidak lama kemudian, mereka dapat mendengar seseorang mengetuk pintu. Masuklah dua orang perawat membawa peralatan medis lalu di susul seorang pria dengan jas berwarna putih.

"Selamat siang" dokter itu, Rangga menyapa. Seperti biasa, wajahnya datar.

"Selamat siang dok" Amanda menjawab dengan semangat.

Rangga lalu berjalan mendekati Keyla, mencoba mengecek keadaannya. Diliriknya wanita itu, dia terlihat sedang tersenyum kepadanya. Rangga sedikit merasa aneh.

"Bisa saya periksa..."

"Bisa kok Dok. Nih periksa aja" ucap Keyla, kali ini nada suaranya terdengar ramah.

Mereka yang ada di ruangan itu menjadi heran. Mereka saling bertatapan memberi kode. Padahal baru saja kemarin dia memaki-maki dan bersikap kasar ke pria itu dan dalam satu malam dia seketika berubah menjadi orang yang berbeda. 

Setelah dipersilahkan, Rangga meraih tangan Keyla untuk mengecek denyut nadinya. Wanita itu terus saja tersenyum sambil menatap wajahnya.

"Se..sepertinya keadaan papasien mulai membaik" ucap Rangga terbata-bata.

Entah kenapa tiba-tiba saja Rangga terlihat canggung saat Keyla menatap dan terus tersenyum kepadanya. Dia beberapa kali terlihat membuang pandangannya saat kedua mata mereka bertemu. Benar-benar situasi yang sangat aneh baginya.

"Ganteng" ucap Keyla saat menatap wajah pria itu.

Mendengar pujian itu membuat Rangga terdiam. Entah seperti ada yang aneh dengan dirinya. Padahal itu bukan pertama kalinya dia mendengar pujian seperti itu. Seharusnya itu sudah menjadi santapan sehari-harinya.

Rangga mencoba untuk tidak peduli dan kembali fokus. Dia kemudian menyuntikkan sebuah cairan vitamin ke kantong infus.

"Pasien sudah bisa pulang hari. Bapak dan ibu tinggal mengurus administrasinya saja" kata Rangga.

"Syukurlah Dok. Terima kasih Dok" ucap Reno.

"Baik.. Kalau begitu saya permisi dulu. Sisanya akan di bantu oleh perawat"

Tanpa memperhatikan respon yang lain, Rangga segera meninggalkan ruangan tersebut.

Rangga menghela napas beras. Dia merasa sangat aneh dengan dirinya. Kenapa dia harus salah tingkah dengan pujian wanita itu. Itu bukan yang pertama kalinya dia dipuji seperti itu. 

"Sebenarnya ada apa sih sama gue" ucap Rangga kepada dirinya sendiri.

***

MY ICE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang