Part 24

4K 115 5
                                    

Keyla berusaha keras untuk membujuk pria itu. Dia tidak akan menyerah sampai pria itu mau membukakan pintu. Dia lebih memilih untuk bersikap keras kepala dari pada harus membiarkan pria itu terus membohongi dan menyiksa dirinya sendiri.

Di balik pintu, Rangga berusaha mengabaikan teriakan Keyla yang terus saja membujuknya dari luar. Dia memejamkan mata, tidak tahan lagi dengan wanita itu. Dia akhirnya menyerah, bukan karena terbujuk, tapi dia tahu wanita itu tidak akan diam sebelum dia membukakan pintunya.

"Sebenarnya mau lo apa?!" ucap Rangga datar namun dingin.

"Gu..gue cuman mau.." jawab Keyla terbata-bata. Dia sedikit terkejut.

"Mau apa?!" timpal Rangga semakin dingin.

Ucapan Rangga sangat menusuk hingga membuat Keyla sempat terkesiap karena terkejut. Dia berusaha mengontrol dirinya. Setelah beberapa saat akhirnya Keyla kembali bersuara.

"Gue cuman mau lo bisa melampiaskan emosi lo. Lo nggak bisa nahan diri terus kayak gini dan mendam semuanya sendiri"

"Gue tahu lo lagi nggak baik-baik aja. Lo cuman pura-pura bersikap biasa tapi sebenarnya lo nyimpan rasa sakit dalam hati lo" lirih Keyla.

Rangga menatap wanita itu dengan wajah datar, melempar senyum sinis.

"Lo tahu apa tentang perasaan gue?!" ucap Rangga.

"Gue tahu banget! Lo boleh aja bilang kalau lo baik-baik aja. Tapi mata lo nggak bisa bohong" timpal Keyla.

Rangga diam menatap Keyla cukup lama. Wajahnya datar saja tapi sesekali dia menghela napas berat. Dia kemudian membuang pandangannya dan memilih untuk pergi meninggalkan wanita itu.

Baru berapa langkah, tiba-tiba dia merasakan tubuhnya dipeluk erat oleh seseorang dari belakang. Pelukannya itu sangat erat dan hangat. Entah kenapa Rangga merasa perasaannya jadi tidak karuan. Seperti ada aliran listrik mengalir disekujur tubuhnya. Jantungnya juga berdetak lebih cepat dari biasanya.

Rasanya sangat nyaman, membuatnya menjadi tenang.

Selama beberapa detik, Rangga hanyut dalam pelukan Keyla. Tidak ada yang membuka suara. Suasana tiba-tiba menjadi sangat hening namun damai dalam beberapa saat. Sampai akhirnya beberapa saat kemudian Rangga mengatakan sesuatu.

"Semua ini salah gue" ucap Rangga memecah keheningan.

"Gue nggak bisa ngelakuin apa-apa untuk Melati"

"Seandainya aja gue bisa lebih menjaga anak itu, dia sekarang pasti masih ada diantara kami semua"

Keyla diam saja dan membiarkan Rangga mencurahkan seluruh isi hatinya. Biarlah Rangga mengatakan semua yang ingin dia katakan.

"Gue nggak bisa menjaga dan merawat anak itu dengan baik"

"Kalau ada orang yang harus disalahkan, itu gue"

"Gue terlalu malu untuk menangisi anak itu. Sebaliknya, gue merasa bersalah"

Keyla perlahan melepaskan pelukannya dari tubuh Rangga. Dia sangat terpukul mengetahui apa yang ternyata di rasakan pria itu.

"Rangga lihat gue.." ucap Keyla Keyla.

Rangga menuruti kemauan Keyla. Dia memutar tubuhnya menghadap wanita yang setinggi pundaknya itu. Keyla menatap pria itu sangat dalam. Dia akhirnya dapat melihat kesedihan dari raut wajah pria itu. Dia tertunduk penuh rasa menyesal.

"Rangga dengar gue baik-baik... Ini itu bukan salah lo!"

"Gue tahu lo selalu mau memberikan yang terbaik buat Melati. Gue tahu lo pengen dia sembuh. Tapi kita nggak bisa mengubah apa yang sudah ditakdirkan sama Tuhan"

MY ICE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang