💪EPILOG

482 46 58
                                    

Sang dokter menatap sekelilingnya lalu akhirnya mengangguk. Setelah menyuruh para suster memindahkan peralatan persalinan, Jaehwan akhirnya dibiarkan diruangan yang sama dengan Ravi. Ia menoleh ke samping kanan dimana Ravi masih belum sadarkan diri setelah hampir setahun dan alat-alat medis yang digunakannya semakin bertambah.

Jaehwan menatap pilu dan tanpa sadar menitikkan air mata. Apakah Ravi bisa bertahan sampai bisa melihat kelahiran anak mereka?

***

5 tahun kemudian...

Jaehwan menatap beberapa lembar foto ditangannya. Ia tersenyum. Lalu diletakkannya kembali ke album diatas meja. Menyusunnya dengan rapi dan menyimpannya sebagai kenangan yang indah.

Jarinya menyentuh foto pertama, foto anaknya saat masih bayi, lalu berusia dua tahun, sampai menginjak bangku taman kanak-kanak sekarang. Ia kemudian menyusuri foto yang lainnya. Wajah tampan nan mempesona yang tergambar difoto itu membuat Jaehwan menarik nafas.

Ravi, pria yang paling dia cintai didunia ini. Pria paling berbahaya sekaligus paling aman karena bisa melindunginya dari apapun. Ayah dari buah cinta mereka yang sekarang tumbuh dengan sehat dan ceria. Jaehwan begitu bahagia dengan keluarga kecilnya. Dan dia bahagia karena sudah dipertemukan dengan Ravi.

“ Jangan memandangi foto itu terus,”. Jaehwan mengangkat pandangannya dan menemukan seseorang berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan bersilang didada. Jaehwan membalas senyumannya. Pria itu berjalan santai menghampiri Jaehwan. “ Nanti kau sedih karena mengingat kenanganmu dengannya lagi,”

Jaehwan mengangkat bahu. Ditutupnya album foto keluarga kecilnya itu dan memindahkannya ke sudut meja.

Seokjin meletakkan kantong plastik yang dibawanya ke atas meja kerja Jaehwan.  “ Kau perlu meminum buah persik yang segar untuk memperbaiki mood-mu,” ucap pria itu. Jaehwan tersenyum.

“ Terima kasih,”

Seokjin baru saja akan memulai pembicaraan baru sebelum mendengar suara langkah kaki yang familiar.

Ah.. sayang, akhirnya aku bisa menemukanmu. Sungguh melelahkan mencarimu dirumah sebesar ini,” Seokjin tersenyum dan menghampiri kekasih—ralat—isterinya yang terlihat ngos-ngosan karena anak-anak Jaehwan sangat menyukainya. Jadi Seokjin meninggalkannya dan memilih menemui Jaehwan diruang kerjanya.

Jaehwan tersenyum kepada namja yang memiliki tekstur wajah sedikit mirip dengan Seokjin itu, mungkin mereka memang berjodoh.

“ Hai, Jungkookie,” sapa Jaehwan.

“ Hai, hyung,” balas namja yang lebih pendek dari Seokjin. Seokjin langsung merangkul pinggangnya dan memberi kecupan di kepala bagian sampingnya.

“ Kami tadi berkeliling mencari dimana orangtua Juhoon dan Jiwon, tapi kedua anak itu sepertinya mempunyai dunianya sendiri. Tadinya kami pikir kau menjalani bulan madu,”. Jaehwan tersenyum mendengar Seokjin yang menyela. Hmm.. bulan madu. Oh dia sangat ingin merasakan itu. “ Oh ya, Jaehwannie. Isteriku ingin minta maaf,”. Jaehwan yang tengah menopang dagu sambil melamun menaikkan satu alisnya menatap pasangan itu.

“ Iya hyung, maaf karena sikapku yang kemarin,” Jungkook mencebikkan bibirnya menyesal.


(Flashback)

Jungkook menenteng buah-buahan dalam kantong plastik transparan, sambil berjalan cepat-cepat menyusuri koridor menuju ruangan yang diberitahu Seokjin. Ia sungguh panik karena mengira Seokjin yang dirawat saat itu. Tetapi apa yang ia lihat saat membuka pintu sama sekali tak sesuai dengan perkiraannya.

《END》Fake Bodyguard💪[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang