💪PART 8

338 50 9
                                    

Meskipun membahas tentang masa lalunya tapi Ravi tak sedikitpun ingin membayangkannya, dia harus fokus pada misinya saat ini.

Jaehwan mengalihkan pandangannya yang tadi masih menatapi Ravi, sambil membayangkan seorang Kim Wonshik dimasa lalu. Tapi kemudian Ravi yang menoleh kepadanya. Ia menelan salivanya yang masih tersisip rasa soda.

“ Apa Tuan puteri ingin saya belikan sesuatu? “ kedua alis Ravi menaik. “ mungkin Anda haus,”

Emmh.. iya. Tenggorokanku kering,”

“ Kalau begitu tunggu sebentar,” Ravi beranjak. Ia pergi ke tempat vendor machine berada, ia menawarkan Jaehwan karena minumannya juga sudah habis dan dia ingin membeli lagi. Tak sampai satu menit kemudian, Ravi kembali.

“ Terima kasih,” ucap Jaehwan saat menerima minuman yang dibeli Ravi. Ravi duduk disampingnya kemudian. Kembali menyilangkan kakinya dan meneguk sodanya yang sudah ia buka. “ Ingatkan aku untuk menggantinya,” Jaehwan melanjutkan setelah meneguk minumannya.

“ Anda tidak perlu menggantinya. Minuman itu hanya seharga 1500 won,” Ravi tersenyum sambil menatap Jaehwan yang meneguk minumnya lagi. Tentu saja dia tak memerlukan Jaehwan mengganti uangnya yang tak seberapa itu. Untuk apa? Toh, dia akan mendapat bayaran dua ratus kali lipat dari harga minuman itu nanti. Oh tidak, bahkan mungkin seribu kali lipat. Jaehwan keluarga yang sangat kaya raya. Dan kelompok iljins yang membayar Ravi pun tampak memiliki modal yang besar dalam mengembangkan rencana mereka.

***

Setelah melakukan pertemuan bisnis menggantikan Taekwoon di Sapporo, Jaehwan melanjutkan penerbangannya ke Hongkong. Ia dan ketiga bodyguard-nya—ralat—kedua bodyguard asli dan satu bodyguard palsunya sedang dalam pesawat. Dan seperti sebelumnya, Jaehwan meminta Ravi menemaninya di first class.

Perjalanan memakan waktu kurang lebih lima jam. Hongkong negara yang terdekat saat ini dibanding tiga negara lain yang harus dikunjungi Jaehwan lagi. Dan semuanya sudah diatur Taekwoon, pertemuan dan urutan negara yang harus dia kunjungi sesuai jarak tempuh.

Jaehwan kembali dari toilet, sekarang jam sepuluh. Mereka berangkat pukul delapan kurang dua puluh menit dari Jepang tadi, jadi mungkin akan sampai sekitar jam dua belas malam. Ia tercenung didepan tempat duduk Ravi.

Pria itu sedang tidur. Jaehwan melirik kanan kirinya, semua orang pun juga sudah tidur. Yah, perjalanan ini memang cukup melelahkan ditambah haripun sudah gelap. Jaehwan melambaikan tangannya didepan wajah Ravi. Setelah yakin semua orang memejamkan mata dan terlelap tanpa ada saksi mata, Jaehwan perlahan mendekati Ravi.

Chu ~

Perlahan tapi pasti, Jaehwan mempertemukan bibirnya dengan bibir Ravi. Bukan ciuman yang berarti, tapi entah kenapa Jaehwan melakukannya, itu reflek diluar pikirannya.

Hanya menyentuh bibir Ravi..

..dengan bibirnya.

Itupun begitu singkat dan ringan. Tak ada rasanya. Selain, lembut dan agak dingin. Jaehwan melirik kanan kirinya lagi lalu kembali ke tempat duduknya disamping Ravi. Jaehwan menyandarkan tubuhnya dengan kepala menghadap ke samping kiri, sedangkan Ravi duduk disebelah kanannya.

***

Ravi membuka matanya, beberapa menit setelah Jaehwan menciumnya. Ia langsung mengangkat wajahnya dan menatap lurus kedepan dengan pikiran senang. Senang karena sepertinya Jaehwan sudah mulai jatuh dalam karismanya. Bukan karena Jaehwan menciumnya. Ravi bahkan merasa itu hanya sentuhan anak kecil yang minta perhatian.

《END》Fake Bodyguard💪[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang