💪EXTRA

532 42 10
                                    

---warning 🔞✔ bahasa qazar dan biqin eneg---




■■■


Sanghyuk menoleh ke kiri. Meringis dan mengernyitkan dahi saat menatap bahunya yang dibalut dengan kain kasa berwarna putih. Baru saja dia merasakan kebahagiaan bertemu lagi dengan cinta pertamanya dan sekarang dia harus menetap dirumah sakit. Oh yup! Mungkin Tuhan sedang memberikannya balasan dan tidak mau membiarkan dia bersenang-senang dulu.

" Jangan banyak bergerak,". Sanghyuk menoleh pada namja berlesung yang duduk disampingnya, sudah lama duduk disebelah bangsalnya dan setia menunggu sampai luka pada bahunya selesai dibalut.

Namja itu tersenyum tipis, masih ingat kejadian konyol seorang anak kecil yang menembak ketua kelompok iljins terbesar sepanjang masa.

" Hyung, tiba-tiba saja aku merasa trauma dengan anak kecil,"

" Kata Ravi kau adalah kepala kelompok iljins paling kejam dan tidak takut menghadapi siapapun. Lalu kenapa takut pada anak kecil yang tidak punya tenaga dan tidak tahu apa-apa? ", tanya Hongbin, meskipun dalam hati dia mengejek.

" Karena mereka bukan lawan yang seimbang. Mereka bisa melakukan apapun padamu, tetapi kau tidak bisa membalas untuk melawan mereka,"

Hongbin tersenyum. Beruntung Juhoon salah sasaran, tembakan random-nya meleset ke ujung bahu kiri Sanghyuk, bukannnya ke bagian tubuh penting lainnya seperti dada, perut, atau pahanya. Tetapi tetap saja, peluru yang menyerempet bahu Sanghyuk itu meninggalkan luka yang menyakitkan dan akan meninggalkan bekas cacat.

" Kau tidak bisa membenci anak-anak," ujar Hongbin seraya mencebikkan bibirnya lalu tersenyum. Sanghyuk menyipitkan matanya dengan tatapan menerawang.

" Aku tidak membenci anak-anak, aku hanya akan menghindar ketika mereka mendekatiku. Kecuali," Sanghyuk menggantung kalimatnya. Membuat Hongbin memiringkan kepalanya ingin tahu.

" Kecuali? ". Sanghyuk meraih tangan Hongbin yang berada di tepi bangsal. Lalu berkata.

" Kecuali anak yang kau lahirkan," Sanghyuk memelankan suaranya," denganku,". Ia lalu mengangkat dan mencium punggung telapak tangan Hongbin cukup lama. " Kau mau kan? ". Hongbin berusaha menahan pipinya yang merona, dan tetap bertanya berpura-pura tak mengerti.

" Mau apa? "

" Marry.. me,". Hongbin menyunggingkan senyum.

" Kau sembuh saja belum, kenapa begitu percaya diri untuk melamar? Aku bahkan tidak memberimu izin untuk menciumku tadi,"Ya. Begitu melihat Sanghyuk tertembak, Sanghyuk bergegas menyuruh kaki-tangannya untuk menelpon ambulans. Dia hampir memaki dan menembak kepala beberapa anak buahnya yang malah bertanya 'apa pesan terakhirmu' padanya. Seperti memang mengharapkan kematiannya.

" Aku tidak bisa menahan diri, hyung. Aku terlalu merindukanmu. Wajar saja kalau aku-"

" Jadi karena kau terlalu merindukanku kau pikir kau boleh menciumku? Meskipun kata orang kau dikenal sebagai ketua kelompok iljins bagiku kau tetap anak ingusan. Sanghyuk hoobae cengengku,"

" Apa? "

" Kenapa? Kau ingin protes? Sekarang ini kau kan tidak berdaya di bangsal. Aku bisa panggil Juhoon lagi karena dia pasti akan berpihak padaku,"

" Jangan," ucapan Sanghyuk terhenti ketika ponselnya berbunyi. Sungjae bertanya tentang lokasi kamar tempat Sanghyuk dirawat karena saat ini ia sedang berjalan di koridor. " Kamar presiden suite paling ujung," lalu menutup telfonnya. Sanghyuk meletakkan ponselnya dan kembali menatap Hongbin yang sepertinya sedang menunggu Sanghyuk menjawab pertanyaan di kepalanya. " Sebentar lagi akan ada anak buahku datang menjenguk. Kau mau tetap disini? "

《END》Fake Bodyguard💪[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang